Asian Para Games 2018
Bangkit dari Keterpurukan, Fadli Imanuddin Semakin Cinta Sepeda dan Siap Harumkan Indonesia
Setelah kehilangan sebagian kaki kirinya, Fadli Imanuddin bisa kembali ke jalur semula: menjadi atlet andalan Indoneisa dengan cara lain.
Awalnya bersepeda adalah hobi Fadli ketika masih mempunyai fisik sempurna. Menurut dia bersepeda akan membantu menguatkan fisik yang diperlukan oleh seorang pebalap motor.
“Setelah kejadian itu memang saya lebih giat bersepeda, saya banyak latihan sepeda karena saya yakin saat latihan sepeda itu bisa meningkatkan stamina saya, kita punya latihan kardio. Kalau tidak lari, sepeda, renang, akhirnya saya pilih sepeda,” kata Fadli.
Seiring berjalannya waktu, kian hari Fadli fokus bersepeda. Ke mana pun pergi ia selalu membawa sepeda. Dari sini lah jalan Fadli menjadi atlet kembali terbuka.
“Semenjak latihan sepeda semakin kuat, saya sampai ke Jogja buat latihan sepeda, kemana-mana tidak lupa bawa sepeda. Jadi benar-benar tidak bisa lepas dari sepeda. Saya main sama Doni Tata, teman balapan saya, main sepeda di sana,” cerita Fadli.
Setelah bersepeda, keakraban mereka kemudian diunggah melalui sosial media. Hingga akhirnya, Fadli menerima pesan masuk dari Puspita Mustika Adya, pelatih sepeda ternama Indonesia.
Pesan tersebut berisikan tentang ajakan Fadli untuk menjadi atlet para cycling Indonesia pertama.
“Saat itu saya tidak berpikir lama-lama, detik itu juga saya bilang mau. Itu tahun awal 2017. Kenapa saya terima karena pertama selama ini saya latihan otodidak, terus ditawari sama pelatih sepeda, terus kenapa tidak,” cerita Fadli.
Sebenarnya Fadli menerim tawaran tersebut awalnya hanya ingin meningkatkan stamina berlatih lantaran masih menyimpan ambisi untuk turun di arena balap motor meski pun dengan kelas yang berbeda.
Setelah dilatih Puspita secara intensif, Fadli sedikit demi sedikit melupakan ambisi awalnya kembali di balap motor. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk terjun menjadi atlet para cycling.
“Awalnya cuma mau jaga staminta karena mau turun di balap motor lag, tapi ternyata kecemplung di para cycling sampai dengan saat ini saya sudah sangat jatuh cinta sekali,” ungkap dia.
“Jiwa kompetisi saya masih berapi-api, sekarang saya tidak bisa berkompetisi di motor tapi di sepeda. Jadi intinya sama saja, sama-sama punya stang, sama-sama punya roda, sama-sama bermain dengan waktu, ya sama-sama punya tantangan yang besar dan saya sangat suka itu,” kata Fadli.
Setelah memutuskan untuk menjadi atlet para cycling, Fadli yang baru sebulan berlatih dengan coach Puspita langsung dipercaya untuk turun di kejuaraan Para Cycling Asia di Bahrain.
Pada kejuaraan tersebut, Fadli hanya mampu finis di peringkat keempat.
Usaha demi usaha yang fadli lakukan akhinrnya berbuah manis pada September 2017.
Kembali dipercaya membawa nama Indonesia, kali ini Fadli tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan berhasil meraih dua perak dan dua perunggu di ajang ASEAN Para Games 2017.