Menilik Tugu Berusia 67 Tahun di RPTRA Bawang Putih
RPTRA yang berada di Jalan Kebon Bawang VII Nomor 18 tersebut memiliki Tugu berusia 67 tahun yang disebut sudah ada dari zaman Belanda.
Penulis: Afriyani Garnis | Editor: Ilusi Insiroh
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Ada yang menarik di RPTRA Bawang Putih, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
RPTRA yang berada di Jalan Kebon Bawang VII Nomor 18 tersebut memiliki Tugu berusia 67 tahun yang disebut sudah ada dari zaman Belanda.
TribunJakarta.com kemudian mencari tahu sejarah dari tugu tersebut kepada pengelola RPTRA, namun mereka tidak mengetahui persis sejarah adanya tugu yang telah berdiri puluhan tahun itu.
Yuli Novita (45) seorang pengelola menyebutkan, dirinya tidak dijelaskan secara detil bagaimana sejarah adanya tugu yang berada didalam RPTRA Bawang Putih tersebut.
Hanya saja, pengelola diminta untuk menjaganya sejak awal.
"Iya disini ada Tugu dari Zaman Belanda katanya, itu ada didepan runag pengelola, katanya ngak boleh dirobohin," kata Yuli saat dikonfirmasi wartawan TribunJakarta.com, Mingu (10/2/2019).
Setelah mencari tahu sejarah tugu tersebut, wartawan tribunjakarta.com bertemu dengan warga Asli sekaligus staff RW 06, Taufik (60).
Ia menyebutkan tugu tersebut sudah ada sejak dirinya kecil.
Dalam keterangan yang tertulis pada tugu tersebut, tugu itu sudah ada sejak tahun 1952.
Taufik menerangkan, sebenarnya tugu tersebut adalah penanda wilayah disana.
"Kalau kita mau gali kebawah itu ada tahunnya 1952 tertulis, itu dibentuk karena ada wilayah ini, ini dulu adalah titik, ini dulu ada enam blok komplek. Dari blok 1 sampai blok 6,"kata Taufik saat ditemui di kantor RW 06 Kebon Bawang, Minggu (10/2/2019)
Sayangnya, Taufik tidak memiliki foto prasasti tugu itu karena terlanjur tertutup semen.
Menurut Taufik, prasasti tugu tersebut masihlah bertuliskan ejaan bahasa Indonesia ejaan lama, jadi penyebutan tugu yang berasal dari zaman Belanda salah menurutnya, karena sudah ada sejak tujuh tahun Indonesia merdeka.
"Tulisannya bahasa Indonesia di keterangannya, yang meletakkan batu pertamanya pemerintahan juga saat itu, ada tulisannya saya lihat dulu," kata Taufik.
"Kalau dari zaman Belanda sih kayaknya enggak ya, tapi kalau zaman itu disini memang ada tinggal orang Belanda, sekiranya ada lima sampai enam keluarga orang asli Belanda, apa kontribusi mereka ke tugu itu saya juga ngak paham," sambungnya.
Pantauan wartawan tribunJakarta.com, tugu yang kini berdiri setinggi kurang lebih dua meter itu kini berkelir cat warna warni.
Dijelaskan Taufik, tinggi tugu berkisar tiga meter keseluruhannya, namun tertimbun semen karena pembangunan RPTRA.
"Tingginya tetap segitu, tapi ada kebawahnya masih semeter.
Mungkin kalau dikeruk sekarang kita gali tulisannya sudah terkikis karena waktu ya, dari awalnya itu sekitar tiga meter lebih." paparnya.
Tugu yang berbentuk segilima tersebut, menurutnya berada di tengah lapangan sebelumnya, dan bisa dilihat dari berbagai sisinya.
Namun karena pembangunan di sekitarnya, tugu tersebut kini sembunyi disamping RPTRA Bawang Putih. Letaknya yang persis didepan pintu ruangan pengelola.
Tidak ada papan penanda atau keterangan khusus yang menunjukkan bahwa tugu tersebut bagian dari sejarah warga Kebon Bawang.
• Terbang ke Bali dengan Dandanan Bak Wanita, Raffi Ahmad & Baim Wong Dikomentari Young Lex
• Unggahannya Soal Menyakiti & Arti Kesabaran Disebut Sindir Seseorang, Maia Estianty Beri Komentar
• Atta Halilintar Bongkar Harga Endorse Lucinta Luna: Ini Artis Mahal Guys