A Man Called Ahok Tayang 8 November, Daniel Mananta Deg-degan hingga Tak Ada Adegan Jadi Gubernur

Film ini justru menyuguhkan suatu cerita lain dari kehidupan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Erik Sinaga
ISTIMEWA/Instagram/vjdaniel
Daniel Mananta akan main di film "A Man Called Ahok". 

TRIBUNJAKARTA.COM - Film A Man Called Ahok bakal tayang tanggal 8 November di seluruh bioskop Indonesia.

Jangan berharap film A Man Called Ahok berkisah tentang sepak terjang Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok dalam dunia politik.

Film A Man Called Ahok justru menyuguhkan suatu cerita lain dari kehidupan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Bukan tanpa alasan, sang sutradara Putrama Tuta memilih untuk membuat film yang diangkat dari sebuah novel dengan judul serupa.

Karena, menurutnya, kisah hidup keluarga Ahok sangat menginpirasi untuk dijadikan sebuah film.

Film A Man Called Ahok, bak seorang anak yang sudah dinantikan Putrama Tuta dalam karirnya di dunia perfilman Indonesia.

"Ini film tentang pentingnya keluarga pada hidup seseorang. Saya dari dulu memang mau buat film drama keluarga yang bisa menginspirasi banyak orang seperti ini," ucap Putrama Tuta dalam press conference film A Man Called Ahok di Epicentrum XXI, Kuningan Jakarta Selatan, Senin (5/11/2018).

"Mudah-mudahan film ini bisa menghibur juga," tambahnya.

Pemain dan tim produksi A Man Called Ahok saat ditemui di Epicentrum XXI dalam acara press conference film A Man Called Ahok, Senin (5/11/2018).

Film ini jelas menceritakan tentang hubungan ayah dan anak antara Ahok dan Kim Nam mendiang ayah Ahok.

Daniel Mananta yang dipercaya untuk memerakan tokoh Ahok dalam film tersebut mengaku sangat senang dan terhormat bisa memerankan tokoh Ahok.

Maklum saja Ahok merupakan tokoh yang menginspirasi dirinya, selain itu ini juga film perdana Daniel Mananta sebagai tokoh utama.

Meski sebagai pelakon dalam film tersebut, Daniel Mananta mengungkapkan perasaan emosionalnya ketika menyaksikan film A Man Called Ahok.

"Jujur saya semakin yakin kalau film ini bukan hanya tentang Ahok tapi juga sosok Kim Nam, ayah Pak Ahok. Drama yang diceritakan luar biasa sekali, menyentuh emosi," tutur Daniel Mananta.

Daniel deg-degan

Daniel Mananta saat ditemui di XXI Epicentrum Kuningan Jakarta Selatan, Senin (5/11/2018).
Daniel Mananta saat ditemui di XXI Epicentrum Kuningan Jakarta Selatan, Senin (5/11/2018). (Tribunnews.com/Bayu Indra Permana)

Film A Man Called Ahok yang dibintanginya dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia dalam waktu dekat.

Sebab, film A Man Called Ahok merupakan debutnya sebagai bintang utama. Daniel Mananta juga sadar bakal jadi sorotan.

Apalagi, tokoh yang diperankannya adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, tokoh yang sangat dihormatinya.

"Tiga hari lagi bakal tayang deg-degan," kata Daniel Mananta saat ditemui di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (5/11/2018).

Daniel yang ikut menyaksikan penayangan perdana film A Man Called Ahok bersama awak media. Membagikan perasaannya saat menyaksikan film tersebut.

Tak malu-malu Daniel mengaku air matanya menetes kala melihat beberapa scene drama antara Ahok dan sang ayah Kim Nam.

"Pas pertama kali nonton filmnya jujur ada part-part yang gue nangis menitikkan air mata," kata Daniel.

Baginya film A Man Called Ahok benar-benar sebuah film drama, tak ada unsur politisasi di dalamnya.

"Karena ini film drama banget kan nggak ada politis sama sekali," terangnya.

Demi mendapatkan peran tersebut, Daniel Mananta rela lakukan casting.

Diangkat dari buku karangan Rudi Valinka, film A Man Called Ahok mengisahkan kehidupan Ahok kecil di Gantong, kepulauan Belitung Timur pada 1976 sampai menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada 2005.

Film tersebut kental oleh drama antara sosok Ahok dan sang ayah Kim Nam.

Selain Daniel, deretan nama pemeran yamg turut membintangi film ini adalah Denny Sumargo, Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Donny Damara, Ferry Salim, Eriska Rein, Jill Gladys, dan masih banyak lagi. 

Sinopsis

Film A Man Called Ahok adalah film yang menceritakan kehidupan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Belitung Timur yang ditulis oleh  Rudi Valinka.

Film yang akan rilis serentak di Bioskop Indonesia pada (8/11) mendatang itu disutradarai oleh Putrama Tuta.

Trailer: 

Sosok Ahok diperankan oleh Daniel Mananta.

Dikutip dari Sinopsis Film A Man Called Ahok di Wikipedia, Ahok adalah anak sulung dari lima bersaudara.

Ayahnya adalah seorang tauke perusahaan pertambangan di Belitung bernama Kim Nam dan ibunya yang penyayang dan tegar bernama Buniarti.

Masa kecil hidupnya bahagia dan tidak kekurangan.

Bisnis ayahnya di pertambangan sangat baik, sampai suatu saat Kim Nam harus berhadapan dengan korupsi dan ia tidak mau memberi "upeti" kepada oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Bisnisnya perlahan mengalami kemunduran.

Kehidupan Ahok yang tadinya serba berkecukupan mulai menjadi sulit.

Kim Nam yang sudah antipati dengan keadaan korupsi di Belitung mengarahkan Ahok untuk menjadi dokter.

Namun Ahok mengambil keputusan lain sehingga mengakibatkan hubungan dengan ayahnya menjadi dingin.

Dengan semangat yang masih menggebu Ahok mulai mengikuti langkah Kim Nam membuka pertambangan di Belitung dengan bermodalkan ilmu yang ia pelajari saat kuliah.

Kenyataannya Ahok harus berurusan langsung dengan oknum yang sama, hingga perusahaannya harus gulung tikar.

Pemain dan tim produksi A Man Called Ahok saat ditemui di Epicentrum XXI dalam acara press conference film A Man Called Ahok, Senin (5/11/2018).
Pemain dan tim produksi A Man Called Ahok saat ditemui di Epicentrum XXI dalam acara press conference film A Man Called Ahok, Senin (5/11/2018). (Tribunnews.com/Bayu Indra Permana)

Selain situasi korupsi yang terus menerus menggerogoti ekonomi keluarga, datang kejadian tragis yang menimpa keluarganya hingga kesehatan Kim Nam yang memburuk.

Saat Ahok masih berjuang untuk melawan korupsi, musibah besar datang dan situasi bertambah runyam.

Dalam kondisi kalut, Ahok mengingat pesan ayahnya untuk menjadi pemimpin dan

Akhirnya ia bertekad untuk terjun ke dunia politik. Perjalanannya dimulai dari menjadi anggota DPRD, hingga ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung

Timur, di tengah keyakinannya untuk terus maju, ada pihak yang ingin menjegal dirinya.

Namun ia tetap berpegang teguh pada nasihat dan mimpi Kim Nam untuk memperjuangkan nasib orang banyak (*). (Tribunnews.com/TribunJateng)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved