Susah Payah Rocky Gerung Demi Berbicara 20 Menit di Jember: Singgung Prabowo hingga Gulung Karpet
Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo mengatakan, penjagaan itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya bentrok dengan pihak lain.
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, JEMBER- Said Didu dan Rocky Gerung kembali menjadi pusat pemberitaan nasional.
Keduanya menjadi diberitakan mendapat penolakan saat akan mengisi diskusi di Universitas Muhammadiyah Jember, Jawa Timur.
Keduanya bersiasat menggunakan mobil ambulans dan berhasil mengelabui massa. Berikut rangkuman TribunJakarta:
1. Polres Jember kerahkan 250 personel
Polres Jember mengerahkan 250 personel berjaga di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Jember di Jl Karimata, Jember, Kamis (7/3/2019).
Penjagaan ini menyusul digelarnya Diskusi Publik Bersama Rocky Gerung bertema 'Menakar Demokrasi dengan Akal Sehat'.
Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo mengatakan, penjagaan itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya bentrok dengan pihak lain.
Apalagi ada pihak di luar kampus Unmuh Jember yang mendatangi pihak rektorat Unmuh supaya Gerung tidak hadir di diskusi tersebut.
Mereka menolak kehadiran Rocky Gerung di tempat itu.
"Kami terjunkan 250 personel, iya karena mengantisipasi bentrok dengan pihak-pihak yang menolak Rocky Gerung," ujar Kusworo kepada Surya, Kamis (7/3/2019).
Dari pantauan Surya, ratusan polisi itu berjaga di depan kampus Unmuh Jember.
Mereka berada di beberapa titik di dekat pintu masuk kampus. Sampai siang hari, tidak ada kabar kedatangan Gerung.
Bahkan polisi mendapat kabar dari Rektor Unmuh Jember M Hazmi jika Gerung tidak jadi hadir.
"Ternyata pukul 12.15 Wib, Rocky Gerung hadir dan diskusi berjalan aman sampai akhir," kata Kusworo. Saat Gerung hadir di dalam kampus, polisi berjaga di sejumlah pintu masuk di Unmuh. Setelah dari Jember, Gerung meneruskan kegiatannya di Lumajang.
Sebelumnya, sempat ada penolakan dari sejumlah orang atas kehadiran Gerung di Jember.
Beberapa poster penolakan kedatangan Gerung juga tertempel di beberapa titik.
2. Rocky Gerung hanya 20 menit
Pengamat sosial politik Rocky Gerung hanya 20 menit mengisi acara diskusi publik bersama Rocky Gerung di Gedung Zaenuri Universitas Muhammadiyah Jember, Kamis (7/3/2019).
Dalam waktu 20 menit itu, Rocky berpidato sekitar 15 menit, dan lima menit sisanya diisi M Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN.
Said Didu berpidato usai Rocky. Setelahnya Rocky Gerung turun panggung dengan pengawalan ketat dari pengamanan internal kampus Unmuh Jember dan Tapak Suci.
Kehadiran Rocky di kampus tersebut juga mendapat pengawalan ketat.
Dia mendapat pengawalan ketat saat masuk kampus.
Bahkan Rektor Unmuh Jember M Hazmi menceritakan, Rocky harus naik mobil ambulans klinik kampus untuk masuk ke lokasi.
"Ke sini tadi naik mobil ambulans, berganti dengan mobil ambulans. Bayangkan tokoh nasional harus sampai begitu untuk datang ke kampus," ujar Hazmi.
Kedatangan Rocky Gerung ke kampus itu sempat menuai penolakan dari pihak luar kampus.
Para penolak sampai mendatangi kampus Unmuh, Rabu (6/3/2019).
Namun pihak kampus tetap melaksanakan diskusi tersebut.
Diskusi publik bersama Rocky Gerung itu digelar kampus Unmuh, bertema Menakar Demokrasi dengan Akal Sehat.
Karena sempat menuai penolakan, aparat kepolisian menjaga ketat berlangsungnya diskusi publik itu.
Polres Jember menerjunkan 250 personel untuk penjagaan.
Acara itu harusnya dimulai pukul 08.00 Wib dan berakhir pukul 12.00 Wib.
