Tewas Bersimbah Darah, Pasutri Tulungagung Sempat Didatangi 3 Orang Tagih Utang

Pasangan suami isteri (pasutri) Didik Adi Wibowo (56) dan Suprihatin (50) ditemukan tewas di rumahnya, Dusun Ngingas, Desa/Kecamatan Campurdarat.

surya/david yohannes
Polisi melakukan olah TKP tambahan di lokasi dugaan pembunuhan sepasang suami istri di Tulungagung, Jumat (9/11/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM, TULUNGAGUNG - Pasangan suami isteri (pasutri) Didik Adi Wibowo (56) dan Suprihatin (50) ditemukan tewas di rumahnya, Dusun Ngingas, Desa/Kecamatan Campurdarat.

Keduanya diduga menjadi korban pembunuhan.

Warga mengenal pasutri tersebut memiliki usaha pengurusan STNK.

Usaha ini dimulai saat samping kanan rumahnya dimanfaatkan untuk kantor Samsat wilayah selatan, lebih dari lima tahun silam.

Saat kantor Samsat ini pindah, Didik dan Suprihatin melanjutkan usaha ini hingga sekarang.

Namun belakangan tetangga sering melihat orang datang untuk menagih STNK ke Didik dan istrinya.

Seperti diungkapkan seorang warga bernama Ngapani (50), yang rumahnya agak berjauhan dari rumah Didik.

Menurutnya pada hari Selasa datang dua orang laki-laki dan seorang perempuan.

Keduanya menagih utang ke Didik dan Suprihatin.

"Tahunya mereka bertiga mampir ngopi di warkop depan rumah itu," ungkap Ngapani.

Di warung kopi inilah ketiga orang itu cerita baru saja menagih utang.

Namun ketiganya kesulitan, karena Suprihatin justru menangis.

"Mereka bilang, ditagih utang baik-baik kok malah nangis. Saya kan yang susah," ucap Ngapani menirukan tiga orang itu.

Setelah itu ketiganya pergi. Informasi lain yang didapat dari antara tetangga, sempat terjadi pertengkaran dari dalam rumah.

Suprihatin sempat terdengar berteriak. Namun kejadian itu tidak sampai mengundang kedatangan warga sekitar.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved