Wali Kota Depok Akan Tindak Tegas Pengembang Perumahan Aruba yang Putus Aliran Listrik Warga

"Akan segera dinyalakan. Karena ini tidak dibenarkan secara aturan PLN. Mereka pelanggan yang harus diberikan haknya," kata Idris

Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Bima Putra
Wali Kota Depok M. Idris Abdul Shomad saat ditemui wartawan di Cilodong, Depok, Senin (24/9/2018) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CILODONG- Wali Kota Depok M. Idris Abdul Shomad akan mengambil langkah tegas kepada pengembang perumahan Aruba, Pancoran Mas yang menyalahi aturan.

Tindakan tegas dilakukan bila hingga bulan depan pengembang tak juga menyalakan aliran listrik tujuh rumah warga perumahan Aruba.

"Akan segera dinyalakan. Karena ini tidak dibenarkan secara aturan PLN. Mereka pelanggan yang harus diberikan haknya. Dalam waktu dekat ada sikap tegas kepada pengembang," kata Idris di Cilodong, Depok, Senin (24/9/2018).

Idris menunggu hingga bulan depan karena prosedur surat teguran diberikan dalam jangka waktu per bulan.

Hingga kini Pemkot Depok telah melayangkan surat teguran kedua pada pengembang perumahan Aruba.

Kader partai PKS ini menyebut telah mengetahui laporan yang dibuat tujuh warga ke Polresta Depok di pertengahan September.

"Ini sedang dipelajari oleh pihak kepolisian. Diperiksa dari pihak pengembang, sedang dikonfirmasi ke pihak PLN. Jadi sedang dikaji dan dipelajari oleh kepolisian," ujarnya.

Sebagai informasi, pengembang perumahan Aruba memutus aliran listrik tujuh rumah warga dengan alasan mereka tak membayar Iuaran Pengelolaan Lingkungan (IPL).

Hidup Sederhana, Mudy Taylor Dikenal Tetangga Tidak Pelit dan Suka Menyumbang

Kapolsek dan Kanit Reskrim Nyamar Jadi Kernet Tangkap Oknum Pungli Sopir Truk di Bantar Gebang

Ada Asian Para Games, Relokasi Pedagang Sate Taichan Diperpanjang Hingga 30 Oktober 2018

Juru bicara warga perumahan Aruba yang aliran listriknya diputus Vid Adrison menuturkan mereka menolak membayar IPL karena kenaikan biaya yang tidak wajar.

Tahun 2009 warga membayar IPL sebesar Rp 200 ribu per bulan, tapi di tahun 2017 IPL naik hingga berkisar Rp 1 juta.

"Sebenarnya ada banyak warga yang tidak membayar IPL, tapi pengembang memutus tujuh aliran listrik untuk menjadi contoh kalau melawan mereka. Rumah saya sendiri tidak diputus listriknya, tapi ada kemungkinan nanti diputus," ujar Adrison.

Warga perumahan Aruba sendiri telah berupaya membicarakan permasalahan IPL ini sejak bulan Februari 2018.

Pertemuan itu dihadiri dua perwakilan pengembang perumahan Aruba, Camat Pancoran Mas, dan Lurah Depok Jaya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved