Soal Ketua Umum PSSI, JK Sebut Erick Thohir Hingga Kesiapan Cak Imin

Nama pengusaha Erick Thohir disebut Wakil Presiden Jusuf Kalla, masuk sebagai kriteria Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI)

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Erik Sinaga
Tribunnews.com
Logo PSSI 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Nama pengusaha Erick Thohir disebut Wakil Presiden Jusuf Kalla, masuk sebagai kriteria Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI).

Meski JK mengaku dirinya tak lagi aktif di dunia sepak bola.

Ia melihat sosok Erick Thohir pantas menjadi Ketua PSSI.

"Saya aktif di sepak bola kira-kira 40 tahun lalu. Saya tidak tahu lagi siapa yg punya pengalaman-pengalaman. Jaman dulu saya tahu, karena kita sering rapat di PSSI secara bersama-sama. Sekarang banyak generasi mudalah yang baik. Mungkin yg punya pengalaman bola internasional Erick. Erick lagi, Erick lagi," kata JK yang ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2019).

JK menambahkan, Erick memiliki rekam jejak jelas dalam olahraga si kulit bundar itu.

Apalagi diketahui mantan Ketua Penyelenggara Asian Games 2018 itu, pernah memiliki saham klub bola Internasional yaitu Inter Milan.

"Ya kalau kriteria yang saya katakan tadi, punya pengalaman yang baik," lanjut dia.

Nama Erick Thohir kembali dimunculkan masuk dalam bursa Ketua PSSI, setelah Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari kursi nomor 1 itu.

Kini jabatan Ketua PSSI didapuk oleh Plt Joko Driyono.

Cak Imin Siap Jadi Ketum PSSI

Setelah pengusaha Erick Thohir, kini nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sekaligus Ketua Dewan Pembina Persija Jakarta, Syafruddin, dimunculkan untuk menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) pasca-pengunduran diri Edy Rahmayadi.

Nama dan foto keduanya juga beredar di dunia maya sebagai tokoh yang cocok menjadi Ketua Umum PSSI.

Gayung bersambut, Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar, menyatakan siap memimpin PSSI.

Bahkan, ia membawa misi untuk melakukan revolusi total di dalam tubuh PSSI, termasuk merombak struktur kepengurusan, jika terpilih.

"Total revolusi PSSI, kita seleksi dan revitalisasi semua, yang positif kita teruskan, yang negatif kita tinggalkan," ujarnya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, kemarin.

Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan cukup banyak masalah yang ada di dalam PSSI yang harus segera dibenahi.

Di antaranya, transparansi hingga pengelolaan, pembinaan hingga pembiayaan klub-klub sepak bola profesional.

"Kita bisa contoh klub di berbagai negara. Begini, menyambungkan daerah sepakbola di kampung-kampung menjadi energi kekuatan nasional yang melahirkan pemain nasional yang tangguh. Itu saja filosofinya," katanya.

Muhaimin mengaku banyak rekan-rekannya yang menanyakan kesiapannya dan mendukungnya menjadi Ketua Umum PSSI.

Rekan-rekannya itu menyampaikan keprihatinan atas sepakbola tanah air dan organisasi PSSI selama puluhan tahun. Dan mereka menilai dirinya layak memimpin PSSI karena pengalamannya.

"Semula kaget, kok saya diminta. Itu saya kira hanya bercanda, ternyata mereka mempertimbangkan dua hal. Pertama, pengalaman saya di legislatif, pengalaman saya di eksekutif, dan pengalaman saya dengan berbagai kalangan swasta," aku Muhaimin.

Meski begitu, Muhaimin tidak menyebut siapa teman-temannya yang mendorongnya menjadi Ketum PSSI.

Ia menyadari dirinya bakal terkendala dengan syarat menjadi Ketua Umum PSSI, seperti mendapat dukungan dari para pemegang hak suara dalam kongres, seperti pemilik klub.

Namun, menurutnya peraturan syarat tersebut bersifat tidak mutlak.

"Terserah pengurus daerah, kan saya ikut saja. mau diubah aturannya terserah aja," kata dia.

Untuk menunjukkan keseriusan menjadi Ketua Umum PSSI, Muhaimin telah menunjuk dua orang anggota DPR dari fraksi PKB, Mafiryon dan Faisol Reza, untuk melobi para pemilik klub Liga Indonesia.