Sempat beredar kabar jika Rocky tidak hadir ke acara itu.
Namun sekitar pukul 12.10 Wib terdengar suara sirine ambulans mendekati kampus Unmuh.
Sekitar pukul 12.15 Wib, Rocky masuk ke dalam gedung dengan pengawalan ketat.
Tak berselang lama masuk dalam gedung, Rocky menyampaikan orasinya.
"Jember ini harusnya menjadi jembatan berpikir. Sesuai namanya, Jember yang artinya jembatan berpikir. Kalau ada orang melarang adanya jembatan berpikir maka itu dungu," kata Rocky di awal pidatonya.
Rocky Gerung adalah pengamat masalah sosial politik yang kerap melontarkan pernyataan yang dinilai kontroversial yang kemudian ramai diperbincangkan di media sosial.
3. Bukan timses Prabowo
Rocky Gerung menyebut dirinya bukan pendukung Calon Presiden Prabowo. Hal ini dia tegaskan saat berpidato di acara Diskusi Publik Bersama Rocky Gerung di Gedung Ahmad Zaenuri Universitas Muhammadiyah Jember, Kamis (7/3/2019).
"Saya ini disebut tukang kritik, katanya menghamparkan karpet untuk Pak Prabowo. Saya tegaskan di sini, saya bukan pendukung Prabowo, karena Pak Prabowo membawa karpetnya sendiri. Yang hamparkan karpet Pak Prabowo itu emak-emak, dan untuk karpet baru maka karpet lama harus digulung," ujar Gerung yang disambut tepuk tangan oleh peserta diskusi.
Tidak ada penjelasan dari Gerung dari maksud pernyataan 'karpet lama harus digulung'. Gerung juga tidak bisa diwawancarai setelah memberikan pidatonya itu.
Dalam pidatonya, Gerung mengkritisi mereka yang hendak menghadang proses berpikir dan dialogis di kampus. Gerung menyebut Jember dengan penamaan jembatan berpikir. Karena itu, dia mengkritik orang yang menghadang rencana diskusi di kampus tersebut.
"Jember itu bisa saya sebut jembatan berpikir, Jember adalah jembatan berpikir, karena itu bagi yang ingin menghadang jembatan berpikir ini adalah dungu," tegasnya. Dia menegaskan, kampus harus menjadi tempat adu argumentasi, dan pertukaran ide.
"Bukan menghadang pertukaran ide itu, kalau menghadang itu massa," katanya.
Di hadapan peserta diskusi, Gerung mengkritisi beberapa hal terkait dinamika di Pilpres 2019 meskipun tanpa menyebut nama. Dia mengkritisi visi pemimpin negara yang seharusnya ada di otak, bukan di kertas contekan di meja debat. Dia juga menyebut kampus harus menjadi ajang ujian proposal para calon pemimpin negara dan daerah.
Karenanya, dia mengajak kampus milik Muhammadiyah sebagai lembaga penguji proposal para pemimpin negara dan daerah tersebut.
Gerung hadir di kampus Unmuh Jember setelah kedatangannya sempat dibatalkan oleh pihak kampus. Sebab, sehari sebelum diskusi, sejumlah orang mendatangi pihak rektorat Unmuh Jember. Mereka meminta supaya diskusi dibatalkan, dan Gerung jangan hadir di diskusi tersebut.
Rektor Unmuh Jember M Hazmi membenarkan adanya intervensi dari pihak luar yang meminta supaya diskusi itu dibatalkan. Menurut Hazmi, pihaknya telah memberitahu pihak Gerung tentang pembatalan undangan itu.
"Setelah melewati proses, terpaksa kami meminta cancel kepada beliau (Rocky Gerung), rupanya beliau ada acara di Lumajang dan beliau hendak hadir di sana. Dan akhirnya beliau mampir ke UM (Universitas Muhammadiyah) Jember. Kami sangat menghormati kehadiran beliau dan dedikasinya. Jadi beliau hadir di last minute," ujar Hazmi.
