Update Pelajar di Gersik yang Merokok di Kelas Hingga Tantang Guru, Komentar KPAI hingga Disdik

Aksi tak terpuji itu dilakukan oleh seorang siswa SMP PGRI Wringinanom, Gresik, Jawa Timur berinisial AA (15).

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Wahyu Aji
Tribun Medan
Tangkapan layar video murid tantang guru berkelahi di Gresik 

TRIBUNJAKARTA.COM - Beredar di media sosial, video seorang siswa merokok di kelas yang justru menantang gurunya saat ditegur.

Aksi tak terpuji itu dilakukan oleh seorang siswa SMP PGRI Wringinanom, Gresik, Jawa Timur berinisial AA (15).

Mengutip Tribun Jatim, aksi Sabtu (2/2/2019) sekitar pukul 08.00 WIB, tetapi mulai viral di media sosial satu minggu setelah kejadian, Sabtu (9/2/2019).

Dalam video tersebut, tampak sang guru tengah menegur seorang siswa yang merokok di ruang kelas.

Kemudian seorang siswa lain yang mengenakan jaket merah tampak merebut rokok itu dari mulutnya.

Merasa tak terima, siswa tersebut justru menoyor kepala guru yang menegurnya dan menarik kerah pakaian sang guru seakan menantang.

Namun, sang guru tak sedikit pun melakukan perlawanan, sementara suasana kelas gaduh.

Beberapa siswa merekam kejadian itu, beberapa yang lain menertawakan aksi itu, dan sisanya seakan tak menggubris.

Kejadian itu pun mendapat tanggapan dari sejumlah pihak.

Berikut TribunJakarta.com rangkum dari berbagai pihak, tanggapan sejumlah pihak terkait video viral siswa yang merokok di kelas dan menantang gurunya.

Bangunan Sekolah Rusak, Ratusan Siswa di Bekasi Terpaksa Belajar di Lantai

Viral, Pelaku dan Orang Tuanya Kini di Kantor Polisi

1. Dinas Pendidikan Gresik

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik), Gresik Mahin menyayangkan sikap kedua pihak, baik siswa maupun guru.

Mahin menilai sang guru terlihat kurang tegas dan tidak berwibawa di hadapan murid.

"Hanya yang saya sayangkan dan saya sesalkan, pertama kenapa siswa itu sampai merokok di dalam kelas."

"Kedua, kenapa juga Pak Guru kok terlihat kurang tegas dan tidak berwibawa di hadapan murid seperti itu," ujar Mahin saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (10/2/2019).

Mahin mengatakan, pihaknya tengah mengumpulkan data dan fakta di lapangan terkait kebenaran video tersebut.

Ia juga memastikan bakal memanggil siswa dan guru dalam video tersebut.

"Mohon sabar ditunggu hasilnya, saya masih berusaha mengecek kebenaran video ini. Nanti secepatnya kalau bukti-bukti sudah kami temukan, akan kami sampaikan kepada rekan media," ucap Mahin.

"Pasti akan kami telusuri hingga benar-benar diketahui fakta sebenarnya, karena bagaimana pun peristiwa ini jelas mencoreng nama baik institusi pendidikan kita," sambung dia.

2. SMP PGRI Wringinanom

Kepala SMP PGRI Wringinanom, Rusdi membenarkan peristiwa dalam video viral tersebut terjadi di sekolahnya.

Siswa tersebut diketahui berinisial AA (15), warga Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Wringinanom, Gresik, yang saat ini duduk di bangku kelas IX.

Sementara guru yang dibuli bernama Nur Khalim (30), guru pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

"Benar, baik murid maupun gurunya dari sekolah kami. Saya juga kaget mengetahui hal ini, dengan video kabarnya sudah menyebar di medsos dan menuai banyak komentar," ujar Rusdi, mengutip Kompas.com, Minggu (10/2/2019).

Rusdi mengatakan, AA dikenal sebagai sosok yang kerap berani menantang Nur Khalim.

"Sekarang kelas IX dan mau try out untuk persiapan Ujian Nasional. Setahu saya, dia memang biasa berani dan menggoda Pak Khalim," ucap dia.

"Mungkin juga karena Pak Khalim masih bujang, dan bagi dia bisa dijadikan bahan candaan. Sebab, Pak Khalim, kami kenal sebagai sosok yang sabar," ujar dia.

Dengan beberapa pertimbangan, kedua pihak sepakat untuk melakukan mediasi guna berdamai dan tidak memperpanjang kasus ini.

3. DPRD Gresik

Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Khoirul Huda mengaku kecewa melihat perlakukan seorang murid yang masih duduk di bangku SMP kepada guru.

