Kedai Mamak di Tebet: Konsep Makan Suka-suka Bayar Seikhlasnya dan Porsi Paket Anak Yatim
"Malah ketika kedai ini belum buka, anak-anak malah sudah memadati depan kedai menunggu saya buka itu pas di hari Jumat,"
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET - Sudah pernah dengar Kedai Mamak belum?
Kedai Mamak ini didirikan oleh Hapid Mansur, seorang agen asuransi yang memilih keluar dari pekerjaannya. Niatnya tidak lain tidak bukan adalah membantu sesama.
Begini rangkuman TribunJakarta:
1. Terinisisasi bantu anak yatim piatu
Hapid Mansur (49) sejak lama, nuraninya acapkali terpanggil membantu orang lain yang kelaparan, terutama anak yatim piatu dan orang yang tak mampu di sekitarnya.
Ia memutuskan berhenti dari pekerjaan sebelumnya dari seorang agen asuransi yang telah ia rintis sekian lama untuk beralih ke dunia usaha yang baru bagi dirinya.
Sebab, ia tak hanya mencari keuntungan dalam berusaha namun mengedepankan jiwa sosialnya dengan memberikan makanan gratis bagi mereka yang butuh terisi perutnya.
"Awalnya memang saya suka bawa makanan atau ngajak teman makan di rumah. Ternyata membuat mereka happy. Karena mungkin dari dulu saya punya 'penyakit memberi'. Dari situ saya putuskan keluar dari pekerjaan saya menjadi seorang pengusaha kedai makanan," kata Hafid kepada TribunJakarta.com pada Kamis (14/2/2019) di Kedai Mamak, Tebet Timur, Jakarta Selatan.
Namanya merintis sebuah usaha, sebagian besar orang pasti merasakan bagaimana rasanya jatuh tersandung oleh bebatuan yang menghadang di depan.
Namun bagi Hapid, itu hanyalah sekumpulan kerikil yang harus ia lewati dan nikmati dalam setiap prosesnya.
"Ketika bangun usaha kedai mamak ini ternyata tidak langsung sukses. Hampir setiap hari makanan saya tidak pernah habis. Kalau tidak habis biasanya langsung dikasih ke sopir taksi atau anak yatim," paparnya.
Ia pun tak gusar tatkala membangun usaha dengan mengedepankan jiwa sosial bagi pengunjung yang datang.
"Mungkin orang melihat akan kehilangan banyak uang dari usaha ini. Tapi bagi saya tidak. Malahan bagi saya usaha ini sangat menguntungkan untuk saya," ujarnya.
Konsep yang ia usung pun tak hanya membagikan makanan gratis bagi anak yatim dan orang tak mampu setiap hari.
Ia membawa konsep 'makan suka-suka bayar seikhlasnya' yang berlangsung di hari Selasa dan Jumat.
Harga menu makanan yang tertera pada kedai mamak itu pun tak berlaku di kedua hari yang telah disebutkan itu.
Yang awalnya harga per porsi Rp 20 ribu bisa dinikmati hanya Rp 1.000 rupiah saja.
"Setiap Selasa dan Jumat masyarakat umum bisa datang ke kedai kami dengan bayar suka-suka dan makan suka-suka. Mau bayar seribu rupiah pun bisa," kata dia.
Bahkan, konsep ini pun tak jarang dinikmati oleh kalangan menengah ke atas.
"Dengan sistem itu malah laku. Ada yang bayar Rp 1.500 saja. Ada yang bayar Rp 1 juta dan dolar, bahkan hanya bayar dengan doa pun ada," ucapnya.
Ia mengaku ozset yang diterimanya selalu naik turun.
Namun bagi Hapid, ia menikmati dengan apa yang ia lakukan saat ini.
"Omzet saya enggak besar rata-rata Rp 2 juta bahkan bisa hanya Rp 350 ribu saja. Tapi pernah mencapai Rp 5 juta dalam sehari," lanjutnya.
2. Asal- usul nama Kedai Mamak
Nama Kedai Mamak tercipta dari mertuanya yang berasal dari Kota Medan.
"Mertua saya orang Medan dan sebagian besar resepnya itu dari dia. Beliau memang jago masak," paparnya.
Dalam hidupnya, Hapid tak melulu hanya mengejar nafsu rezeki duniawi.
"Saya seorang muslim, saya tahu kalau saya semakin ikhlas memberi Allah akan balas dengan kebaikan," tandasnya.
Kedai Mamak miliknya bisa disambangi di Jalan Tebet Timur Dalam Raya No.60B berdekatan dengan Pasar PSPT.

2. Sekolahkan anak
Ia menjalin banyak relasi donatur hingga memercayainya sebagai penyalur bantuan kepada masyarakat luas.
Terhitung, Hafid Mansur memiliki banyak anak angkat yang telah ia bantu sehingga mereka bisa melanjutkan kuliahnya.
"Untuk anak angkat saya banyak dan beberapa sudah banyak yang mengeyam hingga bangku kuliah. Ada sekira 20 anak angkat yang saya bantu dan hidupi untuk mereka lebih baik," bebernya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (14/2/2019) di kedai miliknya, Tebet, Jakarta Selatan.
Selain dari isi kantong dompetnya, uang bantuan kepada anak-anak kurang mampu juga dikucurkan dari para donatur yang ia jalin selama hidupnya bekerja.
"Dulu saya juga sempat bekerja sebagai marketing di sebuah majalah. Saya menjalin relasi lumayan banyak di sana. Ditambah relasi itu datang dari usaha saya di Kedai Mamak," paparnya.
Momen yang tak terlupa bagi dirinya tatkala ia menjadi penyalur bantuan bagi anak seorang sopir ojek online yang tak mampu membiayai uang kuliah per semester.
"Jadi ada seorang sopir ojek online meminta pertolongan untuk dibantu biaya kuliah anaknya. Saya bantu carikan donatur untuk sopir itu. Alhamdulilah sudah tiga kali terbayarkan uang kuliahnya dari para donatur. Sampai sekarang saya masih whatsapp-an," ujarnya.
Bagi Hafid, momen membanggakan bagi dirinya pun pernah dirasakan tatkala anak yang ia kuliahkan berhasil dan sukses di dunia kerja.
"Ada anak mahasiswa dari UI, keluarganya enggak bisa bantu bayar kuliahnya. Saya juga bantu untuk mencarikan donatur membiayai anak itu hingga lulus. Alhamdulilah saat ini dia sudah membiayai adek-adeknya kuliah bahkan juga sepupunya," tambahnya.
Namun bukan berarti bantuan yang ia berikan cuma-cuma berbalas dengan kebaikan juga.
Tapi ia tak ingin membahasnya lebih dalam dan melupakannya.
"Ada lah yang memanfaatkan atau berbuat jahat dengan pemberian itu. Biar yang melakukannya saja yang mendapatkan dosa," tandasnya.
Kedai Mamak milik Hafid Mansur ini buka setiap hari dengan menyajikan makanan khas Medan.
3. Diserbu pengunjung
Pelanggan dari Kedai Mamak di Jalan Tebet Timur Dalam Raya, Kelurahan Tebet Timur, Jakarta Selatan disambangi oleh berbagai kalangan.
Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, serbu kedai itu terutama saat hari Selasa dan Jumat.
Sebab, kedua hari itu Kedai Mamak menggelar makan suka-suka dan bayar seikhlasnya saja.
Bahkan, sebelum buka di pagi hari, sekumpulan anak-anak telah mengantre di depan kedainya untuk menyantap hidangan.
Sebagian besar dari pengunjung yang hadir pun makan dengan gratis.
"Malah ketika kedai ini belum buka, anak-anak malah sudah memadati depan kedai menunggu saya buka itu pas di hari Jumat. Kadang anak-anak itu juga suka dikasih duit dari pelanggan," kata pemilik kedai, Hafid Mansur kepada TribunJakarta.com di kedainya pada Kamis (14/2/2019).
Orang dewasa pun sengaja datang di kedua hari itu untuk menyantap hidangan di Kedai Mamak.
"Saya sampai ingat orang-orang dewasa yang pasti di hari Selasa dan Jumat makan di kedai saya ini. Sehari dua kali juga enggak apa apa. Ada orang yang sampai sekarang kayak gitu enggak bayar. Di kedua hari itu selalu ramai," katanya.
• Misi Persija untuk Marko Simic: Gusti Randa Temui Konjen dan Garuda Hingga Simic Tidak Ditahan
• Data Jaringan Hotel Sebut, Wisatawan Jomblo yang Pesan Kamar Rayakan Hari Valentine Meningkat
• Polisi: Diduga Bekas Granat yang Meledak di Kabupaten Bogor, Dibuat Main Anak Kecil
Kendati bayar seikhlasnya, namun ada saja orang yang membayarkan sebesar Rp 1 juta kepada Hafid.
"Bahkan dalam bentuk dolar pernah saya terima," kata dia.
Beli seporsi makan untuk anak yatim
Selain menggelar konsep makan suka-suka bayar seikhlasnya, Hafid juga memiliki konsep baru yang unik.
Pada daftar menu makanan Kedai Mamak tertera banyak nama makanan disertai harga per porsinya.
Ia pun turut mencantumkan menu baru bernama Paket Anak Yatim seharga Rp 25 ribu.
"Menu paket anak yatim itu yang bayar pelanggan seharga Rp 25 ribu naik dari Rp 20 ribu. Sama saja seperti menyumbang. Nanti ketika anak yatim mau makan kita kasih di kedai. Atau kita antarkan ke rumah-rumah mereka," katanya. (Satrio Sarwo Trengginas//TribunJakarta)