Dia menuturkan agenda diskusi dengan menghadirkan Rocky Gerung telah diagendakan pada Oktober 2018 lalu. Karena Gerung tidak bisa, maka diundur pada Desember 2018, dan kemudian diundur lagi pada Maret ini. Gerung menyanggupi hadir. Saat mendekati hari H, ada pihak di luar Unmuh yang meminta Gerung tidak hadir di diskusi tersebut.
Sampai waktu istirahat adzan dzuhur, Kamis (7/3/2019) siang, Gerung belum hadir. Kepada sejumlah wartawan, Hazmi sempat berujar kalau Gerung tidak hadir.
Ternyata sekitar pukul 12.10 Wib, suara sirine mendekati kawasan Unmuh. Dan sekitar pukul 12.15 Wib, Gerung dengan pengawalan ketat pihak internal Unmuh, memasuki Gedung Ahmad Zaenuri. Dia langsung masuk ke area panggung. Bersama dia, ada M Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN.
Gerung berpidato sekitar 15 menit. Setelah dia berpidato, Said Didu juga berpidato sebentar. Setelahnya, Gerung turun panggung juga dengan pengawalan ketat. Tidak ada waktu wawancara antara Gerung dengan wartawan. Gerung sempat masuk ke gedung rektorat Unmuh selama beberapa menit, dan setelahnya pergi meninggalkan gedung itu memakai mobil berplat hitam.
Hazmi menceritakan, Gerung datang ke Unmuh dengan mobil ambulans Klinik Unmuh Jember.
"Seorang pembicara nasional sampai begitunya, untuk bicara saja susah. Pada prinsipnya, kami menghormati perbedaan sepanjang tidak ada tekanan fisik, karena kami tidak pernah menekan pihak manapun. Dan ini bukan kampanye karena ini bukan domain kami, kami di wilayah kampus," imbuh Hazmi.
Meski dengan pengawalan ketat untuk Gerung, diskusi itu berjalan lancar sampai selesai. Gedung itu dipenuhi peserta diskusi. Peserta tidak hanya mahasiswa, tetapi juga simpatisan Paslon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Sita, seorang perempuan dari Kecamatan Kalisat menegaskan dirinya hadir di diskusi itu untuk mendengarkan pidato Rocky Gerung. 'Saya memang nge-fans sama Bang Rocky. Saya ingin bertemu beliau sebelum Pemilu. Saya juga relawan Garbi (Gerakan Arah Baru Indonesia), dan juga relawan gerakan 2019 ganti presiden," ujar Sita. Sita telah tiba di gedung itu sejak pukul 08.00 Wib, dan setia menunggu sampai Gerung tiba di acara tersebut.
Sejatinya diskusi itu dimulai pukul 08.00 Wib dan berakhir pukul 12.00 Wib. Tetapi Gerung baru masuk ke gedung sekitar pukul 12.15 Wib.
4. Naik ambulans
Rocky Gerung Ubah Penampilan demi Bisa Sampai ke Acara di Universitas Muhammadiyah, Jember pada Kamis (7/3/2019)
Rocky Gerung tetap menghadiri acara talkshow di Universitas Muhammadiyah Jember meski mendapat penolakan dari sejumlah pihak.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN yang juga merupakan tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Said Didu yang turut hadir menceritakan perjuangan mesti dilalui Rocky Gerung demi sampai di acara tersebut.
Said Didu bahkan menyebut bahwa Rocky Gerung sempat diadang oleh sejumlah pihak.
"Insya Allah saya dan Pak @rockygerung tetap akan ke Jember hari ini," tulis akun Twitter Said Didu
Said Didu mengomentari video sejumlah pihak yang memprotes pihak Universitas Muhammadiyah yang mengundang Rocky Gerung
Said Didu juga mencuitkan bahwa acara talkshow yang dihadiri Rocky Gerung sudah selesai
Dalam cuitannya, Said Didu menulis pihak Rocky Gerung sempat mendapat pengadangan ketika masuk ke wilayah Jember.
"Alhamdulillah acara di Jember yg sangat sebentar sdh selesai.
Mulai dari pembatalan di BanyuwangI, penghadangan masuk Jember (terpaksa main kucing2an agar bisa tiba di lokasi) makin membulatkan tekad kami untuk berjuang mewujudkan Indonesia yg nyaman buat semua." tulisnya.
(Tribunnews/Surya)