Kisah Sedih Ibu Bawa Dua Anaknya Narik Ojek: Badan Tambah Kurus dan Pernah Dikunci Berdua
Sebagai pengemudi ojek online pengantar barang bagi Wa Ode Siti Zuhroh Badiah menjadi masalah karena harus memboyong dua buah hatinya.
Penulis: Bima Putra | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, LIMO - Sebagai pengemudi ojek online pengantar barang bagi Wa Ode Siti Zuhroh Badiah menjadi masalah karena harus memboyong dua buah hatinya.
Selain butuh usaha ekstra menenangkan Azzhara Yuriko Akhmad (4) dan Keisha Zanneta Faiza (1), Wa Ode harus menahan kesedihan melihat tubuh anaknya yang dirasa semakin kurus.
Terlebih Wa Ode harus memacu sepeda motor Yamaha Mio MI 125 dari kediamannya di Limo, Depok menuju titik awal dia kerap mendapat pesanan, Taman Puring, Jakarta Selatan.
"Sedih, setelah ikut saya kerja berat badan mereka semakin kurus. Azzhara sekarang beratnya 15 kilogram, Keisha sekarang 9 kilogram. Saya sendiri jadi sering sakit-sakitan juga karena harus kerja sampai malam," kata Wa Ode di Limo, Depok, Jumat (28/9/2018).
Tidak adanya keluarga, suami dan tetangga yang bersedia menjaga buah hatinya selama bekerja, membuat Wa Ode terpaksa membawa kedua anaknya.
Saat masih mengantarkan penumpang, dia pernah mencoba mengunci Azzhara dan Keisha di dalam rumah yang hingga kini status kepemilikannya masih belum jelas.
Wa Ode mulai bekerja sejak pukul 06.00 WIB setelah memberi ASI kepada Keisha dan menyiapkan makanan untuk mereka, lalu pulang kembali sekitar pukul 12.00 WIB.
"Waktu masih bawa orang (penumpang, red) saya kunci mereka di rumah dari pagi sampai siang. Selalu saya tinggalin makanan buat mereka tapi enggak pernah dimakan. Pernah saya baru balik jam tiga sore karena harus nganter sampai Bekasi. Ninggalin anak sama bawa, sama-sama sedih sebenarnya," ujarnya.
Mengunci anaknya di rumah sempat Wa Ode lakukan pada Februari 2018 saat awal menjadi pengemudi ojek online.
Karena tak ingin ditinggal sendiri, sekira April, Azzhara dan Keisha meminta Wa Ode memboyong mereka ikut bekerja.
Biaya menitipkan anak yang satu harinya mencapai Rp 70 ribu sangat membebani Wa Ode yang rata-rata penghasilan per hari Rp 100 ribu.
"Mereka sadar sering ditinggal. Jadi sebelum saya berangkat mereka sudah bangun dan minta ikut saya narik. Akhirnya ya sampai sekarang ini saya bawa mereka. Sedih banget harus bawa mereka, tapi mau bagaimana," keluh dia lagi.
Kesedihan Wa Ode kian parah karena tak mampu membelikan makanan bergizi bagi Azzhara dan Keisha yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Meski selera makan dua anaknya tak sulit, lazimnya anak yang ingin mencoba makanan baru kadang membuat Wa Ode bersedih.
Tak semua permintaan anaknya dapat ia penuhi.
Wa Ode menjadi orangtua tunggal. Ia diduga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya.
"Pas lagi jalan si kakak (Azzhara) pernah minta makan di restoran. Katanya 'Mah ayo kita makan di restoran'. Saya bilang 'Enggak ada duitnya, kita makan mi instan saja ya'. Akhirnya dia mau dan saya beliin mi instan," cerita Wa Ode.
Wa Ode bukan tak ingin menjadi pembantu rumah tangga seperti yang disarankan banyak pihak kepadanya.
Menurut dia pekerjaan pembantu rumah tangga yang disarankan banyak orang tak dapat disanggupi karena usia Azzhara dan Keisha yang selalu ingin dekat orangtua.
Kesedihan Wa Ode belum mampu membahagiakan anaknya diperburuk dengan kondisi kamar tempat mereka bertiga tidur.
Saat hujan, ada beberapa plafon yang bocor sehingga harus selalu menyediakan ember dan beberapa baskom guna menampung tetesan air.
"Kamar bocor jadi saya taruh ember biar kamarnya enggak basah. Enggak ada biaya perbaikin rumah, beberapa perabotan rumah saja saya jual kalau pas enggak ada yang mau kasih pinjaman," lanjut Wa Ode.