Buktikan Tak Cabuli Anaknya, Ayah Korban Siap Diperiksa Polisi: Siap Tes Kebohongan dan Bersumpah

"Anak dijaga mertua, neneknya. Saya sama istri sama-sama sedang kerja. Memang habis kejadian anak saya datang ke tempat kerja istri sambil nangis,"

Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
TribunMakasar.com
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, SAWANGAN - S (29) menyatakan siap diperiksa penyidik Unit PPA Satreskrim Polresta Depok guna membuktikan bahwa dia tak mencabuli putrinya, KAP (3) pada Senin (4/2/2019) siang di pemakaman belakang rumahnya.

A siap diperiksa polisi karena ada kabar yang belum pasti kebenarannya dan sadar bahwa kebanyakan kasus kekerasan terhadap anak dilakukan oleh orang terdekat.

"Saya siap diperiksa polisi, mau dites kebohongan, sumpah di atas Al-Quran juga siap. Saya enggak mencabuli anak saya, enggak mungkin saya tega. Saya siap diperiksa polisi, tapi sampai sekarang belum diperiksa," kata S di kediamannya, Sawangan, Depok, Kamis (28/2/2019).

Pria yang bekerja sebagai buruh bangunan dan penjaga makam tempat anaknya dicabuli menuturkan sedang bekerja saat peristiwa kelam yang menimpa anak keduanya.

Kala itu, sejak pagi hingga sore dia bekerja membabat rumput di satu rumah warga dan baru tahu KAP dicabuli dari istrinya NK (29) yang bekerja jadi buruh cuci.

"Waktu kejadian saya lagi kerja, cuman enggak lagi bangun rumah, lagi babat rumput. Saya kerja dari pagi sampai sore, ada saksinya dua orang. Yang punya rumah sama satu warga sini. Jadi bukan saya pelaku pencabulannya," ujarnya.

Saat kejadian S dan NK sama-sama sedang bekerja sehingga KAP dan kakaknya yang juga masih kecil dijaga mertuanya.

Namun ketika KAP bermain di sekitar rumahnya, bocah malang itu diduga diajak seorang pria ke makam lalu dicabuli dan melapor ke NK.

"Anak dijaga mertua, neneknya. Saya sama istri sama-sama sedang kerja. Memang habis kejadian anak saya datang ke tempat kerja istri sambil nangis dan teriak sakit terus nunjuk kemaluannya," ujarnya.

S sendiri telah dua kali datang ke Mapolresta Depok untuk mengurus keperluan berkas perkara anaknya yang ditangani Unit PPA Satreskrim Polresta Depok.

NK sendiri tak sedikitpun percaya suaminya tega mencabuli darah dagingnya, terlebih menaruh curiga kepada pria yang dinikahinya.

"Saya enggak percaya kalau suami yang mencabuli, enggak mungkin dia tega berbuka seperti itu. Makannya saya berharap polisi cepat menangkap pelaku sebenarnya," ucap NK.

Saat ditemui TribunJakarta.com di rumahnya, KAP yang baru pulang dari Mapolresta Depok bersama NK guna mengurus keperluan berkas perkara langsung memeluk S.

Meski tak banyak bicara KAP tak nampak takut berada dalam dekapan S, pun dengan NK yang sepenuhnya percaya dengan suaminya.

S mengaku kalau dia termasuk satu dari sejumlah orang yang disebut jadi pelaku pencabulan oleh KAP saat ditanya psikolog RS Polri Kramat Jati dan penyidik Unit PPA siapa pelakunya.

Pelaku Buron Nyaris Satu Bulan, Polisi Belum Tetapkan TKP Pencabulan Bocah 3 Tahun di Depok

Polisi Tangkap Oknum Guru Ngaji yang Diduga Cabuli 5 Anak, Modusnya Nonton Video Komedi

"Pas ditanya siapa yang nyakitin (Cabulin), dia nyebut banyak orang. Mungkin karena masih trauma. Dia nyebut ibunya, saya, neneknya, sampai kakaknya sendiri yang masih kecil disebut," kata S.

Kasubag Humas Polresta Depok AKP Firdaus mengatakan penyidik Unit PPA belum dapat menentukan siapa pelaku dan di mana Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam kasus yang menimpa KAP.

Selain karena visum dari RS Polri Kramat Jati belum diterima penyidik, kondisi KAP yang masih trauma sehingga belum dapat memberikan keterangan pasti saat diperiksa menyulitkan proses lidik.

"Sekarang masih proses lidik, kita masih menunggu hasil visum dari RS Polri. Korban juga masih trauma. Kita masih berusaha mencari pelaku dan menentukan di mana TKP-nya," jelas Firdaus. 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved