Warga Swadaya Bangun Rumah Pengemudi Ojek Online dan Anak Yatim Piatu

Warga Petukangan Selatan berduyun-duyun mengumpulkan dana swadaya demi membangun sebuah rumah layak bagi sesama warganya.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Rumah keluarga yatim piatu di Petukangan, Jakarta Selatan, Senin (8/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN -Warga Petukangan Selatan berduyun-duyun mengumpulkan dana swadaya demi membangun sebuah rumah layak bagi sesama warganya.

Warga yang dibantu itu merupakan anak yatim piatu dan orang tidak mampu.

Sebab, rumah yang ditinggali mereka jauh dari kata layak.

Setiap hujan tiba, air acapkali membasahi ruang bagian dalam rumah mereka.

Rumah itu berada di permukiman padat penduduk di Jalan Haji Umar RT 008/02 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

"Ada dua rumah yang dihuni oleh dua keluarga yang akan kami bantu, satu keluarga yatim piatu dan satu orang tidak mampu," ungkap Ketua Pelaksana bedah rumah Lasimin kepada TribunJakarta.com, Senin (8/10/2018) di lokasi.

Sebenarnya inisiatif pengajuan kepada pemerintah untuk bedah rumah dilakukan sejak tahun 2016.

"Dulu tahun 2016, pelaksanaannya terhambat karena surat menyurat. Tahun ini kita ajukan lagi ke Badan Amal, Zakat Infaq dan Sedekah (Bazis). Cuman sampai dengan hari ini dananya belum turun," paparnya.

Agar pelaksanaannya bisa segera direalisasikan, warga berinisiatif menghimpun dana dari masyarakat.

"Sampai saat ini semua dana berasal dari masyarakat, ada yang sumbang semen dan segala macamnya. Kita harus gerak cepat. Siapa yang bersimpati akan langsung kami berikan. Untuk dana sekarang baru 8 juta rupiah yang dihimpun," tuturnya.

Estimasi pembangunan kedua rumah berukuran 90 meter persegi itu sekira 50 juta rupiah.

"Baru hari ini kita lakukan, sebulan mudah-mudahan selesai, tergantung terkumpulnya dana. Bantuan sampai saat ini masih dalam bentuk material," paparnya.

Tak hanya biaya untuk membangun rumah, warga juga urunan membiayai kontrakan sementara untuk penghuni rumah tersebut.

"Dua biaya, pertama untuk biaya kontrakan, karena penghuni harus pindah dulu. Kemudian biaya untuk pembangunan," tuturnya.

Sementara itu, satu di antara pemilik rumah, Suryadi yang diberikan bantuan bedah rumah sangat berterima kasih dan bersyukur.

"Saya senang sekali dan bersyukur dibangunnya rumah saya. Saya tinggal berempat sama adik saya. Kami sudah ditinggal kedua orang tua beberapa tahun lalu," ujar pria yang bekerja sebagai pengemudi ojek online itu.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved