Liga Indonesia
Persib Bandung Bergolak: Mario Gomez Vs Manajamen Saling Buka Borok
Mario Gomez kecewa dengan sikap manajamen Persib Bandung tersebut. Musim depan pun ia bakal hengkang.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, BANDUNG -Pelatih Persib Bandung Mario Gomez begitu kecewa dengan sikap manajamen klub kebanggaan warga Bandung tersebut.
Ia memutuskan tak akan mendampingi Maung Bandung pada musim depan
Mario Gomez kecewa dengan penyelenggara Liga 1 karena menilai Persib dihalang-halangi untuk menjadi juara.
Selain itu, pelatih asal Argentina tersebut juga kecewa dengan perlakuan manajemen Persib kepada dirinya dan tim.
Hal tersebut bermula dari cedera patah tulang fibula yang dialami Dedi Kusnandar saat berbenturan dengan pemain PSM Makassar, Rizky Pellu.
"Ketika Dedi cedera, tidak ada yang telepon. Saya tidak suka itu. Saya tidak mau bersama orang ini sekarang. Jika dengan Umuh sendiri (saya) ok, tapi tidak untuk orang-orang ini," kata Gomez sdikutip dari Tribun Jabar.
Gomez menilai hanya Umuh Muchtar saja petinggi Persib yang peduli dengan keadaan tim.
"Hanya Umuh yang bersama kami. Kemarin ketika kami ke Makassar hanya dia yang datang, stay selama dua jam lalu pulang. Hanya dia yang bersama kami," katanya.
Petinggi tersinggung
Sindiran Gomez tersebut membuat petinggi Persib menggelar jumpa pers di Graha Persib, Jumat (26/10/2018).
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Kuswara S Taryono, membantah tudingan Gomez yang menyebut manajemen tidak peduli dengan Maung Bandung.
"Kami ini satu kesatuan. Di laga tandang, Pak Umuh hadir karena kapasitas beliau tidak hanya jadi komisaris tetapi juga sebagai manajer," tutur Kuswara.
"Saya dan Pak Zainuri (Hasyim) mendampingi untuk memberikan support kepada klub. Sesungguhnya bahwa tim tidak sendirian. Tim itu selalu diberikan support apapun bentuknya," katanya.

Kuswara juga mengatakan bahwa manajemen akan segera memanggil Gomez untuk dimintai penjelasan soal komentar tersebut.
Manajemen kecewa dengan eks pelatih Johor Darul Takzim itu yang menyampaikan kritik kepada manajemen melalui media massa, alih-alih mengirimkan surat tertulis.