Merokok hingga Tak Jaga Kebersihan, Pengelola RPTRA Walang Baru Sebut Kesadaran Pengunjung Kurang
Selain itu disebutkan Kartini, dirinya dan pengelola sebelumnya sempat terkecoh dengan ulah anak-anak yang suka mandi di toilet RPTRA Walang Baru.
Penulis: Afriyani Garnis | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Masih ditemukan pengunjung yang merokok dan kurang menjaga kebersihan menjadi tantangan bagi pengelola RPTRA Walang Baru di Koja, Jakarta Utara.
Diceritakan pengelola masih banyak pengunjung yang merokok di area RPTRA padahal mereka mengetahui larangan tersebut.
Pengelola RPTRA Walang Baru, Kartini mengatakan kalau dirinya pernah menegur seorang ibu yang merokok di area RPTRA, padahal sang ibu sedang bersama anaknya.
"Waktu itu pernah ada ibu-ibu yang merokok, padahal didepannya ada anaknya, saya tegur, saya bilang "ibu ngak kasian sama anaknya kena asap rokok" saya bilang begitu lalu ibu itu langsung buang rokoknya tapi sembarangan, saya pungut saya buang ke tempat sampah," cerita Kartini pada wartawa TribunJakarta.com, Senin (4/2/2019).
Selain itu disebutkan Kartini, dirinya dan pengelola sebelumnya sempat terkecoh dengan ulah anak-anak yang suka mandi di toilet RPTRA Walang Baru.
"Sebelumnya sempat ada anak-anak yang mandi ramai-ramai di toilet, merek kucurin terus airnya kan jadinya boros, kami tegur, mereka juga kadang abis main got mandinya di toilet sini," ucap Kartini.
Sabil yang juga pengelola RPTRA juga mengalami pengalaman yang sama perihal tolilet.

Ketika ia menemukan toilet yang kotor setekah dipakai. Ia akan meminta pengguna sebelumnya untuk membersihkan toilet tersebut. Guna membuat disiplin dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap sarana umum.
"Toilet kan sekarang dikunci karena anak-anak yang suka mandi itu, jadi kalau ada pengunjung yang mau pakai toilet bisa bilang ke kita dulu. Nah saat itu ada pengunjung yang pakai toilet, sesudahnya saya liat itu kotor, belum disiram, saya datangi dan tegur dia untuk membersihkan," kata Sabil.
"Saya bilang, bu ini kan gratis, tolong sama-sama dijaga ya. Nanti kan kalau ini ngak nyaman atau rusak kan ibu juga yang repot." lanjutnya.
Kartini pun menyebutkan dirinya seringkali menjumpai pengunjung yang melintas di area aula memakai sendal.
Padahal nampak jelas aula berlantai ubin, dan terdapat tumpukan sendal pengunjung lainnya di depan aula.
"Sempat ada pengunjung ramai-ramai melintas di aula pakai sendal, padahal kan keliatan ini ubin, aula untuk duduk-duduk juga," kata Kartini.
Meski begitu, masih banyak juga pengunjung yang punya kesadaran akan kebersihan lingkungan.