Tribun Wiki
7 Kasus Pembunuhan Abad 20 yang Belum Terpecahkan Hingga Hari Ini, Menghilang Tanpa Jejak
Kasus-kasus ini ada yang sudah tertimbun sejak awal abad 20. Ada korban yang mati mengenaskan, ada juga yang menghilang tanpa jejak.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Wahyu Aji
Selama aksinya, pembunuh misterius ini menghilangkan nyawa lebih dari 10 orang di rumah mereka masing-masing. Namun, tak pernah ada barang yang diambil dari tempat tinggal korban. Hingga hari ini, identitas pembunuh tak diketahui, meskipun ada banyak teori yang beredar.
Kebanyakan korban berkebangsaan Italia-Amerika memunculkan spekulasi, motif pembunuhan berlatar belakang suku atau memiliki hubungan dengan mafia atau kelompok kriminal yang terorganisir. Teori lain menyatakan target utama pembunuh adalah wanita.
Beberapa tahun kemudian, kriminolog Colin dan Damon Wilson berteori, Pria Kapak hanya membunuh pria jika mereka menghalanginya untuk membunuh wanita. Teori ini didukung oleh kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga, namun suaminya yang tidak menyadari kehadiran si pembunuh, tidak ikut dibunuh.
Pembunuhan oleh Pria Kapak yang terakhir terjadi pada 27 Oktober 1919, ketika Mike Pepitone dibunuh di kamarnya. Ada beberapa nama tersangka yang sudah dikantongi penyelidik saat itu selama bertahun-tahun. Colin dan Damon Wilson yakin pembunuhnya adalah Joseph Momfre, seorang pria yang ditembak mati pada tahun 1921, oleh seorang wanita yang mengaku sebagai janda Pepitone.
Sementara kriminolog lain, Richard Warner mengklaim bahwa tersangka utama yang menjadi Pria Kapak ialah Frank “Doc” Mumphrey, seorang pria yang baru-baru saja pindah dari New Orleans ke Los Angeles dan memiliki hubungan dengan keluarga-keluarga mafia. Mumphrey juga menggunakan nama samara “Leon Joseph Monfre”.
4. Pembunuhan Nora Fuller (1902)
Pada 10 Januari 1902 di San Francisco, gadis berusia 15 tahun bernama Nora Fuller melihat sebuah iklan di San Francisco Chronicle yang mencari “gadis muda penjaga bayi-rumah nyaman dan upah menarik”. Ia kemudian berbicara dengan ibunya dan melamar pekerjaan itu.
Hari berikutnya, sebuah kartu pos tiba di rumah keluarga Fuller, meminta Nora untuk datang ke sebuah restoran terkenal untuk wawancara dengan John Bennett. Dengan gembira, Nora meninggalkan rumahnya pukul 17.00 untuk janji bertemu pukul 18.00.
Beberapa jam kemudian, Nora menelepon rumah untuk mengatakan, Tuan Bennett menginginkan ia bekerja secepatnya. Itulah terakhir kalinya orang mendengar kabar darinya.
Sekitar pukul 17.00 hari itu, seorang yang telah dikenal baik oleh pegawai restoran memberitahukan kepada para pegawai, ia tengah menunggu seorang gadis muda dan meminta mereka untuk mengarahkan gadis itu ke meja yang telah dipesannya ketika gadis tersebut tiba. Kemudian, ia menghilang begitu saja dari restoran.
Semua petunjuk mengarahkan, pria tersebut adalah John Bennett, seseorang yang membuat janji bertemu Nora. Namun tak diketahui apakah Nora benar-benar bertemu dengannya atau tidak.
Pada 16 Januari, lima hari setelah Nora meninggalkan rumahnya, Ibunda Nora, Nyonya Fuller menghubungi polisi untuk melaporkan hilangnya Nora. Hampir tiga minggu kemudian, tubuh Nora ditemukan saat inspeksi rutin perusahaan di bangunan yang baru saja dikosongkan.
Tubuh telanjang Nora tergeletak di tempat tidur dalam sebuah rumah yang tak memiliki perabotan lain. Hasil otopsi menunjukkan Nora dicekik hingga tewas dan mungkin dibunuh tak lama setelah ia meninggalkan rumahnya hampir sebulan sebelum penemuan jenazah.
Bangunan tersebut telah disewa oleh Mr. Howard, yang telah menandatangani kontrak sewa hanya dua bulan sebelumnya. Penyelidikan awal polisi menyimpulkan Howard dan Bennett merupakan orang yang sama. Namun, identitas asli dan keberadaan orang tersebut hingga kini tak pernah diketahui.
5. Pembunuhan di Hutan Kluxen (1921)
Tanggal 6 Oktober 1921, headline koran yang seharusnya menampilkan kejuaraan bisbol dunia justru mengumumkan penemuan suram: pembunuhan sadis gadis kecil berusia 12 tahun dari Madison, New Jersey.
Janet Lawrence tewas setelah ditikam sebanyak 25 kali, dan lehernya digorok. Jasadnya ditemukan di hutan Kluxen, di jalur yang biasa ia lewati ketika berjalan sepulang dari sekolah. Sebuah sapu tangan melilit lehernya, sementara tangan dan kaki Janet terikat jenis tali rami yang biasanya digunakan untuk mengikat semak-semak mawar.
Petunjuk terakhir tersebut mengarahkan dugaan penyelidik, pembunuhnya kemungkinan merupakan pekerja rumah kaca. Tanpa petunjuk lain, mereka mulai menangkap siapa saja yang mungkin memiliki hubungan, meski sedikit, dengan kejahatan tersebut.
Seorang remaja laki-laki 14 tahun bernama Francis Kluxen yang tengah berburu di hutan pada hari pembunuhan Janet, merupakan orang yang pertama ditangkap. Meski ia memiliki pisau lipat Pramuka, namun tidak ada darah pada pakaiannya dan tak ada tanda-tanda ia berada di dekat area ditemukannya jasad Janet. Polisi dikritik atas penangkapan Kluxen, dan kemudian ia dibebaskan tanpa dakwaan.
Polisi kemudian menyatakan mereka mencari orang yang berpakaian kumal yang terlihat di sekitar area pembunuhan. Segera saja, mereka menangkap Frank Felice, seorang tunawisma. Tapi kemudian Felice dibebaskan segera.
Selanjutnya, Frank Ruke yang ditangkap. Ketika ia menolak untuk berbicara dengan detektif, mereka membawa Ruke ke TKP untuk memaksanya memperagakan tindakan pembunuhan yang polisi duga telah dilakukannya. Tetapi Ruke menolak untuk melihat area di mana tubuh gadis kecil itu ditemukan. Meskipun terjadi pertentangan seru dengan para polisi, Ruke akhirnya dibebaskan karena kurangnya bukti.
Setahun kemudian, polisi kembali menangkap Francis Kluxen. Kali ini, Kluxen harus menghadapi persidangan. Ketika disidang, Kluxen menyampaikan catatan detail pergerakannya pada hari pembunuhan Janet. Seminggu kemudian, ia divonis bebas. Sekali lagi, polisi dikritik keras karena sembarang tangkap tanpa menyajikan bukti jelas jika Kluxen bersalah.
Polisi terus saja menangkap beberapa orang tak bersalah lain atas pembunuhan Janet Lawrence. Tapi pembunuh aslinya tak pernah tertangkap, dan kasus pembunuhan Janet tak terungkap.
6. Pembunuhan Caroline Luard (1908)
Sekitar pukul 14.30 pada 24 Agustus 1908, Caroline Luard dan suaminya, Mayor Jenderal Charles Luard, meninggalkan kediaman mereka di Kent untuk berpergian bersama.
Ketika pasangan tersebut tiba di Crown Point, mereka pergi ke arah yang berbeda. Jenderal Luard mengambil tongkat golfnya, sementara Caroline menuju rumah musim panas mereka. Itulah terakhir kalinya Jenderal Luard melihat istrinya hidup.
Sekitar pukul 16.30, Jenderal Luard pulang ke rumah. Ia menjadi khawatir karena ternyata istrinya belum pulang. Sore itu, mereka mengundang seorang rekan, Nyonya Stuart, untuk minum teh bersama. Dan tidak biasanya Caroline terlambat dalam pertemuan dengan rekan perusahaan.
Jenderal Luard kemudian berjalan menuju ke rumah musim panas. Sesampainya di sana, ia menemukan tubuh istrinya yang sudah tak bernyawa dengan dua lubang bekas peluru di kepalanya.
Investigasi polisi menunjukkan Caroline ditembak sekitar pukul 15.15 dalam upaya perampokan. Annie Wickham, seorang ibu rumah tangga yang tinggal tak jauh dari situ, serta Daniel Kettle, seorang buruh tani, keduanya mengatakan pada polisi, mereka mendengar dua ledakan keras seperti tembakan siang itu.
Meskipun telah terbukti Jenderal Luard berada di lapangan golf saat istrinya terbunuh, banyak masyarakat kota yang menganggapnya sebagai tersangka utama. Ia juga menerima sejumlah surat tuduhan dan ancaman setelah kematian istrinya. Kombinasi surat-surat dan pertanyaan-pertanyaan ekstensif tentang kematian istrinya membuat Jenderal Luard semakin terpuruk.
Ia akhirnya meninggalkan rumah keluarganya dan tinggal sementara waktu bersama rekannya, Kolonel Ward. Luard bercerita kepada Ward, tekanan yang ditujukan padanya sejak kematian istrinya sudah tak tertahankan lagi.
Tak lama kemudian, Luard berjalan ke persimpangan kereta West Farleigh dan menabrakkan dirinya ke kereta ekspress yang saat itu melintas. Hingga saat ini, identitas pembunuh Caroline tak pernah terungkap.
7. Pembunuhan Willie Starchfield (1914)
Willie Starchfield baru berusia lima tahun ketika ia dicekik hingga tewas dan jasadnya disembunyikan di bawah tempat duduk di kompartemen kereta.
Seorang anak laki-laki yang bekerja sebagai kurir menemukan jasad Willie pada sore hari tanggal 8 Januari 1914, di Stasiun Mildmay Park. Bekas yang terdapat pada leher bocah menunjukkan ia dijerat dengan sepotong kabel yang kuat.
Bocah malang tersebut dengan cepat diidentifikasi sebagai Willie, putra John dan Agnes Starchfield, pasangan yang telah bercerai. Willie tinggal bersama ibunya. Sebelumnya, Agnes menyuruhnya untuk mengerjakan tugas. Itulah kali terakhir ibunya melihat Willie dalam keadaan hidup.
Laporan petugas penyidik kematian menyatakan kematian Willie terjadi di rentang waktu 14.00 hingga 15.00. Ketika kereta melakukan beberapa perjalanan, tubuh anak yang dibaringkan itu tak diketahui, hingga ditemukan pada sore harinya.
Ayah Willie telah ditanyai kemana saja ia pergi pada hari kematian Willie. Ia menyatakan dirinya berada di tempat tidur di sebuah rumah penginapan pada hari itu, dan ia sudah tidak bertemu putranya selama tiga minggu.
Sepotong kabel telah ditemukan oleh dua petugas kereta di jalur yang dilalui kereta Willie pada hari pembunuhan itu. Sementara itu, saksi lain menyatakan, ia melihat seorang pria di kompartemen kereta “membungkuk di atas sesuatu dan tampaknya mengikat bungkusan".
Mungkin, saksi yang paling penting ialah Clara Wood, yang mengenali ayah Willie dan melihatnya bersama seorang bocah laki-laki kecil di jalan. Anak laki-laki tersebut tampak sedang memakan sepotong kue.
Starchfield dengan tegas membantah dirinya membunuh anaknya tapi akhirnya ia harus menjalani persidangan. Saat persidangan, tuntutan jaksa gugur. Wood dianggap saksi yang kurang bisa dipercaya karena tidak dapat mengingat rincian penting ketika ditanya.
Saksi potensial lain mencoba bunuh diri sebelum dimulainya persidangan dan tidak dipanggil untuk bersaksi. Karena tidak ada bukti dan saksi kuat, Hakim pun memvonis bebas ayah Willie. Sementara pembunuh yang sebenarnya tak terungkap hingga kini. (National Geographic Indonesia/List Verse/Berbagai sumber)