Susah Payah Rocky Gerung Demi Berbicara 20 Menit di Jember: Singgung Prabowo hingga Gulung Karpet
Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo mengatakan, penjagaan itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya bentrok dengan pihak lain.
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Muhammad Zulfikar
Acara itu harusnya dimulai pukul 08.00 Wib dan berakhir pukul 12.00 Wib.
Sempat beredar kabar jika Rocky tidak hadir ke acara itu.
Namun sekitar pukul 12.10 Wib terdengar suara sirine ambulans mendekati kampus Unmuh.
Sekitar pukul 12.15 Wib, Rocky masuk ke dalam gedung dengan pengawalan ketat.
Tak berselang lama masuk dalam gedung, Rocky menyampaikan orasinya.
"Jember ini harusnya menjadi jembatan berpikir. Sesuai namanya, Jember yang artinya jembatan berpikir. Kalau ada orang melarang adanya jembatan berpikir maka itu dungu," kata Rocky di awal pidatonya.
Rocky Gerung adalah pengamat masalah sosial politik yang kerap melontarkan pernyataan yang dinilai kontroversial yang kemudian ramai diperbincangkan di media sosial.
3. Bukan timses Prabowo
Rocky Gerung menyebut dirinya bukan pendukung Calon Presiden Prabowo. Hal ini dia tegaskan saat berpidato di acara Diskusi Publik Bersama Rocky Gerung di Gedung Ahmad Zaenuri Universitas Muhammadiyah Jember, Kamis (7/3/2019).
"Saya ini disebut tukang kritik, katanya menghamparkan karpet untuk Pak Prabowo. Saya tegaskan di sini, saya bukan pendukung Prabowo, karena Pak Prabowo membawa karpetnya sendiri. Yang hamparkan karpet Pak Prabowo itu emak-emak, dan untuk karpet baru maka karpet lama harus digulung," ujar Gerung yang disambut tepuk tangan oleh peserta diskusi.
Tidak ada penjelasan dari Gerung dari maksud pernyataan 'karpet lama harus digulung'. Gerung juga tidak bisa diwawancarai setelah memberikan pidatonya itu.
Dalam pidatonya, Gerung mengkritisi mereka yang hendak menghadang proses berpikir dan dialogis di kampus. Gerung menyebut Jember dengan penamaan jembatan berpikir. Karena itu, dia mengkritik orang yang menghadang rencana diskusi di kampus tersebut.
"Jember itu bisa saya sebut jembatan berpikir, Jember adalah jembatan berpikir, karena itu bagi yang ingin menghadang jembatan berpikir ini adalah dungu," tegasnya. Dia menegaskan, kampus harus menjadi tempat adu argumentasi, dan pertukaran ide.
"Bukan menghadang pertukaran ide itu, kalau menghadang itu massa," katanya.
Di hadapan peserta diskusi, Gerung mengkritisi beberapa hal terkait dinamika di Pilpres 2019 meskipun tanpa menyebut nama. Dia mengkritisi visi pemimpin negara yang seharusnya ada di otak, bukan di kertas contekan di meja debat. Dia juga menyebut kampus harus menjadi ajang ujian proposal para calon pemimpin negara dan daerah.