Liga Indonesia
Manajer Persib Umuh Muchtar Desak Revolusi di PSSI, Gelar KLB Setelah Pilpres 2019
Persib Bandung ternyata menjadi salah satu dari tiga klub yang tak menyetujui pemakzulan Edy Rahmayadi sebelum akhirnya mundur.
TRIBUNJAKARTA.COM - Persib Bandung ternyata menjadi salah satu dari tiga klub yang tak menyetujui pemakzulan Edy Rahmayadi sebelum akhirnya mundur.
Sebagaimana diberitakan SuperBall.id dan BolaSport.com, Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatan Ketua UmumPSSI pada Kongres PSSI di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019).
Edy Rahmayadi menjadi orang nomor satu di tubuh organisasi pengatur sepak bola Tanah Air itu sejak 2016 hingga seharusnya 2020.
Namun, sejak Edy Rahmayadi terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023, banyak pihak yang menuntut Edy Rahmayadi segera mundur dari PSSI.
Edy Rahmayadi kala itu bergeming dan menyatakan, “Meskipun sudah terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara, saya tetap berada di PSSI sampai masa jabatan saya habis pada 2020.”
Kehampaan prestasi di level Timnas Indonesia ditambah terbongkarnya borok pengaturan skor dalam kompetisi sepak bola Indonesia membuat publik makin kecewa terhadap PSSI.
Akhirnya, tibalah Kongres Tahunan PSSI yang digelar di Bali.
• Tak Bisa Diperkuat Pemain Asing Baru di Liga Champions Asia, Persija Jakarta Sindir PSSI
• Bau Kaki? Yuk Hilangkan dengan Rendaman Cuka Apel, Simak Caranya
Semula, sama sekali tak terbayang Edy Rahmayadi bakal mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI.
Bahkan, Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria sudah memagari tak ada pembahasan rangkap jabatan dan pengaturan skor di kongres itu.
Ternyata, Edy Rahmayadi memberikan kejutan besar dengan menyatakan mundur.
Akan tetapi, keputusan mundur mantan Panglima Kostrad itu tak dikehendaki perwakilan Persib.
Alasannya, sang pengganti Edy Rahmayadi, Joko Driyono(Jokdri), yang sebelumnya menjabat wakil ketua umum, secara otomatis naik jabatan menjadi ketua umum walau berstatus pelaksana tugas (Plt).
Wajah Baru PSSI
Manajer Persib Umuh Muchtar menyerukan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memilih ketua umum baru PSSI.
Umuh Muchtar sadar, KLB itu tak akan mudah, karena anggota Komite Eksekutif (Executive Committe/Exco) PSSI harus bergerak untuk menginisiasinya.
Bila Exco PSSI diam saja, maka voters (para pemilik suara) yang diisi oleh klub-klub Liga 1, Liga 2, Liga 3, dan asosiasi provinsi (asprov) PSSI harus bersuara sama minimal 2/3 sesuai pasal 30 statuta PSSI.
• Kabar Persib Bandung: Bocoran Starting Line Up Hadapi Persiwa hingga Rumor Terkini Fabiano Beltrame
• Gisella Anastasia Kesenengan Basuki Tjahaja Purnama Bebas Besok: Mudah-mudahan Bisa Bangkit
“Bagaimanapun juga banyak yang tidak puas ya kemarin (di Kongres PSSI), maksudnya kalau Pak Edy menyerahkankan itu untuk sementara (kepada Joko Driyono)," ucap Umuh Muchtar, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Simamaung.com, Rabu (23/1/2019).
"Mudah-mudahan setelah Pemilihan Presiden (17 April) cepet ada KLB ya,” tegas Umuh Muchtar.
Umuh Muchtar mendesak perubahan mendasar di PSSI dengan menghadirkan wajah-wajah baru dengan memotong generasi lama yang terbukti tidak lebih baik dari sebelumnya.
Umuh Muchtar sangat sedih karena sejumlah kasus di bawah Edy Rahmayadi bermunculan, seperti tewasnya suporter hingga pengaturan skor di Liga 2 dan Liga 3.
“Jadi, ada pergantian lagi semua. Jadi, (pengurus PSSI) tidak kembali pada muka-muka lama lagi begitu."
"Kita sudah susah, susah reformasi begitu."
"Jadi maksud saya ada muka muka baru di PSSI, muka baru yang benar benar baru dan saya dukung satgas (antimafia sepak bola),” tuntut Umuh Muchtar. (Superball.id)