Gempa di Donggala
Listrik dan Komunikasi Lumpuh, BNPB Sulit Peroleh Informasi Korban Jiwa
Badan Nasional Penanggulangan Bencana sulit mendata korban gempa dan tsunami karena jaringan listrik dan komunikasi rusak di Palu dan Donggala.
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana sulit mendata korban gempa dan tsunami karena jaringan listrik dan komunikasi rusak di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan saat ini hanya terdapat 1 satu provider telepon seluler yang masih normal.
"Di Donggala, Palu dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus. Terdapat 276 base station yang tidak dapat dapat digunakan," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).
Ia juga menjelaskan, tujuh gardu induk PLN padam setelah gempa mengguncang Sulawesi Tengah, khususnya di Palu dan Donggala. Hingga saat ini, baru dua gardu induk yang bisa dihidupkan kembali.
"Donggala dan Palu kita belum dapat data yang komprehensif. Listrik padam, komunikasi putus, menyebabkan data belum terupdate baik," ujar Sutopo.
Sutopo mengatakan Kementerian terkait sudah mengirimkan petugasnya untuk segera memulihkan jaringan listrik dan komunikasi, khususnya di Palu dan Donggala.
"Kemekominfo melakukan penanganan dalam upaya pemulihan jaringan telekomunikasi. PLN Regional Sulawesi saat ini mobilisasi tim dan logistik (material, makanan dan minuman) berbagai penjuru alternatif," ujar Sutopo.
Gempa melanda Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9/2018), berkekuatan magnitudo 7,4. Gempa terjadi pada pukul 17.02.44 WIB atau 18.02.44 WITA.
Selain itu, gempa juga menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dan Pantai Donggala, memiliki ketinggian berkisar 1,5 hingga 2 meter.