Komunitas MKB, Pengamen Jalanan Kota Tua yang Sudah Keluarkan Single

Di balik keramaian pengunjung yang memenuhi Taman Fatahillah, terdengar lantunan lagu-lagu yang cukup enak didengar dari salah satu sudut area itu.

TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Pengamen jalanan dari komunitas MKB menghibur para pengunjung di Taman Fatahillah. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra‎

TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Di balik keramaian pengunjung yang memenuhi Taman Fatahillah, terdengar lantunan lagu-lagu yang cukup enak didengar dari salah satu sudut area itu.

Puluhan pengunjung tampak duduk bersila menyaksikan penampilan beberapa anak muda yang sedang beraksi disana.

Diiringi alat musik gitar, bass dan dilengkapi sound system membuat penampilan mereka layaknya seorang musisi yang sedang mini konser.

Mereka adalah anak-anak yang tergabung dalam komunitas MKB alias Musik Kota Tua Bersatu.

Balon (28) salah satu anggota dari komunitas MKB mengatakan keberadaan ia dan teman-temannya di sudut Taman Fatahillah sudah sejak satu tahun terakhir.

Mereka awalnya adalah para pengamen yang ada di kawasan Kota Tua.

Namun, karena saat ini pengamen dilarang berada di kawasan Kota Tua, mereka pun diberikan tempat oleh pengelola untuk berkreasi di tempat ini.

‎"Kita ini yang biasanya ngamen disini. Cuma kan sekarang pengamen enggak boleh makanya kita disediakan tempat untuk manggung disini," kata Balon kepada TribunJakarta.com, Sabtu (9/3/2019).

Balon menyebut anggota resmi yang terdata di Komunitas MKB mencapai 30 orang. Mereka pun diperkenankan tampil di tempat itu secara bergantian setiap harinya.‎

"Kalau yang enggak terdaftar lebih banyak lagi. Kita gantian aja mainnya. Kita main dari jam 12 sampai jam 10 malam karena setalah itu disini harus steril," kata Balon.

Sebagai pengamen jalanan, Balon mengatakan anak-anak Komunitas MKB mengandalkan pemasukan dari para pengunjung yang memberikan uangnya.

Layaknya pengamen jalanan, sebuah kardus ‎untuk menampung uang dari para pengunjung diletakan di depan tempat mereka bernyanyi.‎

Kalau untuk akhir pekan atau pun hari libur, ia menyebut rekan-rekan Komunitas MKB bisa mendapatkan uang sampai Rp 1 juta.‎

Nantinya uang tersebut dibagi rata kepada setiap anggota yang tampil dan ada sebagian yang dimasukan ke dalam uang kas mereka.

"Kalau dapat banyak kita bagi rata dan sebagian kita masukin ke kas. Tapi kalau cuma sedikit kita bagi-bagi aja yang penting bisa buat makan," ujarnya.

Balon menuturkan, uang yang disimpan dalam kas tersebut nantinya digunakan untuk membeli beragam keperluan alat musik untuk semakin menunjang penampilan mereka.‎

Sudah keluarkan single

Meski hanyalan pengamen jalanan, Balon menyebut Komunitas MKB telah mengeluarkan single yang berjudul "Apa Yang Kita Punya"

Dikatakannya, lagu tersebut terinspirasi dari apa yang mereka alami dan rasakan sebagai pengamen jalanan.

Badut Pengamen Takjub dengan Baim Wong, Sampai Berlutut di Jalanan Padat

Cari Uang Tambahan, Pengamen di Bekasi Nekat Jadi Pelaku Begal Demi Bayar Utang

"Lagu itu berdasarkan apa yang kita rasakan sebagai pengamen jalanan. Ya seputar suka duka kita aja sebagai pengamen yang suka dianggap sebelah mata," kata Balon.

Bahkan, Balon menyebut video klip lagu tersebut juga dibuat oleh mereka di Taman Fatahillah dan sudah ditonton sebanyak 1.625 kali di akun youtube Musik Kota Tua Bersatu.‎

"Karena kami ingin buktikan bahwa enggak selamanya pengamen itu dianggap sebelah mata, kita juga bisa kok berkarya," kata Balon.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved