Cerita Warga Sebelum Api Berkobar Enam Jam Hanguskan Ratusan Rumah Warga Tomang
Enam jam api berkobar, ratusan rumah di Jalan Tomang Timur hangus terbakar, ribuan orang harus mengungsi ke tenda pengungsian. Ini cerita saksi mata.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Pihak kecamatan membangun dua posko utama untuk para korban terdampak kebakaran.

"Sementara kita sudah bangun dua posko, kita arahkan ke sini (posko) di RW 14 dan RW 15," kata Achmad.
Sementara Sudin Sosial Jakbar sudah membangun tenda-tenda dan membuka dapur umum untuk menyiapkan makan siang dan sore dibantu personel PKK.
Achmad sudah berkoordinasi dengan PLN dan PALYJA untuk ketersedian pasokan listrik dan air bersih untuk korban terdampak kebakaran.
"PLN sudah menyisir lokasi tapi listrik belum menyala karena jaringan mesti steril dulu. Untuk air bersih nanti ada mobil tangki air untuk keperluan makan, minum, mandi," kata Achmad.
Sedangkan untuk keperluan MCK, kata Achmad, akan disediakan toilet mobile di lokasi dekat posko.
"Untuk MCK umum saya lagi minta bantuan ke Sudin Lingkungan Hidup," katanya.
Cerita warga padamkan api
Hendra dan Tri terbangun dini hari saat asap tebal memasuki ruangan di rumahnya. Spontan mereka keluar rumah untuk mencari sumber asap tebal tersebut.
Asap tebal itu muncul akibat adanya api yang telah melalap sebuah rumah milik Ibu Tum di Jalan Tomang Utara, RT.02, RW 15, Jakarta Barat.
Hendra lantas mengambil satu unit tabung kecil APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang berada dekat dengan kompornya.
APAR tersebut, kata Hendra, sengaja dibawa olehnya untuk memadamkan api yang sudah terlanjur membesar di rumah Ibu Tum.
"Api muncul sudah dari pukul 02.30 WIB. Saya sudah coba padamkan pakai APAR, dua kali satu pakai yang kecil kedua pakai APAR yang tabung besar milik warga yang lain," sambung Hendra.

Berkat APAR, kata Hendra, api berhasil dipadamkan sementara. Tak lama api kembali membesar dan merembet ke rumah lainnya.
"Itu memang sudah padam sementara pas saya semprot pakai APAR. Tapi enggak lama gede lagi, besar langsung merembet. Coba disiram pakai air tapi sudah pasrah, gak bisa (padam)," tutur Hendra.