Polisi Tangkap Geng Nona: Sudah Menodong 30 Kali, Modus Operandi Hingga Libatkan Anak di Bawah Umur

Aparat Polsek Tanjung Priok meringkus komplotan penodong yang biasa beroperasi Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Aparat Polsek Tanjung Priok meringkus komplotan penodong yang rutin beroperasi Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Aparat Polsek Tanjung Priok meringkus komplotan penodong yang biasa beroperasi Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Lima dari delapan orang komplotan yang dikomandoi oleh wanita bernama Nona Haryati (32) ini diringkus secara terpisah setelah polisi mengembangkan hasil interogasi Nona, yang telah ditangkap sejak 12 November 2018 lalu.

Selain Nona, empat pelaku lainnya yang berhasil diringkus adalah Adi bin Umar (22), Dedi Suryadi (20), dan dua pelaku di bawah umur YR alias Kucing (17) serta AG (15).

"Setelah menangkap Nona, kita kembangkan dan tangkap pelaku lainnya. Otaknya ini yang perempuan dewasa, si Nona ini. Dia yang ngajak," kata Kapolsek Tanjung Priok Kompol Supriyanto dalam konferensi pers di Mapolsek Tanjung Priok, Senin (26/11/2018).

Supriyanto mengatakan, Geng Nona biasa beroperasi di Terminal Tanjung Priok dan mengincar penumpang dari luar kota.

Dalam sebulan terakhir, mereka sudah beroperasi selama 30 kali pada waktu subuh hari.

"Kurang lebih dari pengakuan sudah 30 kali. Itu dalam sebulan. Belum bulan-bulan yang sebelumnya," ungkap Supriyanto.

Dalam tiap aksi penodongan, Geng Nona memancing korbannya dengan melibatkan anak di bawah umur.

Seperti misalnya AG, anak di bawah umur yang disuruh Nona untuk mengemis kepada korbannya.

Ketika korban memberikan uang, pelaku lainnya langsung menyergap sang korban dan barang berharga miliknya, terutama handphone.

Tak jarang mereka menodong sang korban dengan menggunakan pisau dapur.

"Setelah dapat mereka langsung pergi," kata Supriyanto.

Kelima pelaku yang diringkus dijerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Modus Operandi Kelompok Nona
Komplotan penodong Terminal Tanjung Priok yang dikomandoi wanita bernama Nona Haryati (32) memiliki modus operandi tersendiri untuk melancarkan aksinya.

Kapolsek Tanjung Priok Kompol Supriyanto mengatakan, anggota Geng Nona berisi delapan orang termasuk Nona selaku otak penodongan selalu melibatkan anak di bawah umur dalam setiap aksinya.

Polisi sudah berhasil menangkap lima dari delapan anggota Geng Nona, di antaranya Nona, Adi bin Umar (22), Dedi Suryadi (20), dan dua pelaku di bawah umur YR alias Kucing (17) serta AG (15).

Supriyanto mengatakan, sebelum memulai aksinya, Geng Nona mengincar penumpang dari bus luar kota yang baru turun di terminal.

Nona mengajak beberapa anak di bawah umur yang biasa berkumpul bersama komplotannya di Terminal Tanjung Priok, termasuk YR dan AG. Nona akan menyuruh YR dan AG untuk mengemis kepada korbannya.

"Awal mulanya, pertama penumpang yang datang dari luar kota didatangi oleh pelaku yang anak kecil, pura-pura, om minta uang buat makan," kata Kompol Supriyanto dalam konferensi pers di Mapolsek Tanjung Priok, Senin (26/11/2018).

Supriyanto menjelaskan setelah anak suruhan Nona mendapatkan uang dari korbannya, pelaku lainnya yang bersembunyi di sela-sela bus akan mengerubungi korban.

Secara bergerombol, mereka akan menodong dan merampas barang berharga milik korban, seperti misalnya handphone. Namun, mereka tidak pernah melukai korbannya.

"Setelah dikasih uang teman-temannya yang lain pada datang. Mereka ngambil dompet, handphone, semua diambil. Pelakunya ada tujuh sampe delapan orang, setelah dapat mereka langsung pergi," kata Kapolsek.

Menurut Supriyanto, Geng Nona memang tinggal di rumah-rumah bedeng dekat Terminal Tanjung Priok.

Oleh karenanya, mereka mudah beroperasi pada dini hari di Terminal Tanjung Priok.

Adapun selama sebulan terakhir Geng Nona sudah 30 kali menjalankan aksi penodongan.

"Kurang lebih dari pengakuan sudah 30 kali. Itu dalam sebulan. Belum bulan-bulan yang sebelumnya," kata Supriyanto.

AG, salah satu anak di bawah umur yang terlibat, mengatakan bahwa saat beraksi dia berpura-pura meminta uang ke korbannya untuk membeli rokok.

Sementara ia mengemis, pelaku lainnya bersembunyi di sela-sela bus di terminal.

"Saya minta uang buat beli rokok. Jadi udah direncanakan di terminal, nanti yang lain nunggu di sela-sela bus," kata AG saat ditanyai Supriyanto.

Dari kelima anggota Geng Nona yang berhasil diamankan, polisi mengamankan barang bukti dua handphone korban dan senjata tajam.

Kelimanya dijerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. Sementara itu, tiga pelaku lainnya masih dalam pengejaran.

Aparat Polsek Tanjung Priok meringkus komplotan penodong yang rutin beroperasi Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Aparat Polsek Tanjung Priok meringkus komplotan penodong yang rutin beroperasi Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Libatkan Anak di Bawah Umur
Polisi menangkap lima orang anggota komplotan penodong yang dikomandoi wanita bernama Nona Haryati (32).

Dua di antara anggota komplotan adalah anak di bawah umur, yakni YR alias K (17) dan AG (15).

Kapolsek Tanjung Priok Kompol Supriyanto mengatakan YR dan AG merupakan residivis.

Mereka pernah ditangkap atas kasus serupa. Peran mereka sebagai umpan supaya anggota Geng Nona yang lebih dewasa bisa lebih mudah melancarkan aksinya.

"Anak-anak ini residivis juga, pernah ditangkap kasus serupa. Mereka menggunakan pola yang sama," kata Supriyanto di Mapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (26/11/2018).

Supriyanto mengatakan kedua anak tersebut putus sekolah. Mereka hanya diperalat oleh Nona selaku kepala komplotan untuk melakukan aksi penodongan.

Menurut Supriyanto, mereka biasa berkeliaran di Terminal Tanjung Priok.

"Kasihan mereka rata-rata tidak sekolah, mereka hanya diajak oleh teman-temannya yang biasa di terminal. Tak ada paksaan," kata Supriyanto. (Gerald Leonardo Agustino)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved