Sederet Fakta Rusuh di Tanah Abang: Banyak Preman Terlibat saat PKL Lawan Anggota Satpol PP
PKL Tanah Abang lemparkan batu dan besi ke arah anggota Satpol PP yang merazia mereka. Di balik kericuhan itu 80 persen preman setempat terlibat.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Erik Sinaga
"Polisi langsung menciduk tiga orang yang diduga provokator," ungkap dia.
Saat ini, barang bukti berupa batu dan mobil yang ditimpuk batu juga telah diamankan di kantor Polsek Tanah Abang.
Kawasan Tanah Abang sudah aman dan kondusif, sementara Satpol PP dibantu aparat Polsek Tanah Abang juga terus melakukan pengamanan di sekitar skybridge.
Kapolsek Tanah Abang, AKBP Lukman Cahyono, mengaku saat ini keributan sudah dapat diatasi oleh petugas.
"Hanya ribut sedikit saja," kata Lukman.

Kericuhan dipicu karena para PKL dilarang berjualan di trotoar sehingga omzet mereka turun drastis.
"Para PKL ini mempertanyakan kepada Satpol PP Karena mereka tidak bisa berjualan lagi di area larangan berjualan," jelas Lukman.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, situasi sudah kondusif meski masih ada saja pedagang yang membandel setelah ditertibkan petugas.
Mereka kembali memajukan dagangannya ke trotoar setelah diminta petugas untuk meletakkan dagangannya tidak di luar garis kuning trotoar.
Suasana mencekam
Para pedagang yang memiliki kios permanen di Tanah Abang menceritakan suasana mencekam saat bentrokan PKL dan anggota Satpol PP.
Pedagang pakaian pria dan wanita, Mustafa, mengaku lempar batu oleh pedagang ke petugas baru pertama kali terjadi.
Para PKL yang berjualan di trotoar Tanah Abang biasanya hanya meluapkan amarah dengan menangis atau berteriak saat menolak ditertibkan satpol PP.
"Tadi itu menakutkan sekali. Semua pedagang melempar batu," kata Mustafa dilansir Kompas.com dalam berita Kesaksian Pedagang Ketakutan saat Bentrokan di Tanah Abang.
Menurut kesaksian Mustafa, para petugas satpol PP tidak melawan, mereka berusaha menenangkan para PKL yang terus melemparkan batu.
