Pemkot Depok Belum Beri Bantuan ke Orangtua Bayi Tanpa Anus
Pasalnya uang tabungan mereka hanya mampu membiayai biaya rawat jalan dan kebutuhan Rayyan untuk satu bulan ke depan.
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, BEJI - Oklavia Supriatin (39) dan Haryanto (44) masih bingung mencari biaya rawat jalan dan kebutuhan sehari-hari anaknya, Rayyan Haryo Ardianto yang lahir tanpa anus.
Pasalnya uang tabungan mereka hanya mampu membiayai biaya rawat jalan dan kebutuhan Rayyan untuk satu bulan ke depan.
"Sekarang uang tabungan tinggal sedikit, cuman bisa beli kebutuhan Rayyan untuk satu bulan lagi. Kebutuhan Rayyan sebulan kan kurang lebih Rp 2,5 juta," kata Oklavia saat dihubungi wartawan di Beji, Depok, Minggu (30/9/2018).
Oklavia menjelaskan, harga 30 kantung kolostomi yang digunakan Rayyan untuk buang air besar yakni Rp 1.050 juta, empat kaleng susu penambah berat seharga Rp 1.280 juta.
Dia memilih susu penambah berat karena berat Rayyan sempat anjlok sebelum menjalani tahap satu pembuatan saluran pembuangan sementara di perutnya.
Terlebih dokter harus memotong sekira dua sentimeter usus bayi malang itu karena infeksi akibat gas dan kotoran yang tertahan di perut.
"Kalau dari Pemkot belum ada bantuan. Tapi Alhamdulilah kemarin ada saudara, teman, dan pihak lain yang kasih bantuan uang, sangat membantu. Kemarin baru berobat lagi di RS Hermina Depok karena sakit batuk, pilek, habis Rp 880 ribu," ujarnya.
Oklavia dan Haryanto sendiri telah mengajukan permohonan bantuan kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Depok.
Sejak satu pekan lalu mereka sudah menyerahkan formulir beserta persyaratan yang diminta oleh Baznas Depok.
Namun hingga kini belum pasti apakah orangtua empat anak itu akan mendapat bantuan materi dari Baznas.
"Untuk biaya rawat jalan masih ditanggung sendiri. Tapi sekarang ada bantuan ambulans untuk pergi kontrol, jadi cukup membantu mengurangi biaya," tuturnya.
Rayyan sebenarnya dapat menjalani kontrol secara gratis bila datang ke RSPAD Gatot Soebroto tempatnya menjalani operasi pembuatan anus yang masih butuh dua tahap lagi.
Namun jarak dari kediamannya di Kecamatan Beji, Depok memakan waktu dan melelahkan sehingga Oklavia memilih membawa Rayyan ke RS Hermina Depok.
"Kalau kontrol di RSPAD memang gratis karena ditanggung BPJS. Tapi jaraknya jauh dan ongkosnya mahal. Pulang pergi butuh Rp 300 ribu. Kan enggak mungkin saya bawa Rayyan naik kendaraan umum dengan kondisinya," ujarnya.
• BNPB Minta BMKG Pasang Alat Pendeteksi Tsunami yang Lebih Canggih
• Tiba di Palu, Jokowi Susuri Puing dan Bangunan Runtuh Pasca Gempa dan Tsunami
Sebagai informasi, nyawa Rayyan nyaris terancam karena RS GPI Depok diduga terlambat memberi tahu bahwa Rayyan tak memiliki anus.
Bayi malang itu lahir pada Jumat (27/7/2018) namun baru menjalani operasi pembuatan saluran pembuangan sementara di perutnya pada Selasa (31/8/2018).
Kepala Humas RS GPI Tita Kania menyebut pihaknya telah memberi penjelasan terkait penanganan Rayyan kepada Dinas Kesehatan Kota Depok.
Namun Tita menyebut informasi itu bersifat rahasia dan tak dapat dipublikasikan kepada masyarakat.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinkes. Adapun mengenai informasi medis mohon maaf tidak dapat kami sampaikan karena sifatnya rahasia," jelas Tita, (10/9).
Bila ada pihak yang berkenan, Oklavia dan Haryanto sendiri menerima bantuan materi untuk meringankan beban mereka.
Bantuan dapat diberikan melalui transfer ke rekening BCA 7150299351 atas nama Haryanto.
Hingga berita ini ditulis, TribunJakarta.com belum mendapatkan jawaban dari pihak Pemkot Depok terkait bantuan untuk Rayyan.