Cerita Jamil, Ubah Bemo Jadi Tempat Jualan Kopi dan Bakmi
Kian tergusurnya kendaraan bemo di Ibu Kota, membuat Jamil harus berpikir keras agar tetap bisa menyambung hidup. Jamil ubah bemo jadi tempat jualan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Kian tergusurnya kendaraan bemo di Ibu Kota, membuat Jamil harus berpikir keras agar tetap bisa menyambung hidup.
Jamil merupakan sopir Bemo yang mengantarkan penumpang dari jurusan Karet-Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Namun, maraknya transportasi mutakhir yang menjadi pilihan masyarakat, membuatnya mengeluskan dada.
"Sekarang Bemo sudah enggak boleh beroperasi, pernah dimodifikasi dengan model listrik tapi kendalanya mahal. Akhirnya gulung tikar," ungkapnya kepada TribunJakarta.com, Senin (12/11/2019) di bilangan Cipete, Jakarta Selatan.

Ia sempat beralih menjadi ojek pangkalan, namun tergeser oleh keberadaan ojek online.
"Malah semakin kegusur saya jadi ojek pangkalan, saya beralih pekerjaan lagi jadi jualan bakmi ayam. Beberapa teman mendukung saya," ungkapnya.
Kemudian ia menggaet sejumlah rekannya untuk membangun usaha baru di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.
"Agar lebih menarik saya bangun usaha bemo dengan konsep jualan kopi dan bakmi. Bakmi ini saya jual terbilang murah Rp 15 ribu. Tadinya jualan di Kemang karena sering banjir pindah ke Cipete," paparnya.
• Sebut Putra Bung Karno, Pria Ini Pernah Jadi Kondektur Bemo dan Penjual Es
• Selain Warung Kopi, Bemo Ini Juga Jadi Lokasi Amal untuk Masyarakat
Menurutnya, dari usaha itu penghasilannya kian berangsur membaik.
"Dari sini alhamdulilah pendapatan saya membaik dari yang sebelumnya terhimpit oleh banyaknya transportasi baru," tandas dia.