Perwira TNI Tertembak
Fakta Terbaru Penembakan Perwira TNI: Dari Serempetan Hingga Pengemudi Grab Jadi Sasaran
Penembakan Letkol CPM Dono Kuspriyanto oleh Serda Jhoni Risdianto murni kriminal, sejumlah fakta dan hal yang melatarinya terungkap.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Erik Sinaga
Saksi mata yang enggan namanya disebut sempat mendengar letusan tembakan sebelum Letkol CPM Dono ditemukan tewas di dalam mobil yang ia kendarai.
Letkol CPM Dono mengendarai Toyota Kijang nomor pelat 2334-34. Nomor -34 di akhir merujuk kendaraan Pusat Polisi Militer.
"Kronologinya enggak tahu pasti, tapi sempat dengar beberapa kali tembakan, kalau tidak salah empat kali," ucap saksi mata di lokasi pada Rabu (26/12/2018) dini hari.

Kristomei membenarkan pelaku melepaskan empat kali tembakan ke arah korban Letkol Dono.
"Dua tembakan di depan. Kemudian kendaraan korban masih terus melaju dan ditembak lagi oleh pelaku. Dua tembakan di belakang," ujar Kristomei kepada wartawan di Kodam Jaya, Jakarta Timur, Rabu siang.
Letkol Dono tewas karena dua tembakan mematikan dari pelaku yang mengarah pada pelipis dan punggung yang menembus perut dan mobil pun berhenti.
"Korban meninggal dunia akibat luka tembak di pelipis dan punggung," tegas Kristomei.
Mobil sempat oleng
Setelah terdengar empat kali tembakan, mobil Toyota Kijang yang dikendarai Letkol CPM Dono sempat oleng lalu berhenti.
Kondisi kaca belakang mobil rusak tertembak.
Setelah dihampiri, anggota TNI AD tersebut bersimbah darah dan badannya jatuh ke bangku kiri.
"Pas saya lihat mobilnya masih jalan, tapi sudah oleng," ungkap saksi mata tersebut.
Ia mengaku tak utuh mengetahui penembakan anggota TNI tersebut.
Motor pelaku sempat jatuh karena menabrak bahu jalan.
Motor Yamaha N-Max tersebut ditinggalkan di depan pagar Sekolah Santa Maria Fatima, tidak jauh dari lokasi penembakan.
