Cerita Rani, yang Rela Tinggalkan Pekerjaan Bergaji Besar dan Jadi Petugas Pembersih Sampah di Kali

Punya gaji yang cukup besar hingga di atas kisaran Rp 5 juta per bulan pada tahun 2004, nyatanya belum bisa memberikan kenyamanan pada Rani.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Rani tengah membersihkan sampah di aliran kali di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Bekerja di sebuah maskapai penerbangan dan memiliki gaji yang besar, nyatanya tak mampu memberikan kenyamanan di dunia kerja dalam hidup Rani.

Pekerjaan tersebut, Rani tinggalkan usai bergelut selama tiga tahun lamanya sejak tahun 2004.

Bekerja di sebuah maskapai penerbangan, Rani bertugas mengurusi keberangkatan penumpang mulai dari check ini counter, hingga naik ke pesawat.

"Jadi sebutannya itu aku pasasi, kerjanya itu ngurusin penumpang dari mulai check in hingga di dalam pesawat," ucap Rani dijumpai di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (3/2/2019).

Punya  gaji yang cukup besar hingga di atas kisaran Rp 5 juta per bulan pada tahun 2004, nyatanya belum bisa membuat Rani bahagia.

Kendala jarak jauh dari rumah ke tempat kerja yang meski ia tempuh, menjadi satu diantara sejumlah persoalan dan alasan Rani mundur dari pekerjaan tersebut.

Ditambah, pekerjaan tersebut menuntutnya harus memilili waktu yang fleksibel yang juga menjadi alasan Rani mundur.

Resmi mengundurkan diri pada tahun 2007 silam, Rani pun mencoba mengisi kesibukannya sehari-hari dengan membantu rekannya berjualan mobil.

Detik-detik Sebelum Gantikan Ahmad Dhani di Konser Dewa 19, Dul Sempat Ucap Ini di Medsos Kekasih Al

"Bantu-bantu temen aja jualan mobil, tapi gak mobil aja sih sebenarnya pekerjaan apa saja, ya kerja paruh waktu gitu," kata Rani.

Aktif di kegiatan lingkungan di rumahnya, membawa Rani ke dunia pekerjaan yang ia cintai.

Berawal dari PKK kemudian bergabung ke dalam peran serta masyarakat (PSM), Rani mulai menemukan pekerjaan yang ia cintai.

Buntutnya, Rani pun mengikuti jejak almarhum ayahnya yang berprofesi sebagai petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta.

"Aku liat almarhum ayah dulu kok kerjanya kayak capek banget tapi dia senang, terus dijalani hingga akhir hayatnya. Akhirnya aku penasaran mau nyoba juga," kata Rani.

Tahun 2017 awal, Rani pun mendapat kesempatan untuk bergabung dengan tim UPK Badan Air DLH Kecamatan Jagakarsa, ia pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan langsung bergabung.

Pertanyaan kenapa almarhum ayahnya terlihat asik menekuni pekerjaannya pun terjawab sudah, Rani menemukan kenyamanan yang tak bisa ia temukan di dunia pekerjaan yang lainnya.

"Akhirnya aku gabung dan jalanin beberapa bulan, ternyata aku nyaman. Ternyata meskipun capek, aku nyaman dan bisa berperan aktif di lingkungan aku," ujar Rani.

Bahkan, Rani merupakan perempuan pertama di Tim UPK Badan Air DLH yang ikut nyebur ke dalam aliran kali untuk membersihkan sampah.

Berburu Pernak-Pernik Imlek Murah di Jalan Pancoran Glodok

Berbagai jenis sampah seperti plastik, pampers, hingga hewan yang sudah mati pun kini sudah menjadi pemandangan yang tak lazim di hidup Rani.

Terakhir, Rani menuturkan bahwa pekerjaan bergaji besar belum tentu bisa memberikan kenyamanan, terbukti hal tersebut menjadi pengalaman dan pelajaran dalam hidupnya.

"Ya belum tentu ya kerjaan gaji besar nyaman, buktinya aku rela ninggalin itu semua. Dan sekarang akhirnya aku nemuin kenyamanan tersebut usai gabung di UPK Badan Air, demi lingkungan juga," ujar Rani pada TribunJakarta.com.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved