Warga Kampung Nelayan Kamal Muara Keluhkan Sulitnya Menemukan Air Bersih
Warga kampung nelayan Kamal Muara, Jakarta Utara, merasakan sulitnya mendapatkan air bersih.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Warga kampung nelayan Kamal Muara, Jakarta Utara, merasakan sulitnya mendapatkan air bersih.
Terpaksa, warga pun harus membeli air bersih seharga Rp 6 ribu satu gerobak.
"Kita di sini airnya dari satu PAM yang dipakai ramai-ramai, harganya Rp 6 ribu per gerobak" ujar seorang ibu warga Kamal Muara, Rabu (12/9/2018).
Warga berharap mendapat kemudahan untuk memiliki air bersih tanpa harus membeli setiap hari di pemasok.
Indriyati (38), Ketua RT 02/04, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, membenarkan kesulitan warganya mendapatkan air bersih.
"Warga di sini memang kalau untuk air bersih dari PAM yang ada di penyuplai," ujar Indriyati.
Dalam satu gerobak terdapat lima jeriken yang masing-masingnya mampu menampung 20 liter air.
Ada dua cara warga kampung nelayan Muara Baru mendapatkan air PAM.
Pertama, warga bergantian membawa air tersebut menggunakan gerobak.
Cara kedua, warga menunggu giliran air dialirkan menggunakan pipa.
"Kalau mati lampu dan banyak permintaan itu susah juga mengaturnya. Jadi agak lama prosesnya," ujar Talo, pemasok air PAM di kawasan Kamal Muara.
Ada alternatif lain untuk warga mendapatkan air.
Hanya saja, air tersebut merupakan air bor yang mengandung air laut.
Air bor tersebut berasal dari Masjid Nurul Bahar di RT 02 RW 04, Kawasan Kampung Nelayan, Kamal Muara.
Air yang asin dan kekuningan membuat warga tetap memilih menggunakan air PAM.
Pengunaan air bor yang asin, tidak bisa dipakai untuk kegiatan mencuci, mandi dan masak.
"Kalau air bor itu kan asin, jadi kalau dipakai mencuci kurang bersih, kalau dipakai mandi lengket-lengket" ujar seorang warga.
Dalam sebulan warga membayar uang bulanan Rp 40 ribu untuk air bor tersebut.
Namun, permintaan yang banyak membuat warga seringkali tidak kedapatan jatah.
Sarifudin (43), warga Kamal Muara menggunakan dua gerobak air PAM dalam sehari.
"Saya pakai air dari penyuplai juga, tapi pakai air bor juga. Sesuai kebutuhan saja," ujar Sarifudin.
Untuk meminimalisir pembelian air PAM, ia sering membawa air dari tempatnya bekerja menggunakan jeriken.
"Kalau misal bisa punya PAM sendiri saya mau, biar enggak susah airnya," ujar dia.
Setiap rumah di kawasan Kamal Muara memiliki drum besar di depan rumah untuk menampung air bersih.