Sederet Fakta Tentang Pendakwah Gus Miftah, Kerap Bagi-bagi Mukena di Sarkem Hingga Hijrahnya 'PSK'

Gus Miftah adalah sosok pendakwah yang kerap menjadikan tempat seperti klub malam menjadi sarana mendakwahnya.

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kolase Tribun Jakarta
Gus Miftaf dan Cinta Penelope 

TRIBUNJAKARTA.COM - Nama Gus Miftah belakangan menjadi perbincangan warganet.

Hal it disebakan unggahan postingan video di akun Instagramnya @gusmiftah.

Dalam video itu Gus Miftah tampak tengah berada di sebuah klub malam di Bali.

Terdengar ia melantunkan selawat di hadapan perempuan-perempuan dengan pakaian sedikit terbuka.

Selang beberapa saat, perempuan-perempuan itu pun turut melantunkan selawat.

Tak pelak, model dakwah yang dilakukan Gus Miftah pun mendapat beragam komentar dari netizen.

Menanggapi hal itu, Gus Miftah mengaku tidak terkejut.

Sebab, mengadakan pengajian di klub-klub malam sudah menjadi rutinitasnya.

"Saya nggak kaget, karena itu rutinitas biasa. Kalau sekarang viral ya mudah-mudahan orang-orang pada melek. Anak-anak kafe aja pada mau ngaji. Masa yang luar enggak," ujar Gus Miftah saat diwawancarai TribunJakarta.com melalui sambungan telepon, Rabu (12/9/2018).

Berikut adalah sederet fakta tentang Gus Miftah.

1. 14 tahun dakwah di tempat seperti klub malam

Gus Miftah blak-blakan memberi penjelasan soal model dakwah yang ia lakukan.

Penjelasaan tersebut disampaikannya saat Gus Miftah ditanya oleh Cinta Penelope.

Pendaftaran CPNS 2018 Seminggu Lagi Dibuka, Simak Info Simulasi CAT yang Diberikan BKN

5 Zodiak Ini Rawan Selingkuh, Gemini Nomor Satu!

Video tanya jawab tersebut diunggah di saluran Youtube 'Dakwah dalam Cinta'.

Selain itu, video itu juga turut diposting di akun Instagram Cinta Penelope @princess_cinta_penelope.

Dalam sesi tanya jawab itu, Gus Miftah mengaku telah berdakwah di tempat seperti klub malam selama belasan tahun.

"Di kafe 14 tahun, termasuk salon plus-plus di Jogja," ucapnya.

2. Kirim surat sebelum dakwah

Gus Miftah pun menjelaskan awal mula ia bisa mengadakan pengajian di klub malam.

Ia mengerahkan seluruh usahanya mulai dari mengirim surat hingga datang ke lokasi.

Namun ajakan itu tak serta merta direspon baik oleh pihak klub malam.

Polisi Sebut Ledakan di Apartemen Essence Dharmawangsa Akibat Kebocoran Tabung Gas 12 Kg

"Awalnya saya surati, saya datangi. Saya ajak komunikasi baik-baik. Saya sampaikan 'sejelek apapun kita masih butuh Tuhan'. Sementara kesempatan anak-anak kafe, lokalisasi itukan minim dibandingkan dengan kita," ujarnya.

"Nah ini saya punya cara, kalau boleh saya bikin acara di sini (kafe dan salon plus-plus). Saya tembusin ownernya, ya ada yang respon, ada yang menolak, ada yang menolak kemudian menerima," imbuhnya.

3. Sarkem tempat pertama didatangi

Bernostalgia, ia beberkan tempat pertama yang ia datangi sekira tahun 2004 silam, yakni Pasar Kembang atau yang biasa disebut Sarkem, lokalisasi di Jogjakarta.

Pertama kali mengajukan izin untuk berdakwah, ia sempat diajak berkelahi oleh preman-preman di sana.

Bahkan ia sempat berhadapan dengan Gun Jack, satu di antara preman yang paling ditakuti di Jogjakarta.

Karyawan Tangisi Pencopotan Pahala Mansury dari Dirut Garuda Indonesia

Ridwan Kamil Ingin Revitalisasi Kalimalang Seperti Sungai di Seoul, Ini Tiga Titik Potensial

"Tempat pertama itu di Sarkem. Responnya pertama kali saya mau diajak kelahi sama preman-preman. Saya dianggap orang gila. Akhirnya saya bisa meyakinkan mereka," terangnya.

"Dulu almarhum Gun Jack itu pertama kali (yang tanya saya), 'visi misinya apa, tujuannya apa, kalau mau kisruh, ya kita habisi di sini'," kenangnya menirukan percakapannya dengan Gun Jack.

4. Diuji keimanannya

Gus Miftah sempat diuji keimanannya setelah banyak PSK yang menggodanya saat berdakwah.

"Alhamdulillah akhirnya mau menerima. Walaupun awalnya banyak gontok-gontokan, ada juga PSK yang mau ngaji hanya untuk godain kita, itu biasa," paparnya.

5. Biaya sendiri

Gus Miftah mengaku seluruh akomodasi ditanggung oleh dirinya sendiri.

Bahkan kebutuhan para peserta pengajian di Jogjakarta, ia sendiri yang menyiapkan.

"Saya itu ngaji di Bosche Bali beli tiket sendiri. Karena saya nggak mau dikira motifnya ekonomi. Semuanya Lillah," aku Gus MIftah.

BKPP Tangsel Sebut Jatah 115 Formasi CPNS Masih Kurang

"Dan alhamdulillah selama perjalanan 14 tahun ini kalau saya ngaji di Sarkem pun konsumsi, konsumsi, mukena, sajadah, Al-Quran, itu semua saya yang bawain," lanjutnya.

Dengan begitu ia berharap tidak pernah terlibat masalah uang.

Sebab ia tak mau diasumsikan sebagai pendakwah yang berjuang karena motif ekonomi.

6. Banyak yang hijrah

Selama 14 tahun berlalu, Gus MIftah mengaku sudah banyak pihak yang berhijrah karena dakwahnya itu.

Mereka yang berhijrah, ada yang langsung seusai acara dakwah itu, ada juga yang yang selang beberapa waktu kemudian.

Bahkan, lanjut Gus MIftah, ada juga teman-teman PSK yang berhijrah dan memberikan pengalamannya di depan jemaah.

I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra Jabat Dirut Garuda Indonesia

Rupanya tak hanya PSK, para pria seperti server (pelayan) dan bartender (pelayan minuman alkohol) pun tak sedikit yang turut berhijrah.

"Alhamdulillah jangankan yang hijrah, yang nonmuslim jadi muslim aja banyak. Sampai teman-teman PSK yang datang ke tempat pengajian saya itu kasih testimoni depan jemaah. Alhamdulillah, nggak kehitunglah," paparnya.

"Lelaki juga banyak, kayak server, bartender, itu banyak juga," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved