Berkenalan dengan Sarono, Pemecah Batu Tunanetra di Cipinang

"Dulu bisa lihat Monas, bisa lihat perempuan cantik, tapi tiba-tiba itu diambil semua dari saya," kata Sarono.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci
Sarono (61), pemecah batu tunanetra di Jakarta Timur, Rabu (20/2/2019). 

Bermodalkan sebuah palu dan topi caping dari ayaman bambu yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya sendiri, Surono mulai menggeluti pekerjaannya ini sejak tahun 2003 lalu.

Setiap hari ia selalu bekerja mulai dari pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB dan dilanjutkan kembali mulai pukul 15.00 WIB sampai 18.00 WIB.

Dalam sehari, ia pun bisa mengumpulkan pasir sebanyak seperempat hingga setengah karung.

Meski hanya dihargai Rp 10 ribu per karung, namun dari hasil keringatnya itu, Surono bisa menghidupi seorang istri dan 65 anak yatim piatu dan duafa yang ia asuh.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved