Warung Nasi Berlubang di Kawasan SCBD Viral di Media Sosial, Begini Sejarahnya Menurut Pemilik
Uniknya warung tersebut, pemilik tempat makan melakukan transaksi jual beli lauk pauk melalui lubang di tembok yang berukuran sekira 30 cm.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Erlina Fury Santika
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Sebuah warung nasi di parkiran Motor Grand Lucky di kawasan SCBD Sudirman, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mendadak viral di media sosial usai fotonya diunggah oleh akun Twitter @gembiraputra.
Bahkan, saat ini unggahan tersebut sudah mendapat sekira 5.800 retweets dan 4.600 likes dari netizen.
Ada hal yang unik dalam postingan tersebut, yakni pemilik tempat makan melakukan transaksi jual beli lauk pauk melalui lubang di tembok yang berukuran sekira 30 cm.
Ketika TribunJakarta.com menyambangi warung nasi tersebut, sekira lima orang tengah mengantre di depan lubang kecil tersebut.
"Biasa mas makan siang, males muternya jauh jadi lewat lubang ini," ujar Firman, seorang pembeli pada TribunJakarta.com, Senin (4/2/2019).
Terlihat, seorang pelayan wanita langsung melayani dan menyiapkan lauk pauk yang dipesan Firman, dan langsung dihidangkan di dalam lubang kecil tersebut.
Usai menyantap makan siangnya, Firman pun langsung mengembalikan piring dan membayar makanannya melalui lubang kecil di tembok tersebut.
• Temuan Dokumen Rusak Saat Penggeledahan Satgas Anti Mafia Bola Tentang Keuangan Persija Jakarta
• Bukan untuk Nikmati Musik, Raffi Ahmad Bocorkan Tujuannya Pergi Dugem kepada Anji Manji
• Bhayangkara FC Cari Sosok Pemain Seperti Paulo Sergio

Adalah Damiah (56) pemilik warung nasi tersebut, yang sudah berjualan bersama suaminya sejak 1990 silam.
Dijumpai di warung nasi miliknya, Damiah menceritakan sedikit tentang sejarah lubang kecil di tembok yang kini menjadi viral tersebut.
Damiah menuturkan, lubang kecil tersebut awalnya hanya berukuran kecil, dan hanya bisa mengantar sebatas pesana kopi atau pun es teh saja.
Namun kelamaan, ia pun berinisiatif untuk memperbesar lubang tersebut, agar para pegawai kantoran di sekitar kawasan SCBD yang menjadi pelanggannya tidak perlu kesulitan memutar jauh hanya untuk makan siang.
"Awalnya mah kecil, saya yang lubangi karena kasian pegawai mau makan hadus pada jauh mutarnya," kata Damiah.
Meskipun awalnya mendapat penolakan dari pihak pengelola kawasan, namun akhirnya Damiah pun diizinkan dengan sejumlah persyaratan.
"Akhirnya diizinin usai saya mohon-mohon, asal dikasih kunci lubangnya terus dijaga kebersihannya, yasudah saya turuti," papar Damiah.
Menanggapi perihal viralnya warung nasi miliknya di media sosial, Damiah tak berlebihan menanggapinya.

Ia hanya bersyukur, apabila warung nasi miliknya semakin dikenal dan disambangi banyak pembeli.
"Ya alhamdulillah saja saya mah, biar ramai dan banyak pembelinya mas, amin," ucap Damiah.
Untung Hingga Rp 6 Juta Sehari
Damiah menuturkan telah merintis usahanya tersebut sejak sekiranya 29 tahun yang lalu.
"Saya buka warung nasi itu sudah dari tahun 1990, sekarang sudah jalan 29 tahun mas," kata Damiah di warung nasinya yang berada di belakang Grand Lucky Superstore di kawasan SCBD Sudirman, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2019).
Setiap hari, Damiah dibantu oleh delapan pegawainya untuk melayani ratusan pegawai di kawasan perkantoran SCBD Sudirman yang hendak makan baik itu sarapan, makan siang, atau pun makan malam.
Oleh sebab itu, Damiah membuka warungnya sejak pukul 05.00 WIB, dan baru tutup pada pukul 21.00 WIB setiap harinya.
• Bhayangkara FC Cari Sosok Pemain Seperti Paulo Sergio
• Berkat Satpam Viral Slamet Gunaedi, Pelajar SMAN 4 Tangerang Selatan Histeris Didatangi JKT 48
• Ayahnya Meninggal Dunia, Putri DAcademy 4 Indosiar : Selamat Jalan Bapak
Usaha yang ia rintis sejak tahun 1990 itu pun berbuah manis, selain bisa rutin menggaji delapan pegawainya setiap akhir bulan, pendapatan Damiah pun bisa dikatakan cukup besar perharinya.
"Sehari kalau lagi ramai ya biasanya sih untung kotor bisa Rp 5 juta hingga Rp 6 juta," jelas Damiah.
Sementara untuk untung bersihnya, Damiah bisa meraup Rp 3 juta hingga Rp 4 juta perharinya.
Menu yang ditawarkan Damiah di warung nasinya pun cukup lengkap dan beragam, khas seperti warung nasi pada umumnya.
Yang membedakan warung nasi Damiah dengan warung nasi lainnya di kawasan SCBD, adalah harganya yang cukup normatif mengingat lokasinya yang ada di kawasan 'elite' Sudirman.
Untuk rasa, berbagai menu olahan Damiah pun cukup bisa diacungi jempol, terbukti dengan cepatnya lauk pauk yang disediakan habis, dan harus membuat dirinya memasak lagi di pertengahan hari.
"Alhamdulillah mas pada doyan, masak subuh siang sudah habis. Kalau sudah habis gini jadinya masak lagi buat yang makan sore sampai malam," ujar Damiah .