Buat Presiden Bingung, Borong 100 Unit dan Sederet Fakta Gesits, Motor Listrik yang Dijajal Jokowi
"Sekarang tadi kita bicara masalah produksi, jadi sebentar lagi mau diproduksi," kata Presiden Jokowi kepada wartawan di halaman Istana Negara, Rabu.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Erik Sinaga
Presiden bilang akan langsung memesan jika Gesits sudah diproduksi.
"Saya beli pertama, saya akan beli 100, serius," tutup Presiden.
Jokowi bingung
Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja selesai melakukan audiensi terkait produksi massal skuter listrik Gesits pada Rabu (7/11/2018) ini.
Dalam audiensi tersebut hadir pihak PT Garasindo dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) selaku pihak yang memproduksi Gesits.
Gesits sendiri merupakan akronim dari Garasindo Electric Scooter ITS.

Menurut Natsir, skuter listrik gesits saat ini sudah siap dan akan segera diproduksi secara massal.
"Insya Allah produksi massal akan dilakukan pada bulan Januari. Sekarang ini sudah dilakukan uji tes semuanya. Tim yang terlibat yang semua dari dalam negeri," ucap Natsir.
Usai acara tersebut, kemudian Jokowi menjajal langsung skuter listrik Gesits di sekitar halaman Istana Kepresidenan.
Dengan memakai helm, Jokowi menyusuri aspal di halaman istana dengan jarak sekitar 200 meter.
"Tadi saya coba, karena enggak ada suara knalpotnya, saya senang yang greng greng greng tadi enggak ada," kata Jokowi.
"Jadi agak bingung menyesuaikan, enggak ada knalpotnya, enggak ada suara greng-grengnya. Halus sekali dan sangat ramah lingkungan," tambah dia.
Dilansir Tribunnews.com dari artikel Grid Oto yang tayang 20 Oktober 2017, diketahui bahwa perjalanan motor listrik Gesits untuk sampai lantai produksi tersebut membutuhkan waktu yang panjang.
Hal ini diungkapkan oleh Fery Hendriyanto, Direktur Utama PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (Wikon) sebagai pihak yang akan memproduksi massal Gesits.
Saat itu, Gesits masih dalam tahap validasi prototipe dan dilanjutkan dengan beberapa proses selanjutnya.
“Jadi prosesnya kalau dari sejak awal ada desain dulu, kemudian kami buat prototipe, lalu validasi, di mana itu adalah proses berulang-ulang, di mana jika ada yang kurang pas, kami ganti ini dan itu, sampai benar-benar pas,” ujar Fery, Kamis (20/10/2017).

Setelahnya, tes trial assembly yang jika berjalan tanpa kendala, diteruskan untuk sertifikasi layak jalan di Kementerian Perhubungan.
Deretan proses lanjutan itu sempat diharapkan rampung pada karta kedua (Q2) 2018.
“Untuk validasi kami harapkan selesai kuartal pertama 2018, dan kemungkinan di akhir Q1 sudah persiapan untuk trial assembly. Kemudian Q2 sudah rapih dan sertifikasi layak jalan selesai, baru kemudian jualan deh kami,” ucap Fery.
Pada tahap awal, pabrik akan menggunakan salah satu bangunan seluas 2.400 meter persegi, milik PT Wika Industri dan Konstruksi, di Kawasan Industri Wijaya Karya (Wika) Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Fasilitas itu dimanfaatkan untuk penerimaan komponen, perakitan kendaraan, dan pengujian akhir.
Kemudian hasil produksi akan ditampung dalam sebuah gudang penyimpanan sementara seluas 1.400 meter persegi.
Terkait volume produksi sendiri awalnya ada di angka 50.000 unit, dan akan terus ditambahkan sampai 100.000 unit per tahun.
Enggan disebut alat kampanye politik