Memoar Situ Rawa Kalong, Tempat Angker yang Bakal Dijadikan Wisata Air oleh Ridwan Kamil
Sebagai Juru Situ Rawa Kalong yang menggantikan ayahnya, Mimin tak menampik keberadaan makhluk gaib di Situ Rawa Kalong.
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIMANGGIS - Situ Rawa Kalong di Kelurahan Curug, Cimanggis bakal direvitalisasi sesuai janji Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau karib disapa Kang Emil dengan anggaran sekitar Rp 40 miliar.
Meski belum rinci kapan pengerjaan proyek dimulai, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Depok Manto Djorghi mengatakan pengerjaan proyek dimulai pada tahun 2019 mendatang.
Terlepas dari proyek, Juru Situ Rawa Kalong, Miminrusmini (47) yang bersyukur atas proyek revitalisasi mengisahkan Situ Rawa Kalong dulunya tak diminati masyarakat karena dikenal tempat angker.
Jangankan jadi tempat wisata air, para pemancing saja ogah menyambangi Situ yang kini tercemar oleh limbah pabrik, rumah tangga, sampah, pakan ikan yang mengenakan sisa catering.
"Dulunya enggak ada yang mau datang, untuk mancing saja enggak ada. Mau siang, mau malam sama saja, sepi. Dulunya memang seperti hutan belantara. Banyak yang takut diganggu makhluk gaib lah," kata Miminrusmini di Situ Rawa Kalong, Minggu (30/12/2018).
Baru sekira tahun 1988 kala teknologi mulai menjamah, masyarakat mulai berdatangan ke Situ Rawa Kalong untuk sekedar memancing dan bersantai.
Di bawah tahun itu, hanya segelintir orang yang bermukim tak jauh dari Situ Rawa Kalong lah berani datang meski tak lama menghabiskan waktu di sana.
"Mau masuk tahun 1990 itu mulai ada yang datang. Mungkin seiring zaman orang mulai enggak takut hal-hal gaib. Sebelumnya mah enggak ada yang datang. Paling dulu TNI doang yang datang buat latihan," ujarnya.
Sebagai Juru Situ Rawa Kalong yang menggantikan ayahnya, Mimin tak menampik keberadaan makhluk gaib di Situ Rawa Kalong.
Namun dia menilai hal itu lazim dan tak perlu dipermasalahkan, yang terpenting manusia harus dapat menjaga lingkungan sekitarnya, bukan hanya ingin memanfaatkan saja.
"Ya namanya hal gaib itu ada, tapi enggak perlu dibesar-besarkan. Banyak kok orang mancing yang enggak pernah diganggu, artinya kan enggak ada masalah. Yang penting datang ke Situ enggak merusak lingkungan saja," tuturnya.
Meski angker, Mimin menuturkan Situ Rawa Kalong justru lebih mempesona kala belum terjamah manusia dan gencarnya pembangunan yang membuat luas Situ Rawa Kalong menyusut.
Dulunya, sangat mudah mendapati kawanan burung Bangau dan Belibis yang sedang memangsa ikan di permukaan Situ Rawa Kalong.
Namun perburuan dan kepak sayap mereka di langit itu hanya memoar seiring kerusakan Situ Rawa Kalong yang terus menumpuk dari tahun ke tahun.
"Dulu setiap hari itu bisa lihat Bangau sama Belibis cari makan, mereka makanin ikan di Situ Rawa Kalong. Tapi makin lama ya hilang begitu saja. Sekarang Situ ini dangkal, airnya tercemar," kenang Mimin.
Pii (50), warga yang bermukim dekat Situ Rawa Kalong membenarkan pernyataan Mimin soal pesona Situ Rawa Kalong yang hanya tinggal memoar.
Seperti Mimin, dia hanya berharap janji Kang Emil sepenuhnya membebaskan Situ Rawa Kalong lekas terealisasi agar kenangan masa kecilnya tak dapat dirasakan anak-anak lain.
"Dulu Situ Rawa Kalong seperti hutan, tapi airnya bersih, bagus lah pokoknya. Sekarang enggak seperti hutan tapi airnya tercemar. Semoga pemerintah cepat ada tindakan, enggak sekedar datang terus foti-foto dan pergi," kata Pii.