Info Kesehatan
Sebelum Meninggal Aktor Robby Tumewu Idap Stroke, Yuk Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Simak penyebab dan cara pencegahan peyakit yang pernah diidap Aktor Robby Tumewu sebelum meninggal
Penulis: Ilusi | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Kabar duka datang dari blantika hiburan tanah air, pembawa acara sekaligus aktor Robby Tumewu menghembuskan nafas terakhir pada hari ini, Senin (14/1/2019).
Kabar tersebut dibagikan oleh sang sahabat, Becky Tumewu dalam sosial media Instagram miliknya.
Melalui unggahannya di Instagram Stories, Becky Tumewu mengatakan bahwa Robby Tumewu telah meninggal dunia.
"Robby sakit sudah lama, sudah tidak usah diceritain lagi bagian sakitnya, dia telah pergi tadi dini hari, pukul 00.15," tulis Becky Tumewu.
Kabar duka yang dibagikan Becky Tumewu itu ia unggah seolah ingin mengenang sahabatnya, Robby Tumewu.
Robby Tumewu sebelumnya diberitakan mendapatkan perawatan intensif karena serangan stroke, pada Kamis (20/6/2013) lalu.
"Serangan kedua stroke. Dua tahun lalu pernah kena serangan juga. Ini lebih serius. Kondisinya sejak dilarikan ke rumah sakit belum sadar," ucap Andre, keponakan Robby Tumewu saat itu.
Tim medis kemudian melakukan upaya operasi untuk melubangi tenggorokan aktor yang beken lewat sitkom "Lenong Rumpi" itu.
Operasi dilakukan supaya Robby Tumewu bisa mengeluarkan slem (lendir).
Andre menuturkan, pamannya itu sebelumnya juga pernah menjalani operasi karena ada pendarahan dalam otaknya.
Operasi itu sudah rampung. Namun, untuk melewati masa kritis membutuhkan waktu selama sepekan.
"Memang kata dokter masa kritisnya bisa sampai satu minggu. Tapi, belum sampai satu minggu, ada serangan kedua ini," ucapnya.
Follow :
TribunJakarta.com rangkum dari berbagai sumber, berikut penyebab dan cara pencegahan stroke.
Stroke adalah suatu kejadian rusaknya sebagian dari otak. Terjadi jika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat, atau jika robek atau bocor.
Stroke dapat menyebabkan hilangnya fungsi-fungsi otak dengan cepat, karena gangguan suplai darah ke otak.
Hal ini dapat terjadi karena iskemia atau berkurangnya aliran darah yang dikarenakan adanya penyumbatan atau adanya haemorrhage aliasa pendarahan.
• Dilamar Begitu Romantis dengan Ammar Zoni, Irish Bella Curiga Hingga Pertanyakan Hal Ini: Hah?
• Nella Kharisma Banjir Pujian, Cover Kemarin Seventeen dengan Sentuhan Dangdut Trending di YouTube
Melansir dari hallosehat, terdapat tiga jenis stroke.
1. Stroke iskemik
Kondisi ini terjadi katika pembuluh darah yang menyuplai darah ke area otak terhalang oleh bekuan darah.
Bekuan darah sering diakibatkan oleh aterosklerosis, yang merupakan penumpukan timbunan lemak di lapisan dalam pembuluh darah.
2. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yakni aneurisma, yang menyebabkan sebagian pembuluh darah melemah hingga mengembang layaknya balon dan kadang pecah.
Lalu, malformasi arteriovenosa, yaitu kondisi pembuluh darah yang terbentuk secara abnormal. Jika pembuluh darah semacam itu pecah, bisa menyebabkan stroke hemoragik.
3. Stroke ringan
Penderita stroke ringan mengalami kekurangan darah pada siistem saraf yang berlangsung singakt.
Hal tersbeut biasanya terjadi kurang dari 24 jam.
Kondisi ini terjadi saat bagian otak tidak mendapat pasokan darah yang cukup.
• Julie Estelle Digosipkan dengan Gading Marten, Gisel Justru Berseloroh Singgung Istri Irwan Mussry
• Disebut Matre & Tak Bisa Mengambil Video oleh Baim Wong, Paula Verhoeven Kesal: Kamu Bisa Diem Gak?
Melansir dari Aldodokter, berikut gejala stroke ringan yang perlu kamu ketahui.
- Mengalami kelumpuhan pada satu di antara sisi tubuh seperti wajah, lengan, atau kaki.
- Cara berbicara menjadi kacau, cadel dan tidak jelas, serta kesulitan memahami kata-kata orang lain.
- Akan mengalami pandangan yang kabur, bahkan kebutaan pada salah satu atau kedua mata.
- Pusing serta kehilangan keseimbangan.
Untuk pencegahannya, kamu bisa menurunkan tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi adalah keadaan besar yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke.
Oleh karena itu, kamu harus mengontrol tekanan daarahmu.
Lebih lanjut, obesitas juga akan meningkatkan peluang kamu mengidap stroke.
• Nagita Slavina Curhat Nangis Lantaran Dimarahin Rafathar, Baim Wong: Wah Gila Ih
• Tak Dapat Janjikan Kemewahan Duniawi, Ammar Zoni Tawarkan Ini ke Irish Bella
Bagi yang sudah mengalami obesitas atau baru sekedar kelebihan berat badan, disarankan untuk menurunkan untuk mengurangi risiko terkena penyakit stroke.
Olahraga juga mempuanyai peranan penting untuk mengurangi risiko terkena penyakit stroke.
Paslanya, olahraga memiliki peranan terpenting untuk menurunkan berat badan dan tekanan darah.
Mdelansir dari Midland Daily News, Dr. Omar P. Haqqani mengatakan bahwa stroke bisa terjadi di usia berapapun.
Mulai dari meraka yang masih anak-anak, muda, dewasa hingga paruh baya.
Terlebih, sebuat studi menprediksi bahwa seperempat orang di dunia yang berumur di atas 25 tahun bakal lebih mudah terkena stroke.
• Sebelum Meninggal Pretty Asmara Idap Gangguan Lambung, Yuk Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
• Robby Tumewu Menghembuskan Nafas Terakhir, Becky Tumewu: Semua Tinggal Kenangan
