Mau Dieksekusi Paksa dari Rumah Sakit, Keluarga Labora Sitorus Minta Belas Kasih Menkumham
Labora Sitorus kini stroke dan menjalani perawatan di RS Pengayoman. Ia akan dieksekusi paksa kembali ke ruang tahanan.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Masih ingat Laboran Sitorus?
Mantan polisi berpangkat Aiptu itu sempat membuat geger lantaran memiliki rekening gendut.
Nilainya pun cukup fantastasi, yaitu mencapai Rp 1,2 triliun.
Setelah divonis 15 tahun penjara dan telah menjalani hukuman selama lima tahun di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Cipinang, kini kondisinya memprihatinkan.
Beberapa bulan belakangan ini, ia menderita stroke sehingga salah satu tanganya tidak dapat digerakan.
Kini, ia hanya dapat terbaring lemah di ruang perawatan RS Pengayoman, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Namun, disaat ia tak berdaya di atas kasur, mantan anggota kepolisian itu akan dieksekusi paksa untuk dikembalikan ke ruang tahanannya.
Sontak, hal ini diprotes keras oleh pihak keluarga yang menginginkan Labora dirawat secara intensif terlebih dahulu di RS sebelum dikembalikan ke selnya.
"Saya berharap pak Menteri Yasonna Laoly memberi pengertian, suami saya masih terbaring di ruanh perawatan, jangan dieksekusi dulu," ucap Sandrintje, istri Labora, Jumat (30/11/2018).
"Biarkan suami saya menjalani perawatan dulu," tambahnya.
Tak hanya itu, Sandrintje menjelaskan, selain tangan Labora tak bisa digerakan, hasil pengecekan diketahui gula darahnya diatas 200 mg/dl.
Sementara itu, Janres Sihaloho, kuasa hukum Labora, sangat menyesalkan langkah yang diambil oleh pihak Lapas Cipinang yang hendak mengembalikan Labora ke dalam sel.
Menurutnya, eksekusi paksa ini sendiri dinilai cukup aneh mengingat kondisi Laboran yang belum juga pulih.
"Pagi tadi datang surat dari rumah sakit dan lapas mau jemput paksa karena menyebut kesehatan beliau sudah pulih," ujarnya.
"Ini kan aneh, padahal hasil lemeriksaan kemarjn gula darahnya sangat tinggi," tambahnya.
Untuk itu, Janres berharap, pihak Lapas memberikan kesempatan kepada Labora untuk menjalani perawatan hingga benar-benar pilih dan bisa melanjutkan masa hukumannya.
• Tim Dokter RS Pengayoman Sebut Pretty Asmara Terkena Infeksi Paru-paru, Diduga Sebelum Masuk Rutan
• Kepala RS Pengayoman Mengaku Sudah Berusaha Maksimal Rawat Pretty Asmara
"Setidaknya pikiran dan kesehatannya pulih dulu karena dalam menghadapi upaya hukum yang beliau jalankan, semua harus sehat," kata dia.
Sebelumnya, Labora ditangkap penyidik Badan Reserse Kriminal Polri dalam kasus dugaan penimbunan bahan bakar minyak dan kayu di Raja Ampat pada 19 Mei 2013.
Penangkapan dilakukan setelah Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf mengatakan kepemilikan rekening gendut Labora sebesar Rp 1,2 triliun.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/labora-sitorus.jpg)