Puslabfor Jelaskan Alasan Pistol Bripka Matheos Ditemukan di Sisi Kiri Jenazah

Menurutnya senjata api yang dipinjamkan Polri jatuh ke sisi kiri karena kepala Matheos menengok ke kiri saat menarik pelatuk pistol berwarna hitam

Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Puslabfor Polri saat menyisir lokasi Bripka Matheos De Haan saat ditemukan, Pancoran Mas, Depok, Kamis (3/1/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - Kepala Bidang Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Polri Kombes Pol Ulung Kanjaya angkat bicara terkait posisi pistol jenis Sig Sauer milik Bripka Matheos De Haan yang ditemukan tergeletak di sisi kiri jenazah.

Meski arah lintasan peluru berasal dari kanan ke kiri, Ulung menjelaskan pistol yang tergeletak di sisi kiri tersebut merupakan pistol milik Matheos yang digunakan untuk mengakhiri hidupnya.

Menurutnya senjata api yang dipinjamkan Polri jatuh ke sisi kiri karena kepala Matheos menengok ke kiri saat menarik pelatuk pistol berwarna hitam tersebut.

"Mungkin posisinya berdiri atau jongkok. Dia nengok ke sebelah kiri, jadi begitu pas nembak pasti jatuhnya ke kiri," kata Ulung saat dihubungi wartawan di Pancoran Mas, Depok, Jumat (4/1/2019).

Lantaran peluru melesat dari bagian kening kanan lalu menenbus kening kiri atas, Ulung menyebut Matheos tewas seketika di lahan parkir TPU Mutiara, Pancoran Mas.

Cepatnya waktu membuat personel Polsek Pancoran Mas yang sekitar satu tahun terakhir diperbantukan di Densus 88 Anti Teror Mabes Polri sudah tak memiliki kendali.

"Kan kalau habis nembak itu sudah enggak sadar (Meninggal). Mau digeser ke kanan enggak bisa, dia kan sudah meninggal, jadi jatuhnya langsung ke kiri," ujarnya.

Pada pakaian yang dikenakan Matheos sendiri, Ulung menjelaskan hasil penyelidikan Puslabfor Polri menemukan adanya jejak mesiu di pakaian.

Jejak mesiu itu sama dengan yang ditemukan Puslabfor Polri pada telapak tangan kanan mendiang yang mengenakan penutup wajah kala jasadnya ditemukan.

"Di baju ada jejak mesiunya, yang di kiri itu ada. Jadi pas nembak itu dia di pelipis kanan sambil nengok ke kiri. Makannya jatuh ke kiri, senjata terlempar ke kiri. Karena dia waktu posisi nembak nengok ke kiri," tuturnya.

Camat Tarumajaya Sebut Tumpukan Sampah di Kali Pisang Batu Merupakan Fenomena Kiriman

Selongsong dan Proyektil Tak Ditemukan, Bripka Matheos BKO Densus Dipastikan Bunuh Diri karena Ini

Perihal alasan Matheos bunuh diri, Ulung mengatakan Puslabfor bertugas memastikan masalah terkait senjata api, bukan alasan dan sebab almarhum bunuh diri.

Yakni menemukan adanya Gunshot Residue (GSR) pada jasad yang dapat digunakan untuk memastikan tindak bunuh diri tanpa menemukan proyektil dan selongsong peluru.

Dia meminta wartawan untuk menanyakan hal itu pada penyidik berwenang yang mengani kasus ini guna memastikan alasan bunuh diri.

"Kemungkinan dari masalah latar belakang frustrasi, tapi ya jelas tanya ke reserse (Penyidik). Kalau bukan dia bunuh diri enggak didapat GSR-nya. Enggak masalah selongsong itu enggak ketemu, yang membuktikan itu pelurunya identik," jelas Ulung.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan ada kemungkinan jasad Matheos bergeser sehingga senjata api ditemukan di sisi kiri.

Pasalnya, Matheos yang menurut penuturan keluarga menyabet sejumlah prestasi lomba tembak di tingkat Polda dan Mabes Polri itu tidak kidal.

"Kan bisa saat ditemukan jenazah digeser. Posisi senjata api Bripka Matheos saat jasadnya ditemukan ada di bawah badan. Almarhum enggak kidal," jelas Argo, Selasa (1/1/2019).

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved