Tsunami di Anyer
Diterjang Tsunami Saat Gathering di Banten, Data Sementara PLN 14 Tewas dan 89 Belum Ditemukan
Diterjang tsunami saat gathering di Banten, data sementara PLN 14 tewas dan 89 orang belum ditemukan.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNJAKARTA.COM - Rombongan Perusahaan Listrik Negara (PLN) diterjang tsunami saat mengadakan family gathering dari Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat di kawasan Tanjung Leesung, Banten pada Sabtu malam (23/12/2018).
Hingga Minggu (13/12/2018) Pukul 11.00 WIB, korban selamat berjumlah 157 orang, 14 orang tewas dan korban belum ditemukan 89 orang.
Berdasarkan press release yang didapatkan TribunJakarta.com, total keseluruhan peserta gathering sebanyak 260 orang.
Pihak PLN masih terus mendata dan melakukan upaya pencarian korban.
"Kami mohon doanya agar seluruh korban bisa segera ditemukan dalam kondisi selamat," tulis keterangan pers tersebut.
• Jadi Korban Tsunami Banten, Postingan Terakhir Istri Vokalis Seventeen: Jangan Berhenti Goda Suami
• Tsunami Banten Terjadi saat Seventeen Lantunkan Lagu Kedua, Ifan: Kita Ikhlas
Selain itu, PLN juga telah mengirimkan 36 ambulan untuk membantu proses evakuasi di lokasi bencana.
Terkait kondisi kelistrikan pasca bencana, saat ini PLN sedang melakukan proses penormalan listrik dengan melakukan perbaikan gardu serta investigasi jaringan.

Terdapat 146 gardu yang berhasil dinyalakan, sementara gardu yang masih padam yakni 102 gardu. Selain itu terdapat 20 tiang Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Roboh akibat diterjang Tsunami.

Tsunami di Wilayah Selat Sunda Fenomena Langka
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan secara resmi bahwa tsunami telah terjadi dan menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, diantaranya di pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tsunami yang terjadi di wilayah Selat Sunda merupakan fenomena langka, karena tidak ada gempa bumi yang memicunya.
"Fenomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Letusan Gunung Anak Krakatau juga tidak besar. Tremor menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan. Tidak ada gempa yang memicu tsunami saat itu. Itulah sulitnya menentukan penyebab tsunami di awal kejadian," ujar Sutopo, Minggu (23/12/2018).
Sutopo menjelaskan, tsunami yang menerjang wilayah Pantai Anyer dan Lampung semalam kemungkinan terjadi akibat longsor bawah laut, karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Ia menjelaskan, Badan Geologi mendeteksi pada pukul Sabtu (22/12/2018) pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali, dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.
Namun, seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan). Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor, sehingga memicu tsunami.
• Klaim 2 Bulan Menikah Keluarga Marah ke Vicky Prasetyo, Angel Lelga: Dia Numpang Hidup pada Saya