10 November Hari Pahlawan, Ini Peran Bung Tomo di Pertempuran Surabaya yang Tewaskan 16 Ribu Pejuang

Peringati 10 November hari pahlawan, begini peran Bung Tomo di pertempuran surabaya yang tewaskan 16 ribu pejuang.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kolase TribunStyle
Peran Bung Tomo di Pertempuran Surabaya 

TRIBUNJAKARTA.COM - Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingatinya sebagai hari pahlawan.

Hari pahlawan diperingati tiap 10 November sebagai apresiasi dan penghargaan pejuang yang menjaga kemerdekaan Indonesia.

Tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan karena pada tanggal tersebut di tahun 1945, pasukan Indonesia pertama kalinya melakukan perang terhadap tentara asing.

Pertempuran 10 November itu disebut juga sebagai pertempuran terberat sepanjang sejarah di Revolusi Nasional Indonesia.

Awal mula pertempuran dimulai ketika ketika tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa pada 1 Maret 1942.

Kemudian, tujuh hari berikutnya 8 Maret 1942 tentara Belanda menyerah tanpa syarat berdasarkan Perjanjian Kalijati.

Dilansir TribunJakarta.com dari Wikipedia, tiga tahun selanjutnya, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki, di bulan Agustus 1945.

Di Indonesia sendiri, Belanda dan Jepang telah pergi dan adanya kekosongan kekuasaan asing membuat Soekarno mengambil kesempatan itu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Indonesia pun berhasil merdeka dari kekuasaan asing.

Pada tanggal 25 Oktober 1945, Brigade 49 dari Divisi 23 Sekutu yang berkekuatan sekitar 5.000 tentara mendarat di Surabaya di bawah pimpinan Brigadir Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Tiba di Surabaya, mereka segera masuk ke dalam kota dan mendirikan pos pertahanan di delapan tempat.

Masa Kecil Pimpinan PKI DN Aidit: Gemar Angkat Besi dan Rajin Tulis Catatan Harian

Kisah Keluarga DN Aidit Setelah Peristiwa G30S: Adik Ditahan di Pulau dan Ayah Ditemukan Tewas

Sesaat setelah tiba, mereka ingin segera melucuti semua persenjataan yang telah dikuasai rakyat, namun adanya tetangan keras dari pemimpin Indonesia di Surabaya, akhirnya mereka mengalah.

Kemudian mereka membuat sebuah kesepakatan pada tanggal 26 Oktober 1945 kala itu.

Meskipun kesepakatan baru saja tercapai, Sekutu justru mengingkarinya.

Tonton Juga:

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved