Sederet Fakta Sutradara Pengisi Suara Minions dan Mendiang Novelis NH Dini
Pastilah pembaca tahu karakter Minions di film Despicable Me 2. Ssutradara Pierre Coffin punya hubungan emosional dengan mendiang sastrawan NH Dini.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pastilah pembaca tahu karakter Minions di film Despicable Me 2. Sang sutradara Pierre Coffin punya hubungan emosional dengan mendiang sastrawan NH Dini.
Keduanya adalah anak dan ibu. Pemilik nama lengkap Pierre-Louis Padang Coffin adalah putra NH Dini dengan diplomat Perancis, Yvess Coffin.
Novelis NH Dini meninggal di usia 82 tahun setelah terlibat kecelakaan di tol Semarang, Selasa (4/12/2018) sore dan jenazahnya langsung dibawa ke Rumah Sakit Elisabeth Semarang.
Jenazah novelis terkemuka Indonesia itu disemayamkan di Wisma Lansia Harapan Asri.
Pada Rabu (5/12/2018) pukul 12.00 WIB, jenazah dikremasi di pemakaman Kedungmundu, Semarang.
Berikut sederet fakta NH Dini dan Pierre Coffin yang dirangkum TribunJakarta.com dari sejumlah sumber.
Masa tua suka berkebun
Paulus Dadik mengaku sedih atas meninggalnya NH Dini karena merasa cukup dekat.
Di keluarga besar NH Dini, kerap dipanggil dengan eyang bibi, di masa tuanya enggan merepotkan keluarga dan suka hidup mandiri dan memilih tinggal di Wisma Lansia Banyumanik.
"Terakhir kumpul itu dua bulan yang lalu. Beliau orangnya tidak mau merepotkan keluarganya. Dia menjual aset dan memilih tinggal di panti jompo," kata Paulus Dadik.
"Beliau ingin mandiri. Tekun juga, dan saya lihat suka berkebun," ia menambahkan.
NH Dini rutin menjalani terapi kesehatan akupuntur atau tusuk jarum di masa tuanya, sepekan sekali di Jalan Mataram, Kota Semarang. NH Dini meninggalkan dua putra dan empat cucu.
Anak pertama Marie-Claire Lintang dan anak kedua Pierre-Louis Padang Coffin yang merupakan animator terkenal di dunia.

Terima Lifetime Achievement Award Ubud Writers & Readers Festival 2017
NH Dini menerima penghargaan Lifetime Achievement Award Ubud Writers & Readers Festival 2017 (UWRF) dalam malam Gala Opening UWRF di Puri Saren Ubud, Bali, Rabu (25/10/17) malam.
Penghargaan bergengsi tersebut adalah apresiasi dari UWRF bagi para tokoh sastra Indonesia yang telah berkiprah selama puluhan tahun dan sukses memajukan dunia sastra Indonesia.
"Saya sangat bahagia bisa mendapatkan penghargaan ini karena sebelumnya penerima penghargaan ini adalah almarhum Sitor Situmorang, seorang senior yang saya hormati," ujar NH Dini usai menerima trofi dari Janet DeNeefe, pendiri dan Direktur UWRF.
"Saya telah berkiprah di dunia sastra selama puluhan tahun dan merasa sangat terhormat saya masih diingat hingga saat ini," sambungnya dalam keterangan tertulis yang diperoleh kompas.com dari penyelenggara UWRF, Jumat (27/10/2017).
"Tidak ada orang Indonesia yang tidak mengenal NH Dini dan saya harap makin banyak juga pembaca internasional yang mengenal beliau dan tahu betapa luar biasanya penulis-penulis Indonesia," ucap Janet DeNeefe saat memberikan penghargaan.
NH Dini yang bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin telah melahirkan lebih dari 20 buku kumpulan cerpen, novel, maupun cerita kenangan selama puluhan tahun.
Beberapa karya yang terkenal, yakni Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998).
Karena kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang wanita, NH Dini pun dipandang sebagai penulis feminis yang selalu memperjuangkan kesetaraan jender.
NH Dini pernah meraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand. Sebagai informasi, Ubud Writers & Readers Festival 2017 merupakan salah satu perayaan sastra dan seni terbesar di Asia Tenggara.
