Rupiah Melemah, Harga Bawang dan Cabai di Pasar Jatinegara Merangkak Naik

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TEIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika ternyata turut mengakibatkan kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.

Pantauan TribunJakarta.com, kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti cabai dan bawang berkisar antara Rp 1.000 hingga Rp 2.000.

Rizal (40), pedagang di Pasar Jatinegara, mengatakan, kenaikan harga cabai dan bawang putih baru dirasakan sejak beberapa hari terakhir ini.

"Baru beberapa hari ini sih, sejak dolar makin tinggi, semuanya ikut naik, tapi untung masih banyak yang beli," ujarnya di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (12/10/2018).

Ia menerangkan, saat ini harga cabai keriting berada di angka Rp 35 ribu per kilogram atau naik Rp 2.000 dari harga sebelumnya, yaitu Rp 33 ribu.

Sementara itu, cabai merah besar dan rawit merah turut mengalami kenaikan, yaitu sebesar Rp 1.000, sementara rawit hijau mengalami kenaikan sebesar Rp 1.500.

"Cabai merah besar sekrang Rp 39 ribu, kalau yang rawit merah Rp 35 ribu, sama-sama naik Rp 1.000," ucapnya kepada TribunJakarta.com.

"Kalau rawit hijau sekarang Rp 34.500 per kilogram," tambahnya.

• Rupiah Terus Melemah, Prabowo Subianto: Kita Tambah Miskin

• Punya 3 Tipe, Palling Murah Rp 184 Juta, Ini Lokasi Rusunami DP 0 Rupiah untuk Warga Jakarta

• Kabar Gembira, Rusunami DP 0 Rupiah di Pondok Kelapa Diluncurkan Besok

Dikatakan Rizal, harga bawang, baik itu bawang merah dan bawang putih turut mengalami kenaikan harga, meski besarnya tak terlalu signifikan.

"Bawang putih naiknya dikit, hanya Rp 500 jadi sekarang saya jual Rp Rp 27,5 ribu," kata Rizal.

Kemudian, bawang merah naik sebesar Rp 1.000, menjadi Rp 25 kilogram perkilonya.

Meski mengaku tak mengalami penurunan omzet lataran masih banyaknya masyarakat yang membeli cabai dan bawang, namun Rizal berharap harga kedua bahan kebutuhan pokok ini tidak terus mengalami kenaikan harga.

"Ya maunya sih stabil aja, jangan naik lagi. Nanti kalo semakin naik, lalu pembeli kabur kan kita pedagang yang bingung," ucapnya.