Gempa di Donggala

Kembali Buka Usai Bencana Gempa dan Tsunami, Pedagang Oleh-oleh di Palu Dapat Omzet Rp 20 Juta

"Saya mulai buka sejak Sabtu kemarin," ujar Goan (45), pemilik toko oleh-oleh Sal-Han di Jalan SIS Aldjufrie, Senin (15/10/2018).

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA
Pembeli sedang melihat oleh-oleh khas Palu yang sudah banyak ?buka pasca bencana gempa, tsunami dan likuifaksi mengguncang kota ini. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PALU - Dua pekan setelah bencana mengguncang, roda perekonomian di Kota Palu, Sulawesi Tengah sudah mulai berangsur normal.

Jalanan di Kota Palu sudah banyak dilalui kendaraan.

Toko yang menjual oleh-oleh khas Palu pun sudah mulai banyak yang buka.

Seperti yang terlihat di Jalan SIS Aldjufrie, Kota Palu.

Bangunan yang ada di kawasan ini memang ‎tidak terlalu parah terdampak gempa. Tsunami pun juga tidak melanda wilayah ini. 

"Saya mulai buka sejak Sabtu kemarin," ujar Goan (45), pemilik toko oleh-oleh Sal-Han di Jalan SIS Aldjufrie, Senin (15/10/2018).

Beberapa oleh-oleh khas Palu yang dijual di tempat ini diantaranya, bawang goreng, kopi jahe, abon, emping, keripik dan lainnya.

Untuk harganya bervariasi mulai dari Rp 15 sampai Rp 150 ribu tergantung ukurannya.

Bawang goreng oleh-oleh khas Palu yang sudah banyak ?buka pasca bencana gempa, tsunami dan likuifaksi mengguncang kota ini.
Bawang goreng oleh-oleh khas Palu yang sudah banyak ?buka pasca bencana gempa, tsunami dan likuifaksi mengguncang kota ini. (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA)

Menurutnya sejak buka kembali pasca gempa, omzetnya meningkat sampai tiga kali lipat dibanding hari biasanya.

"Sejak gempa ini omzetnya lebih banyak. Satu hari itu saya bisa dapat Rp 15 sampai Rp 20 juta,"kata Goan.

Goan menuturkan yang paling banyak diburu pembeli yakni bawang goreng yang menjadi oleh-oleh khas Palu.

Adapun pembeli mayoritas adalah para relawan yang akan pulang ke daerahnya masing-masing usai membantu evakuasi korban bencana di Palu, Donggala dan Sigi.

"Bawang goreng itu yang paling banyak dibeli karena itu memang khas Palu. Yang beli itu mereka yang usai jadi relawan disini," katanya.

Ridwan, pembeli di tempat ini mengatakan membeli oleh-oleh untuk ‎diberikan kepada keluarganya di Jakarta.

Ia yang sudah sepekan berada di Palu ini membeli bawang goreng, emping jagung, coklat dan kopi jahe khas Palu.

"Iya nih belanja oleh-oleh khas Palu buat keluarga dan teman-teman di Jakarta," kata Ridwan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved