Langganan Tergenang Saat Musim Hujan, Air Setengah Meter Rendam Ribuan Makam di TPU Semper
Heryanto, salah satu perawat makam mengatakan banjir bisa memiliki kedalaman hingga selutut orang dewasa atau sekitar 50 sentimeter.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Ribuan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Cilincing, Jakarta Utara, terendam banjir.
Kondisi itu menyebabkan beberapa titik di TPU Semper tampak seperti kubangan besar.
Pantauan TribunJakarta.com Selasa (4/12/2018) pagi, beberapa titik yang tampak tergenang banjir ada di Unit Islam.
Beberapa blok yang terparah yaitu Blok A II Blad 41-49 dan Blok AA II Blad 50-58.
Di kedua titik tersebut, air tampak menggenangi hampir keseluruhan lahan.
Makam-makam yang ada di lahan memiliki ketinggian berbeda.
Hal itu membuat sejumlah makam terendam hingga nisannya sudah tak nampak lagi.
Ada juga sejumlah makam lainnya yang hanya terendam bagian bawahnya, sementara nisannya masih terlihat jelas.
Kedalaman banjir yang merendam lahan TPU terbesar di Jakarta Utara itu pun bervariasi.

Terlihat permukaan tanah di lahan-lahan yang terendam banjir sama sekali tak terlihat.
Air yang tampak gelap hanya memantulkan refleksi dari langit dan pohon-pohon yang tertanam di dalam TPU.
Heryanto, salah satu perawat makam mengatakan banjir bisa memiliki kedalaman hingga selutut orang dewasa atau sekitar 50 sentimeter.
Pria yang sudah lama menjadi tukang gali kubur di TPU itu juga menyebut ada saja lahan makam yang hanya tergenang air setinggi mata kaki.
"Beda-beda sih. Ada yang bisa sampe sedengkul. Tapi ada juga yang nggak dalem," kata Heryanto di lokasi.
Belum ada yang bisa memastikan penyebab pasti adanya genangan.
Dugaan pun muncul dari pekerja makam seperti Heryanto maupun pemegang kepentingan.
Heryanto mengatakan, ia sudah menjadi perawat makam di TPU Semper sejak tahun 1999.
Hingga penghujung 2018 ini, kondisi makam yang terendam banjir selalu ia lihat, terutama ketika musim hujan.
"Sudah bertahun-tahun. Setiap tahun kalau lagi musim hujan pasti begini," kata Heryanto.
Heryanto mengatakan banjir terjadi karena saluran pembuangan air hujan di sekitaran TPU sudah terhambat.
Apalagi, menurut Heryanto ada saluran air yang terhambat pemukiman.
"Ya susah, kan ada pembuangan yang kehambat rumah-rumah itu. Aliran Sungai Begog," kata Heryanto.
Kepala Seksi Pemakaman Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara, Syafdarifal menjelaskan salah satu penyebab terjadinya banjir di lahan pemakaman adalah kondisi tanah yang posisi berada di bawah permukaan air laut.
Syafdarifal mengatakan kondisi tersebut membuat ada beberapa lahan di TPU yang lebih rendah daripada saluran air.
"Jadi memang kondisi tanah kita itu di bawah kondisi saluran air kalo nggak salah ya," kata Syafdarifal.
Syafdarifal menyebut, belum lama ini pihaknya menemukan adanya saluran air yang masuk ke wilayah TPU.
Hal itu baru temuan, dan saat ini pihak Sudin Kehutanan Jakarta Utara sedang menelusurinya.
"Baru-baru ini juga kita temuin nih ada saluran yang masuk ke lokasi kita baru kemarin kita cari tahu tapi belum jadi kesimpulan juga sih baru kita cek aja mau kita telusuri dari mana air," kata Syafdarifal.
"Dengan hujan kan volume air jadi nambah. Tapi kalo untuk tampungan dia sendiri kan harusnya cepat ya dia serap kalo nggak ada air dari luar kan nggak secepat itu kan genangannya apalagi kan ini hujannya belum terus menerus ya. Kalo hujan terus menerus kan iya lah ada genangan, ini mungkin ada debit air dari luar bisa masuk," imbuh dia.
Syafdarifal mengatakan total keseluruhan makam di TPU tersebut ada sebanyak 90 ribu. Dari jumlah itu, seperempatnya terdampak banjir.
"Yang terdampak banjir mencapai ribuan," katanya.