Pilpres 2019
Hadiri Gala Dinner, Prabowo Singgung Filsafat Tiongkok, Dukungan Pengusaha Hingga Kuda
Prabowo Subianto terima sumbangan ratusan juta dari pengusaha Tiongkok. Ia mengaku terinspirasi filsafat Tiongkok dan bakal berkuda jika tak terpilih.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tinggal empat bulan lagi Pilpres 2019 digelar, calon presiden Prabowo Subianto gelar membangun dukungan, termasuk menjaring suara pengusaha Tionghoa.
Terbaru, capres urut 02 itu menghadiri gala dinner bersama pengusaha Tionghoa di Super Ballroom Suncity, Gedung Lindeteves, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Jumat (7/12/2018) malam.
Ratusan pengusaha Tionghoa yang berasal dari berbagai daerah hadir dalam acara itu.
Berikut TribunJakarta.com rangkum dari tatap muka Prabowo Subianto dengan para pengusaha Tionghoa.
Tak sekali temui pengusaha
Berjas hitam dan berdasi merah Prabowo Subianto tiba sekira pukul 19.35 WIB di gala dinner berusaha pengusaha Tionghoa. Ia diminta berbicara masalah Tionghoa melalui sudut pandang dirinya.
"Ini sudah sering saya lakukan berkala, sehingga saya katakan akan hadir kalau diundang. Alhamdulllah sekarang terlaksana," ucap Prabowo Subianto dalam pidatonya seperti dilansir Tribunnews.com.
Ia mengaku beberapa waku lalu sejumlah pengusaha datang kepadanya untuk menyampaikan dukungan di Pilpres 2019.
Kemudian, digelarlah gala dinner.
"Sebagian dari mereka dukung sebagai capres. Dan menanyakan kepada saya bagaimana mereka bisa nyatakan dukungan dengan baik,"cerita Prabowo Subianto.
"Lalu muncul gagasan gala dinner, tatap muka sehngga bisa lebih akrab dan saling kenal," mantan Danjen Kopassus itu menambahkan.
Singgung humanisme
Prabowo Subianto sempat bercerita mengenai perjalanan hidupnya. Mulai kecil hingga kariernya sebagai prajurit TNI AD.
Dalam perjalanan hidupnya yang berjumpa dengan banyak orang, Prabowo Subianto mengaku sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

"Yang paling saya junjug tinggi adalah humanisme. Saya temukan pengalaman bahwa manusia apakah dari berbagai suku apakah orang Timor Papua, Dayak, orang Lampung, Toraja, Minahasa, Batak, Aceh," aku dia.
Ia bercerita saat mengikuti operasi di beberapa daerah di mana pimpinannya banyak orang dari berbagai etnis suku agama.
"Mereka berjuang bersama republik Indonesia," tutur Prabowo Subianto.
Prabowo melihat Tionghoa
Di forum tersebut Prabowo Subianto mengungkapkan pandangannya mengenai kelompok masyarakat dari etnis Tionghoa.
Menurut Prabowo, warga Tionghoa merupakan bagian dari Bangsa Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, warga Tionghoa memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti kelompok masyarakat lainnya.
"Bagaimana saya memandang Tionghoa di Indonesia? Saya memandang warga negara Indonesia keturunan Tionghoa sama seperti suku-suku dan kelompok etnis lainnya," ujar Prabowo Subianto.
"Kalian bagian dari Indonesia, sama dengan suku yang lain karena itu kalian punya tanggung jawab yang sama, punya kewajiban yang sama," ucapnya.