Harus Miliki Keberanian

Pemerhati sepak bola Kesit B Handoyo menjelaskan sosok ketua umum harus memiliki keberanian untuk mengubah kultur atau kebiasaan buruk yang selama ini ada di PSSI. Ketua umum PSSI harus kredibel.

"Orang ini setidaknya tahu bagaimana menjadikan bola sebagai sebuah industri sehingga bola kita bisa profesional dan secara bisnis maju," ujarnya.

Kesit menyebut mantan pembina Bhayangkara FC yang kini menjadi Ketua Dewan Pembina Persija Jakarta, Syafruddin, dan Erick Thohir memiliki kapasitas dan memenuhi kriteria tersebut.

"Syafruddin itu sebagai dewan pembina cukup sukses. Dulu membawa Bhayangkara FC juara (Liga I tahun 2017), kemudian membawa Persija Juara (Liga 1 tahun 2018), saya rasa bisa-bisa saja dimunculkan namanya," tutur Kesit.

Selain membawa klub Bhayangkara FC dan Persija Jakarta menjadi juara liga 1, mantan Wakil Kepala Polri itu menjadi CDM (Chef de Missions) memimpin kontingen Indonesia dalam ajang Asian Games 2018.

Nama lain yang disebut Kesit adalah Erick Thohir. Alasannya Erick sudah lama berkecimpung dalam perkembangan olahraga di Indonesia dan internasional.

Selain itu juga, menurut Kesit, Erick dekat dengan dunia sepak bola.

Bahkan, saat dipercaya menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) Erick Thohir Asian Games 2018 menjadi salah satu kunci keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games.

"Dia pernah menjadi pengurus klub liga, selain itu Erick juga pernah memiliki klub Inter Milan jadi pengalamannya ada mengurus sepak bola," jawab Kesit.

Menurut Kesit, banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk membenahi PSSI, sebagai olahraga yang paling digemari rakyat Indonesia.

Ketua Umum PSSI harus lah sosok yang tegas dan memiliki kepemimpinan yang kuat sehingga upaya 'bersih-bersih' organisasi dapat terus dilakukan.

Ia berharap siapa pun yang akan menjadi Ketua Umum PSSI akan membawa perubahan yang sangat berati, khususnya prestasi Timnas PSSI.

Sebab, salah satu parameter keberhasilan Ketua Umum PSSI akan dilihat dari prestasi yang didapat Timnas PSSI.

"Kita harus optimis sosok tersebut akan menjadikan PSSI lebih baik dan membawa timnas memiliki prestasi gemilang," kata Kesit.

 Mundurnya Edy Rahmayadi
Keputusan mengejutkan disampaikan oleh Edy Rahmayadi yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.

Pada Kongres PSSI yang digelar di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Minggu (20/1/2019), Edy Rahmayadi menyatakan melepaskan jabatan Ketua Umum PSSI.

Pernyataan mundur tersebut diucapkan oleh Edy saat menyampaikan kata sambutan.

"Saya nyatakan hari ini saya mundur dari Ketua. Dengan syarat jangan khianati PSSI ini. Jangan karena satu hal lain terus kita bercokol merusak rumah besar ini. Saya mundur bukan karena saya tidak bertanggungjawab tetapi karena saya bertanggung jawab," kata Edy pada pidato tersebut.

Pensiun dari Bulu Tangkis, Liliyana Natsir Segera Diangkat Jadi PNS dan Diberi Jabatan Istimewa

Ustaz Maulana Mulai Tampak Ceria Usai, Anak Sulung Ungkap Kesedihan: Umi Kami Rindu Pelukanmu

Rute TransJakarta Diperpanjang Sampai CBD Ciledug, Sopir Angkot Menjerit

Sebelumnya, dikarenakan rangkap jabatan, banyak netizen maupun suporter yang meminta Edy Rahmayadi untuk mundur.

Namun, Edy sempat menolak mundur dan berniat untuk melanjutkan jabatan sebagai Ketua Umum PSSI hingga 2020.

Pernyataan tersebut sekaligus mematahkan niat Edy Rahmayadi yang ingin bertahan hingga masa akhir jabatannya.

Secara otomatis, kepemimpinan Edy Rahmayadi berpindah ke Joko Driyono yang merupakan Wakil Ketua Umum PSSI. (Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved