Progres Pembanguan Rusunami DP 0 Persen Sudah 14 Persen
Menurut rencana, Rusunami yang dibangun di tanah seluas 1,5 hektar itu akan mulai di launching pada tanggal 12 Oktober mendatang
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
lihat foto
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Progres pengerjaan rumah susun sederhana milik (Rusunami) Klapa Village yang berada di samping TPU Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur udah mencapai 14 persen.
"Untuk saat ini kurang lebih 13 sampai 14 persen, saat ini sudah sampai pengecoran lantai tiga," ujar Wakil General Manager Kerja Sama Operasi (KSO) PD Sarana Jaya Rizalhan, Senin (8/10/2018).
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, sejumlah pekerja terlihat sedang melakukan pengerjaan di lantai tiga, mereka nampak sedang melakukan pemasangan plat dan kolong di lantai tiga.
Sebuah tiang crane berwarna kuning pun terlihat sedang dipersiapkan untuk mengangkat besi-besi dari bawah ke lantai tiga.
Tak hanya itu, sebuah ekskavator berwarna biru muda juga terlihat sedang meratakan tanah di sekitar lokasi pembangunan rusunami.
Besi-besi dan balok-balok batu bata juga terlihat berserakan di sekitar lokasi pembagunan.
Menurut rencana, Rusunami yang dibangun di tanah seluas 1,5 hektar itu akan mulai di launching pada tanggal 12 Oktober mendatang.
Sementara proses pengecoran akhir diperkirakan rampung pada bulan Desember 2018 atau Januari 2019 mendatang.
• Ketua Federasi Penyandang Disabilitas Kecewa dengan Pelayanan Volunteer Asian Para Games 2018
"Kalau topping of sampai lantai 21 itu rencana kami bulan Desember atau januari. Rampung Juli atau Agustus 2019," kata Rizalhan.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada tahap awal pembangunan ini, pihak Pemprov menyedikan 703 unit rusunami yang diterdiri dari tipe, yaitu 36 dan 21.
Unit rusunami dengan tipe 36 akan dibangun sebanyak 512 unit dan dijual dengan harga Rp 320 juta.
Sementara rusunami tipe 21 berjumlah 190 unit dan dibanderol seharga Rp 185 juta.
Adapun syarat bagi masyarakat yang berminat harus memiliki KTP DKI Jakarta dan berpenghasilan maksimal Rp 7 juta perbulan.