Ia menekankan, pentingnya hidup rukun di tengah masyarakat untuk menghindari konflik.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu mengatakan, perang tidak menguntungkan siapapun. Saat terjun ke dunia politik, kata Prabowo Subianto, ia memiliki keyakinan untuk selalu menghindari pertikaian.
"Perang tidak menguntungkan siapapun. Karena itu waktu saya terjun ke politik dengan pengalaman saya, dengan pemahaman saya, saya akan berjuang untuk menghindari pertikaian, kekerasan dengan cara apapun," kata dia.
Jika terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2019, dirinya akan membela setiap warga negara yang mengalami ketidakadilan, tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras dan kelompok etnis.
"Kalau saya dipilih menjadi mandataris, kalau saya menerima tugas, saya akan membela setiap warga negara saya dengan sekuat tenaga saya. Saya berusaha selalu menjaga nilai-nilai Pancasila dengan dasar humanisme," janji dia.
Terinspirasi filasaf Tiongkok
Prabowo Subianto mengaku gaya kepemimpinannya banyak dipengaruhi oleh filsafat atau ajaran yang dipercaya oleh masyarakat Tiongkok.
Ia mengungkapkan salah satu kalimat kebijaksanaan masyarakat Tiongkok yang ia pegang teguh, yakni "seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak".
"Dalam menjalankan kepemimpinan saya, saya banyak sekali dipengaruhi oleh sejarah Tiongkok, oleh filosofi dan pelajaran-pelajaran Tiongkok," ujar Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto mengaku sangat menghormati sejarah peradaban masyarakat Tiongkok yang telah berlangsung selama ribuan tahun dan mempelajari kebudayaan masyarakatnya.
Menurut dia, setiap negara memiliki hal-hal baik yang dapat ditiru.
"Saya menyesal saya baru ketemu ini (falsafah Tiongkok) sesudah saya pensiun (dari kemiliteran). Kalau saya ketemu ini waktu saya mayor, mungkin saya udah lama jadi presiden," kata Prabowo Subianto.
Kendati demikian, Prabowo Subianto enggan dianggap sebagai antek ataupun antiterhadap Tiongkok.
"Kalau saya hormat pada Tiongkok tidak berarti saya anteknya Tiongkok," tegas Prabowo.
Dapat sumbangan Rp 460 juta
Setelah acara makan malam, Prabowo Subianto sempat memaparkan visi misinya bertajuk "Tionghoa dan Bisnis di Mata Prabowo."
Di akhir pemaparan, Ketua Umum Partai Gerindra itu berjanji bekerja keras jika terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2019.
"Kalau saya dipilih saya akan kerja keras," ujar Prabowo.
Di pengujung acara, sejumlah pengusaha memberikan donasi untuk Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Total sumbangan mencapai Rp 460 juta yang diberikan oleh 16 pengusaha Tionghoa.
Jumlah sumbangan paling besar yang diterima Prabowo malam itu mencapai Rp 250 juta dari seorang pengusaha bernama Kasidi atau Ahok.
Jika kalah memilih berkuda
Acara makan malam dan ramah tamah tersebut digagas oleh sejumlah pengusaha Tionghoa yang telah menyatakan mendukung Prabowo di Pilpres 2019.
Tujuannya agar warga dari komunitas Tionghoa, khususnya dari kalangan pengusaha, lebih mengenal visi misi yang diusung Prabowo.
Hadir dalam acara tersebut Direktur Media dan Informasi BPN Hashim Djojohadikusumo, anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo dan politikus Partai Gerindra Ahmad Dhani.
Hadir pula Politisi Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, anggota BPN Maher Algadri dan Fuad Bawazier serta Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Prabowo Subianto, mengungkapkan rencananya ketika nanti tidak berhasil terpilih sebagai presiden di Pilpres 2014.

Prabowo berencana untuk pensiun dan melakukan hobinya, yakni berkuda.
"Kalau saya tidak dipilih, ya saya jadi pensiunan, saya naik kuda saja nanti," kata Prabowo yang disambut tawa dan tepuk tangan seluruh tamu yang hadir.
"Terima kasih kalau saudara mau dukung saya terima kasih. Kalau saudara tidak dukung saya tidak ada masalah," tuturnya.
Berdasar data Tribunnews.com, Prabowo Subianto memiliki 134 kuda di Nusantara Polo Club (NPC) yang berada di Jagorawi Golf and Country Club.
• Prabowo: Kalau Terpilih Jadi Presiden Saya Akan Bekerja Keras, Kalau Kalah Saya Naik Kuda Saja
• Jika Menang Jadi Presiden, Prabowo: Maaf Saja, Jalan-jalan Pejabat ke Luar Negeri Dikurangi
• Hadiri Gala Dinner Bareng Pengusaha Tionghoa, Prabowo: Sebagian Mereka Dukung Saya
Pantauan Tribunnews.com di NPC terdapat dua kandang kuda. Satu kandang yang berada di bawah sebanyak 70 kuda dan satunya lagi kandangnya di atas terdapat 64 kuda.
NPC diperkirakan memiliki luas kurang lebih empat sampai lima hektare, terdapat landasan pacuan kuda dan satu bangunan lengkap dengan berbagai peralatan makan.
"Kandang di bawah ada sekitar 70 kuda, kalau yang di atas 64 kuda. Kuda kesayangan bapak ada di kandang atas namanya Palomo," kata salah satu perawat kuda, Minggu (25/5/2014).
Saat Tribunnews.com mendatangi kandang kuda yang di atas, kuda yang bernama Palomo berwarna putih dan berbadan besar serta tingginya kurang lebih 160an sentimeter.
"Ini kuda kesayangan bapak (Prabowo), dari Argentina. Kalau harganya saya enggak tahu," ucapnya.
Menurutnya, satu petugas minimal mengurus lima kuda, seperti memberi makan, membersikan kandang, dan membersihkan badan kuda.
Perawat kuda saat itu mengaku Prabowo sudah jarang berkuda menjelang Pilpres 2014 sial, hanya kadang-kadang saja. (Tribunnews.com/Kompas.com)