Padang tak lahir di Indonesia
Pierre Coffin memiliki nama lengkap Pierre-Louis Padang Coffin, lahir di Perancis pada 15 Maret 1967, dan tidak bisa berbahasa Indonesia. Paulus Dadik memanggil anak kedua NH Dini dengan sebutan Padang.
Ia sempat mendampingi NH Dini saat akan menerima penghargaan Lifetime Achievement Award Ubud Writers & Readers Festival 2017 (UWRF) dalam malam Gala Opening UWRF di Puri Saren Ubud, Bali, Rabu (25/10/17) malam.

Meski begitu, Coffin tak mengikuti karya-karya ibunya. Ia menyebut kenyataan tersebut sebagai sebuah keanehan.
"Sebenarnya agak aneh karena karya-karya ibu saya tidak pernah diterjemahkan dalam bahasa Perancis, jadi saya belum pernah membaca buku-buku klasik tulisannya. Saya tidak tahu benar persepsi orang-orang tentang ibu saya," ujarnya dalam wawancara yang dimuat situs VOA Indonesia pada 15 Juli 2013.
Ia tahu banyak orang yang mengagumi karya ibunya. Padang sedikit tahu mengenai karya ibunya dari informasi teman-teman ibunya di Perancis.
"Karena saya tidak paham kata-kata Indonesia, maka saya sering bertanya kepada teman-teman ibu saya," ucap dia. Coffin mengaku bangga dengan karya-karya NH Dini yang ia sebut ditulis berdasarkan pendekatan cerita kehidupan keluarganya.
Malu pada diri sendiri
Coffin bangga dengan karya-karya NH Dini yang ia sebut ditulis berdasarkan pendekatan cerita kehidupan keluarganya.
"Tentunya saya sangat bangga, tapi juga malu pada diri sendiri karena ternyata ia banyak menulis tentang kami sebagai keluarga. Saya sebenarnya sangat berkeinginan untuk membaca buku-bukunya," tambahnya.
Seperti halnya orang-orang lain yang punya darah Indonesia, misal Presiden AS Barack Obama, ia pun kangen makanan Indonesia.
"Makanan Indonesia favorit saya nasi goreng," jawab Pierre Coffin sambil tertawa.
Terinspirasi Indonesia
Sebagai keluarga diplomat, Pierre menjelaskan berbagai latar belakang budaya yang ia pelajari dan dialaminya semasa kecil, termasuk budaya-budaya Indonesia.
Ketika masih kecil sering diajak ibunya ke Kedutaan Besar Indonesia di negara tempat mereka menetap. Sampai sekarang, ia mengaku masih ingat irama musik tradisional Indonesia yang selalu membawa ingatannya kembali ke masa lampau.
"Makanan Indonesia, buat saya adalah hidangan paling enak di seluruh dunia. Dan bahasa Indonesia, menurut saya adalah bahasa yang sangat indah, seperti alunan musik," ujarnya.
Makanya, ketika ia menyuarakan Minions dalam film Despicable Me, ia pun menggunakan bahasa Indonesia di antara berbagai bahasa lainnya.
"Setiap kata-kata lucu saya gunakan dengan cara menarik, mungkin Anda mendengar saya menggunakan kata 'terima kasih'," katanya.
Meski demikian, kata tersebut mungkin tidak jelas terdengar karena sebenarnya yang ditekankan adalah sonority atau resonansi suaranya.
Sutradara film Hollywood ini memang tetap rendah hati meskipun telah meraih ketenaran dan kesuksesan. Latar belakang budaya yang beragam justru membuat Pierre menganggap kesuksesannya ini bukan hal utama untuknya.
Bagi putra NH Dini ini, kebahagiaan justru didapatkan dari keluarga, istri, dan anak-anaknya.
Kecintaan Coffin pada dunia animasi berawal setelah dirinya bersekolah di sekolah animasi Gobelins, Perancis. Kemudian aktif berkontribusi sebagai animator di beberapa perusahaan.
Ia sempat bekerjasama dengan sutradara kenamaan Steven Spielberg. Hingga akhirnya dirinya menyutradarai film animasi buatannya sendiri yaitu Despicable Me. (Kompas.com)