Pilpres 2019

Prabowo Bakal Laporkan Kebocoran Anggaran Rp 500 Triliun ke KPK, Mardani: Pada Saatnya Nanti

Prabowo Subianto siap menjawab tantangan Presiden Jokowi, dengan melaporkan kebocoran anggaran ke KPK.

Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/ Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Mardani Ali Sera menghadiri Deklarasi Emak-Emak Indonesia Jaya (Emak Ija), di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (20/11/2018). 

Ketika itu, disebut kebocoran anggaran sebesar Rp 7.200 triliun.

 

Saat ini, kebocoran anggaran disebut sebesar 25 persen alias Rp 500 triliun.

Menurut Presiden Jokowi, bila memang terdapat kebocoran yang disebut mencapai 25 persen dari total APBN tahun lalu atau sekitar Rp 500 triliun, segera lapor ke KPK.

"Duit gede banget itu," ungkap Jokowi.

Sebelumnya, Prabowo mengatakan pembangunan Indonesia seharusnya dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Tapi kenyataannya anggaran yang disusun pemerintah setiap tahunnya justru bocor dikorupsi.

Berdasarkan data versinya, Prabowo menyebut kebocoran anggaran akibat mark up sekitar Rp 500 triliun per tahun.

"Dari Rp 2.000 triliun (anggaran pemerintah), hampir Rp500 triliun yang bocor. Uang ini hilang," ujar Prabowo Subianto di  Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Jokowi pilih menyerang

Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf Amin Jawa Barat Dedi Mulyadi mengomentari fenomena Jokowiyang belakangan terlihat agresif menyerang  Prabowo-Sandiaga.

Dedi mengatakan, Jokowi sebagai capres petahana dinilai sudah terlalu sering bertahan.

“Kalau kata orang Betawi, elu jual gua beli. Memang sudah saatnya Pak Jokowi menyerang,” kata Dedi di Purwakarta, Rabu (6/2/2019).

 Tak Terhitung Berapa Kali Pacaran, Hotman Paris Puji Meriam Bellina: The Greatest Love of My Life

 Cerita Hotman Paris Menangisi Dua Perempuan Berharga: Diikuti Penyesalan dan Kebanggaan

Mengintip Ruang Kerja Capres 02 Prabowo di Hambalang, Penuh Buku Tak Ada Televisi

Raih 10 Juta Subcriber Atta Halilintar Terbaring Lemah di Rumah Sakit, Ria Ricis Komentari Begini

Dedi menjelaskan, tuduhan-tuduhan yang dilancarkan kubu pendukung capres-cawapres urut 02 kepada Jokowi dinilainya sudah berlebihan.

“Kalau terus bertahan dalam serangan membabibuta maka akan membangun perspektif pemikiran publik. Kalau berita bohong terus-terusan disebarkan, data bohong terus-terusan disebarkan, maka publik akan mengansumsikan apa yang diterima adalah benar,” ujarnya.

Menurut Dedi, serangan-serangan Jokowi diharapkan bisa memberikan energi baru bagi para pendukung terutama di tim kampanye daerah.

Ia mengibaratkan olahraga tinju selain menyerang harus juga bisa bertahan. Tapi lama bertahan justru bikik penonton harap-harap cemas. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved