Gejolak Rupiah

Nilai Tukar Rupiah Lesu, Dahnil Anzar Sarankan Pemerintah Kurangi Ambisi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melesu, Dahnil Anzar lantas menyarankan pemerintah untuk mengurangi ambisi.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/SUCI FEBRIASTUTI
Bakal Calon Wakil Presiden (cawapres) Sandiaga Uno bersama Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat melayani kaum dhuafa di Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

TRIBUNJAKARTA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melesu, pada Sabtu (6/10/2018).

Dikutip TribunJakarta.com dari bloomberg.com, rupiah menembus Rp15.183.

Rupiah melemah 0,3 persen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Posisi rupiah hari ini menjadi yang terlemah sejak kurs acuan diperkenalkan pada 20 Mei 2013.

Juru Bicara Koalisi Adil Makmur, Dahnil Anzar Simanjuntak lantas membeberkan pandangannya soal solusi dalam menangani nilai tukar rupiah yang terus melesu.

Nilai tukar rupiah
Nilai tukar rupiah pada Sabtu (6/10/2018). (Bloomberg.com)

Namun awalnya Dahnil Anzar menyindir langkah yang diambil pemerintah.

Dahnil Anzar menyentil pernyataan pemerintah yang menyebut pelemahan rupiah tidak mempengaruhi perekonomian di Indonesia.

"Pernyataan pemerintah yang menyampaikan Rp Baik-baik saja, bisa dipahami sebagai upaya untuk meyakinkan perbankan.

Agar tidak bergejolak. Ironisnya, pernyataan pemerintah tersebut sulit untuk dipercaya oleh perbankan.

Bahkan oleh perbankan dalam negeri sendiri. #rupiah," tulis Dahnil Anzar.

Rupiah Tembus 15 Ribu per Dolar AS, Iwan Fals Singgung Mata Uang Zimbabwe

Habiskan Dana Milyaran Rupiah, Ini 3 Fenomena Operasi Plastik: Bagus Atau Tak Karuan?

TONTON JUGA

Menurut Dahnil Anzar upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangani pelemahan rupiah tidak menyentuh akar permasalahan yang ada.

"Pertanyaannya,kenapa pernyataan pemerintah tidak berhasil mendapatkan sentimen positif dari perbankan Jawaban singkatnya,sbb upaya yang saat ini dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi depresiasi nilai tukar rupiah,Artifisial, kosmetik,tidak menyentuh akar masalah sesungguhnya," tulis Dahnil Anzar.

Dahnil Anzar lantas membeberkan tiga langkah yang menurutnya mampu mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah.

Pertama menurut Dahnil Anzar pemerintah harus menaikan pajak komoditas yang memiliki porsi besar, seperti import baja dari Cina serta produk otomotif dari Jepang.

"Maka tawaran solusi yg bs dilakukan.

Pertama, pemerintah mestinya menaikkan pajak komoditas yang memiliki porsi besar dalam impor kita, seperti impor baja dari Cina serta produk otomotif dari Jepang, jadi bukan hanya menaikkan pajak barang-barang perintilan #rupiah," tulis Dahnil Anzar.

Kedua Dahnil Anzar meminta pemerintah untuk mengurangi ambisi dalam pembangunan infrastruktur yang tidak terlalu menjadi prioritas.

"Kedua, mengurangi ambisi pertumbuhan agar defisit segera turun drastis.

Ini bisa diwujudkan dengan menunda proyek-proyek infrastruktur non-prioritas yang didanai utang dalam denominasi dollar.

Jika konsisten, cara ini akan membantu menenangkan gejolak Rupiah #rupiah," tulis Dahnil Anzar.

Ketiga menurut Dahnil Anzar pemerintah harus serius dalam menangani perdagangan minyak dan gas (migas).

"Berikutnya adalah secara serius mengurangi defisit perdagangan migas yg selama ini terus memberikan tekanan berat pada Rupiah.

Defisit perdagangan migas kita tahun 2017 sudah minus 12 miliar Dollar (180 triliun Rupiah) dan terus merangkak naik #rupiah" tulis Dahnil Anzar.

"Bahkan 70 persen defisit neraca berjalan kita berasal dari defisit migas ini.

Kita perlu bergerak cepat untuk menerapkan kebijakan konversi energi kendaraan bermotor (migrasi BBM ke BBG, biofuel dan listrik) serta insentif dan percepatan bagi pemain energi terbarukan #rupiah," tulis Dahnil Anzar.

Menko Luhut Sebut Jangan Risaukan Rupiah Lesu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tidak perlu risau dengan nilau tukar rupiah dengan dollar AS yang sampai pada level Rp 15.000.

"Saya rasa tidak ada masalah, kenapa mesti risau ada (di level) Rp 15.000,"ujar Luhut di Kantor Menko Bidang Kemaritiman, Rabu (3/10/2018) malam.

Dia mengungkapkan, nilai tukar rupiah saat ini yang saat ini berada di kisaran Rp 15.000 per dollar AS hanya level psikologis baru.

"Dulu level psikologis (ada di level) Rp 10.000, terus (ke level) Rp 13.000, ya sekarang Rp 15.000. Karena apa saya bilang tidak perlu risau? Karena inflasi kita masih bagus, terus utang kita juga masih rendah. Malah kemarin saya di New York ketemu dengan beberapa fund manager yang mengatakan kenapa kalian tidak tambah utang lagi? Karena room kalian utang masih luas," paparnya.

Luhut pun menjelaskan, pemerintah saat ini juga berupaya melakukan berbagai langkah untuk menekan laju impor di Indonesia.

Rupiah Melemah, Harga Sayuran di Pasar Cempaka Putih Mulai Naik

AS Bikin Rupiah Tak Beranjak hingga Luhut Pandjaitan Lobi Investor Asing

Di antaranya penerapan kewajiban pemakaian biodiesel (B20), pengembangan pariwisata, dan penggunaan TKDN.

Dia minta agar soal nilai tukar rupiah ini tidak dibesar-besarkan dan seakan terpuruk.

"Jadi kita jangan lihat itu hanya dari satu sisi saja, bahwa betul rupiah (ada di level) Rp 15.000. Namun, kalau dilihat sekarang APBN kita sangat kredibel. Tidak ada masalah untuk pendanaan. Orang kita bayar untuk di Palu, Ibu Ani ngasih duitnya. Jadi, kita tidak usah ceritain sama orang-orang yang tidak jelaslah," ujar Luhut.

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 15.075 per dollar AS pada perdagangan pasar spot sore, Rabu (3/10/2018). Posisi tersebut 32 poin melemah atau 0,22 persen dari penutupan Selasa (2/10/2018) sore di level Rp 15.043 per dollar AS.

Sementara itu untuk kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp 15.088 per dollar AS atau melemah 100 poin dari hari sebelumnya di Rp 14.988 per dollar AS.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved