Permasalahan Sampah Kolong Tol di Papanggo yang Belum Usai

Permasalahan sampah yang ada di kolong Tol Ir. Wiyoto Wiyono, tepatnya di RT 011/RW 08 Papanggo, Tanjung Priok, tak kunjung usai.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Sampah di kolong tol Ir. Wiyoto Wiyono, RT 011/RW 08, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Permasalahan sampah yang ada di kolong Tol Ir. Wiyoto Wiyono, tepatnya di RT 011/RW 08 Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, tak kunjung usai.

Pada April 2018 lalu tumpukan sampah di kolong tol itu terekspos dan kemudian dibersihkan oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, terkhusus Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara.

Pembersihan sudah dilakukan berhari-hari pada April lalu, dan sampah rumah tangga dibuang di kolong tol itu berangsur-angsur berkurang.

Namun, kesadaran masyarakat sekitar untuk tidak membuang di kolong tol itu sepertinya belum juga pulih.

Buktinya, belakangan ini sampah kembali menumpuk di kolong tol tersebut.

Minim pengawasan dari pengelola

Petugas Operasional Satpel Lingkungan Hidup Kecamatan Tanjung Priok, Muhamad Yamin mengatakan sampah kembali muncul di kolong tol karena masyarakat sengaja membuangnya di sana.

"Ini sampah baru. Dulu ini kita sudah bersihkan, kita bikin laporan semuanya kita udah bersihkan. Dulu sudah tuntas," kata Yamin ketika ditemui TribunJakarta.com di lokasi, Selasa (15/1/2019).

Sederet Manfaat Tak Terduga dari Kulit Pisang untuk Wajah, Bisa Bantu Usir Jerawat

Menpora Imam Nahrawi Terus Dorong Kinerja Satgas Antimafia Bola

Selain kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, kondisi kolong tol Ir. Wiyoto Wiyono di RW 08, Papanggo yang kembali dipenuhi sampah juga tidak terlepas dari minimnya pengawasan pengelola tol, PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP).

Yamin mengatakan keberadaan sampah di kolong tol tidak dapat dibendung ketika pengawasan dari pihak pengelola tol begitu minim.

Warga jadi seenaknya saja membuang sampah di kolong tol akibat tidak ada petugas yang mengawasi, atau bahkan melarang.

"Ini mungkin minimnya pengawasan dari pihak CMNP-nya juga, selain itu warga masyarakatnya juga. Kesadaran membuang sampahnya belum besar karena ada gerobak-gerobak juga dari wilayah lain dibuang ke sini," kata Yamin.

Kepala Satpel Lingkungan Hidup Tanjung Priok, Basrudin menjelaskan tumpukan sampah di kolong tol juga diakibatkan pengelola yang tidak tuntas melakukan pembersihan usai pembongkaran gubuk liar di sana.

Hal itu menurutnya membuat masyarakat melihat masih adanya kesempatan untuk membuang sampah di kolong tol, usai giat gerebek sampah April lalu.

"Nah rupanya nih pihak CMNP tidak tuntas. Jadi tudak dibersihkan semuanya, hanya dibongkar, akhirnya karena itu kumuh, orang tertarik buang sampah di situ. Akhirnya masuk media ya sudah kita kerjakan lagi," beber Basrudin.

Jane Shalimar Beberkan Kronologi ATM-nya Bisa Dipegang Vanessa Angel

UPDATE Hasil Akhir CPNS 2018 Kemenag, Donwload PDF Pengumumannya dan Cek Namamu!

Petugas gabungan dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara mengangkut sampah dari kolong tol Ir. Wiyoto Wiyono, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (22/4/2018). ISTIMEWA
(Istimewa)
Petugas gabungan dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara mengangkut sampah dari kolong tol Ir. Wiyoto Wiyono, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (22/4/2018). ISTIMEWA (Istimewa) (Istimewa)

Basrudin menambahkan, beragam upaya koordinasi yang sudah pihak LH lakukan kepada PT CMNP tak membuahkan hasil.

Dengan begitu, sulit bagi pihak LH untuk menuntaskan segala pembersihan ke depannya lantaran pengelola saja seakan tak mengurusi lahan mereka.

"Pasti kita tetap mengimbau pengelola jalan tol untuk menjaga lahannya. Karena itu kan aset mereka. Kalo aset mereka aja nggak mau dijaga kan jadi repot. (Selama ini) sama sekali tidak ada (koordinasi). Justru saya sudah ngajak koordinasi melalui WA, melalui telepon, nggak dijawab," tandas Basrudin.

Di sisi lain, Ketua RT 011/RW 08 Papanggo, Ujang Johan mengklaim sampah yang ada di wilayahnya itu bukan milik warganya.

Ujang mengungkapkan ada oknum-oknum pembuang sampah dari wilayah lain yang membuang sampah mereka di kolong tol secara sembunyi-sembunyi.

"Jadi bukan dari warga setempat, dari mana-mana tau-tau malam, tau-tau pagi sudah penuh, enggak tahu buangnya kapan. Kalau siang kan banyak yang jaga di kolong tol, kalau malam tiba-tiba aja karena ada yang ke sana, kebanyakan malam, pagi-pagi sudah penuh sampah," kata Ujang.

Rekap Transfer Pemain Persib Bandung hingga Persija, Maung Bandung Segera Kedatangan Pemain Asia

Posting Foto Makanan, Ifan Seventeen: Aku Pesan yang Biasa Kita Makan

Ujang menjelaskan memang di sekitar kawasan itu tidak ada tempat pembuangan sampah (TPS) resmi.

Yang terdekat adalah TPS Waduk Cincin di mana letaknya sekitar 1 kilometer dari pemukiman warga RT 011.

Maka dari itu, menurut Ujang, warga di RTnya berinisiatif menyewa gerobak sampah yang setiap harinya mengangkuti sampah warga untuk dibuang ke Waduk Cincin.

"TPS ada tapi di Waduk Cincin sana. Anak-anak kalau sore biasa ngambil sampah ke rumah-rumah dibayar Rp 2 ribu-Rp 3 ribu dia buangnya ke sana di TPS Waduk Cincin. Sudah disediakan pakai gerobak setiap sore. Kalau yang di kolong tol enggak ketahuan, tau-tau penuh," ucap Ujang.

Butuh seminggu, 200 petugas, dan 30 germor untuk bersihkan kolong tol

Sebanyak 200 personel Satpel Lingkungan Hidup dari enam kecamatan di Jakarta Utara beserta puluhan gerobak motor (germor) terpaksa diterjunkan untuk membersihkan sampah di kolong tol tersebut.

Pembersihan yang dimulai sejak Senin (14/1/2019) lalu bakal dilakukan hingga sepekan ke depan.

"Ini hari kedua. Personel sekitar 200 orang terdiri dari petugas LH 6 kecamatan yang ada di Jakarta Utara," kata Yamin.

Terdakwa Penerima 103 Kg Ganja dari Aceh Divonis Hukuman Mati

Rumput Lapangan Lodaya Sakti Banyak yang Mati, Begini Tanggapan Kades Cisayong

Yamin mengatakan, saking banyaknya sampah, 200 petugas pun mesti dikerahkan selama sepekan ke depan.

Menurut dia, masing-masing kecamatan juga mengerahkan sedikitnya 5 germor untuk mengangkut sampah yang ada di kolong tol itu.

Pengerahan tersebut perlu dilakukan mengingat keterbatasan personel dan jumlah germor yang ada dimiliki Satpel LH Kecamatan Tanjung Priok; hingga kini baru ada 11 germor.

"Kenapa harus semua diturunkan? Karena germornya di Tanjung Priok minim. Nggak mampu dong membersihkan sendiri," kata Yamin.

Yamin menuturkan, sampah yang menumpuk di kolong tol tersebut jumlahnya belum dapat diperkirakan.

Namun, selama dua hari giat gerebek sampah sampai Selasa kemarin, sebanyak 180 meter kubik sampah sudah terkumpul.

Adapun lahan di kolong tol yang dipenuhi sampah panjangnya mencapai 800 meter.

"Dari kemaren sampe sekarang total sekitar 180 meter kubik. Ini ditransit dulu di Waduk Cincin kita siapkan 6 unit kendaraan besar (truk). Itu nanti dibawa ke Bantargebang," tandasnya.

Kesulitan akses

Satu unit gerobak motor (germor) sempat terbalik saat tengah melakukan pengangkutan sampah dari kolong tol kemarin.

Basrudin mengatakan germor tersebut terbalik lantaran akses jalan di kolong tol tersebut sempit dan licin.

Kambing di tumpukan sampah Kolong Tol Wiyoto Wiyono di kawasan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara Minggu (29/4/2018).
Kambing di tumpukan sampah Kolong Tol Wiyoto Wiyono di kawasan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara Minggu (29/4/2018). (TribunJakarta.com/Rafdi Ghufran Bustomi)

"Iya kan akses jalannya itu sulit, licin juga, jadi terpeleset. Tadi pas lewatin jembatan kecil kayu itu ambles, terus terbalik," kata Basrudin ketika dihubungi TribunJakarta.com.

Basrudin mengatakan, germor yang terbalik pagi tadi adalah milik Satpel LH Kecamatan Penjaringan.

Menurut Basrudin, pengemudi germor yang terbalik belum begitu hapal medan yang ada di kolong tol.

"Itu germor dari Penjaringan yang terbalik. Kalo pengemudi germor dari Priok kan sudah hapal medannya," kata Basrudin.

Meskipun terbalik, satu germor milik Satpel LH Kecamatan Penjaringan itu masih bisa digunakan. Pengemudinya pun tak mengalami luka akibat insiden terbaliknya germor.

"Enggak, nggak luka. Kebetulan pengemudinya lompat kan itu ada pasir agak empuk gitu. Germornya juga nggak rusak. Buktinya masih bisa dua rit tadi," kata Basrudin.

Basrudin menambahkan, pihaknya telah mengantisipasi supaya insiden tersebut tidak terjadi lagi dengan mengimbau para pengemudi germor supaya hati-hati.

Selain itu, Basrudin juga berharap supaya pihak pengelola tol, yakni PT CMNP, bisa berlaku kooperatif untuk membuat akses jalan yang lebih aman dan mudah dijangkau.

"Saya juga berharap kita akses jalan saja. Kalo ada akses jalan, truk saya bisa masuk okelah dia nggak ini. Kalo bisa PT CMNP kooperatif lah bikinin jalan kalo mau bersih," tegas Basrudin.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved