Penjualan Buah Lontar Menurun, Pedagang: Dulu Bisa Jual Satu Gerobak, Sekarang Cuma Seperempat
Muhanjis (53) satu diantara pedagang buah Lontar atau Siwalan mengatakan, Buah langka itu pamornya sudah mulai menghilang.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, ANCOL - Muhanjis (53) satu di antara pedagang buah Lontar atau Siwalan di kawasan pintu Gerbang Tol Ancol Timur mengatakan, Buah langka itu pamornya sudah mulai menghilang saat ini.
Menurut Muhanjis yang sekiranya sudah 30 tahun akrab dengan buah langka itu, masa jaya pedagang buah lontar kini telah meredup.
Jika sebelumnya Muhanjis mampu menjual satu gerobak penuh Buah lontar, saat ini dirinya hanya bisa menjual seperempatnya saja.
"Wah dulu sama sekarang bedanya jauh, saya dulu bisa jual satu gerobak penuh, sekarang cuma seperempatnya doang," kata Muhanjis.
Muhanjis pun menuturkan, untuk mengisi satu gerobak ia harus menggelontorkan modal sekira Rp 400 ribu, dengan keuntungan sekira Rp 300 ribu.
Namun, buah lontar yang tak se-eksis sebelumnya itu membuatnya hanya menjual seadanya saja.
Dalam satu hari berdagang, pria yang berasal dari Solo tersebut hanya bisa mengantongi Rp 100 - Rp 200 ribu.
"Sekarang ya yang bisa dibawa pulang Rp 100 - Rp 150 ribu. Lain lagi kalau lagi ramai mungkin bisa sampai Rp 200 ribu, jauh sekali sama dulu yang bisa sampai Rp 700 ribu sehari," kata Muhanjis.
• Kebakaran di Grogol, KRL Lintas Duri-Tangerang Sudah Kembali Normal
• BNN Tembak Mati Bandar Pemasok Narkoba untuk Anggota DPRD Langkat
Beruntunglah, untuk urusan tempat tinggal Muhanjis dan teman-temannya bisa menempati kamar dari rumah pengepul Buah Lontar yang tak terlalu jauh dari tempatnya berdagang.
Selain Muhanjis, Toni (57) pedagang buah Lontar yang juga masih kerabat dari Muhanjis pun mengatakan saat ini pembeli sudah sangat sepi.
"Sepi sekarang mah, ngak ada yang beli. Ngandelin langganan saja," kata Toni.
Muhanjis dan Toni berharap, Lontar yang sudah dibawanya berdagang tidak akan dibawa pulang kembali.
Mengingat ketahanan buah hanya mencapai tujuh hari untuk buah yang masih utuh dan dua hari bagi buah yang sudah dikupas.
"Ya kita maunya habis terus, ini kan juga bukan buah sembarangan. Banyak khasiatnya juga. Tahannya yang buah utuh tujuh hari, kalau yang sudah dikupas itu dua hari," kata Muhanjis.
Ketika ditanya soal alternatif pekerjaan, Muhanjis hanya menggelengkan kepala.
Dirinya mengaku sudah sangat terbiasa dengan buah lontar hingga tidak ingin mencoba pekerjaan lain lagi.
"Kerjaan lain apa ya? Sudah lama jual buah lontar, ngak tahu mau jualan atau kerja apalagi. Walupun sekarang ya buah lontarnya udah sepi, mungkin sudah kebiasaan ya," ujar Muhanjis