Penghasilan Tak Menentu, Pedagang Isi Ulang Korek Ini Terpaksa Tidur di Depan Toilet
Pria itu bernama Iwan Riswan (59) yang sudah tiga tahun ini tiap sore hingga malam menerima jasa isi ulang korek gas dan juga berjualan korek api.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Lalu Lintas di Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat memang hampir selalu padat.
Suara mesin kendaraan beradu dengan bunyi klakson saling bersahutan seolah menjadi pemandangan biasa yang kerap terjadi, utamanya di jam sibuk.
Kemacetan di jalan itu berbanding terbalik dengan keadaan di trotoar yang ada di sebelahnya.
Keadaan di trotoar relatif lengang lantaran tak banyak pejalan kaki yang melintas.
Namun, di ujung trotoar itu, terlihat seorang pria paruh baya yang tengah jongkok seorang diri.
Di depannya, deretan korek api bekas dan tisu wajah tampak berjejer dengan beralaskan terpal tipis.
• Diduga Korsleting Listrik, Rumah Sekaligus Gudang Mebel Hangus Terbakar di Ciracas
Pria itu bernama Iwan Riswan (59) yang sudah tiga tahun ini tiap sore hingga malam menerima jasa isi ulang korek gas dan juga berjualan korek api bekas.
"Tiap Senin sampai Jumat saya disini, dari jam 5 sore sampai jam 10 malam," kata Iwan saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Rabu (6/2/2019).
Iwan mengatakan dirinya memang berada di depan RSCM hanya sejak sore hingga malam hari.
Sedangkan untuk siang harinya, ia selalu berkeliling dari kampung ke kampung untuk menjajakan jasa isi ulang korek dan juga menjual berbagai korek api bekas.
Karenanya, ia menganggap berada di tempat ini pada malam hari sebagai bentuk istirahat sambil menunggu datangnya malam.
"Disini hitung-hitung istirahat sambil cari tambahan buat makan. Saya tinggal di Kramat, tinggal naik angkot sekali dari sini dan kalau enggak ada uang ya jalan kaki," kata Iwan.
Penghasilan Rp 50 ribu sehari
Sebagai penjual isi ulang korek gas saat ini, penghasilan Iwan memang tak besar.
Terlebih, saat ini sudah jarang perokok yang menggunakan korek Zippo sehingga keberadaan jasa isi ulang korek gas kian terpinggirkan.
"Sekarang emang sudah dikit yang isi ulang gas karena kan kebanyakan orang pakai korek api biasa yang dibeli di warung," kata Iwan.
Untuk setiap isi ulang gas, Iwan hanya mematok harga Rp 2 ribu. Harga serupa juga ia berlakukan untuk korek api bekas yang ia jual.
"Satu kaleng gas ini bisa sampai buat isi 40 korek lah, ini saya beli di Pasar Pagi Asemka. Kalau korek bekas dibelinya dari para pemulung Rp 5 ribu segepok," kata Iwan.
Iwan mengatakan rata-rata dalam sehari ia mendapatkan uang Rp 50 ribu.
Pemasukan terbesarnya justru bukan dari isi dan penjualan korek, melainkan dari tisu wajah yang juga ia jual.
Kendati begitu, Iwan tetap mensyukuri setiap rezeki yang didapatnya. Yang terpenting dirinya masih bisa makan untuk menyambung hidupnya.
"Kalau malamnya enggak hujan masih lumayan bisa dapat Rp 70 ribu, tapi kalau hujan yaudah gadapat duit lagi. Cuma cukup buat makan dua kali sehari aja udah cukup," katanya.
Tidur di Depan Toilet
• Pemkot Jakarta Utara Tata Waduk Cincin, Menanam Tumbuhan Agrobisnis Jadi Usulan Warga
Penghasilannya yang tidak seberapa membuat Iwan tak mampu menyewa rumah.
Tak ayal, ia pun harus tidur di emperan toilet di kawasan Kramat, Senen, Jakarta Pusat.
Di Jakarta, Iwan kini memang hanya tinggal seorang diri.
Ia telah berpisah dengan sang istri dan anak semata wayangnya kini bekerja di sebuah restoran di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Saya tinggal sendiri di Jakarta, tidurnya di depan toilet aja pakai terpal buat jualan ini. Kalau mandi sama nyuci baju saya bayar Rp 5 ribu," ucap Iwan.