"Hari Kamis kami kunjungi sekolahnya, Senin kami panggil Dispendik," ujarnya, dikutip dari Tribun Jatim Minggu (10/2/2019).

4. Guru Nur Khalim

Jalur mediasi dipilih oleh kedua pihak (siswa dan guru) dalam menyelesaikan kasus ini.

Proses mediasi dilakukan di depan Kapolsek Wringinanom, AKP Supiyan.

Dalam mediasi tersebut, ayah AA, Slamet Riyanto mengucapkan permintaan maaf kepada Nur Khalim.

"Ke depan saya akan membimbing anak saya sepenuh hati terus-menerus sampai jenjang sekolah selesai," ucap Slamet Riyanto (40) kepada Tribun Jatim.

Guru Nur Khalim juga telah memaafkan sebelum adanya mediasi, dia juga ingin permasalahan selesai sampai di sini.

"Saya sudah memaafkan sejak jauh-jauh hari, permasalahan ini cepat selesai," pintanya kepada Tribunjatim.com.

Ada tiga poin yang disampaikan saat mediasi, pertama ingin menyelesaikan masalah dengan cara win-win solution karena, AA masih kelas IX dan akan mengikuti UNAS.

Kedua, surat pernyaataan kesepakatan kedamaian dan terakhir AA akan menyampaikan video permintaan maaf.

Usai kedua belah pihak sepakat, AA (15) tak kuasa menahan tangis membacakan penyampaian video permintaan maaf.

Nur Khalim yang berada di sampingnya, tampak berkaca-kaca mendengar permintaan maaf dan berharap kasus ini selesai sampai disini.

Kapolsek Wringinanom, AKP Sukiyan mengatakan, permasalahan kasus keduanya selesai dengan cara damai.

"Karena kedua belah pihak sepakat damai, maka tidak akan diteruskan ke ranah hukum, mengingat AA masih kelas IX SMP," katanya kepada Tribun Jatim.

5. Sikap KPAI

Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI turut menyampaikan keprihatinannya terkait video murid SMP di Gresik yang melakukan perundungan, bahkan menantang guru mereka.

Dari peristiwa yang terekam dalam video berdurasi 22 detik tersebut, KPAI menilai ada dua faktor yang menjadi penyebab seorang murid melakukan tindakan yang tidak menghormati guru itu.

"Faktor pertama, disebabkan karakter siswa yang kurang terbina dengan baik di rumah maupun sekolah. Biasanya sikap anak seperti itu, ada pengaruh kuat dari pola asuh di rumah," kata Komisioner KPAIbidang Pendidikan, Retno Listyarti dalam keterangannya, Minggu (10/2/2019).

Masih terkait faktor pertama, Retno menilai diduga perilaku murid tersebut merupakan refleksi dari kecanduan permainan game online yang mengandung unsur kekerasan.

"Terkait faktor pertama ini, tentu saja dibutuhkan assesmen psikologis untuk mencari faktor penyebab yang bersangkutan berperilaku agresif seperti dalam video tersebut," kata Retno.

Faktor kedua, Retno menjelaskan ada kemungkinanberasal dari gurunya, seperti rendahnya kompetensi paedagogik guru, terutama dalam penguasaan di kelas serta dalam menciptakan suasana belajar yang kreatif, menyenangkan dan menantang kreativitas serta minat siswa.

Manajemen penguasaan kelas, kata Retno, di antaranya adalah bagaimana guru dapat mengatasi kelasnya dengan karakter siswa yang bermacam-macam.

"Kemampuan manajemen penmguasaan kelas perlu di latih dan hal ini merupakan tanggungjawab Dinas Pendidikan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)," tutur Retno.

KPAI juga mengapresiasi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik yang segera melakukan pendalaman kasus dengan memanggil pihak-pihak terkait, terutama sekolah dan para orangtua siswa.

KPAI berharap ada evaluasi dan pembenahan ke depannya, tidak hanya fokus menghukum pihak yang dianggal salah, namun mengedepankan pembinaan, baik terhadap siswa maupun sekolahnya.

"Anak tentunya wajib belajar dari kesalahannya, namun anak juga harus diberi kesempatan memperbaiki diri," tutur Retno.

Jika diperlukan, Retno mengatakan KPAI akan pengawasan langsung ke Gresik.

Namun, sebelumnya KPAI akan terus berkoordinasi Dinas Pendidikan kabupaten Gresik terkait hasil pertemuan hari ini dan juga langkah tindaklanjut kasus ini.

KPAI juga akan berkoordinasi segera dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas PPPA) serta P2TP2A kabupaten Gresik untuk pendampingan dan rehabilitasi psikologis terhadap guru maupun siswa. (Tribunnews.com/Kompas.com/TribunJatim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved