Alasan Keluarga Tak Mau Menjemput ODMK dan ODGJ di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3

Jumlah Pengguna Layanan Sosial (PLS) yang ditampung di Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Harapan Sentosa 3 saat ini telah melebihi kapasitas.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA
Jumlah Pengguna Layanan Sosial (PLS) yang ditampung di Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Harapan Sentosa 3 saat ini telah melebihi kapasitas. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM‎, GROGOL PETAMBURAN -  Jumlah Pengguna Layanan Sosial (PLS) yang ditampung di Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Harapan Sentosa 3 saat ini telah melebihi kapasitas.

Saat ini, tercatat ada 535 penyandang Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berstatus PLS yang ditampung di panti ini.

‎Kepala PSBL Harapan Sentosa 3, Sarima menyebut salah satu faktor membludaknya PLS disini karena masih ada pihak keluarga mereka yang tak mau mengambilnya.

Diketahui, PLS yang ditampung di PSBL Harapan Sentosa 3 ‎adalah mereka yang sudah masuk tahap pemberdayaan atau tahap ringan menuju pemulihan.

Sehingga apabila ada anggota keluarga yang ingin menjemputnya sudah diperbolehkan pulang.

"PLS disini memang mereka yang kami angkut dari jalanan karena tak punya keluarga. Kalau pun ada keluarganya, tapi ada juga yang tidak mau mengambilnya," kata Sarima kepada TribunJakarta.com, Sabtu (16/3/2019).

Sarima menyebut beragam alasan yang disampaikan pihak keluarga yang tak mau menjemput PLS disini.

"‎Ada yang bilang tidak mampu membiayainya bila menanggung dia diluar, ada juga yang mengaku tidak mampu mendampingi mereka," kata Sarima.

‎Apabila sudah seperti itu, maka PLS tersebut tetap tinggal di PSBL Harapan Sentosa hingga ada niat keluarga untuk menjemputnya.

Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru Nyengir Difoto, Luna Maya: Cukup Banyak Buat Hati Hancur

Ibunda Syahrini Beberkan Harapannya, Ini Sikap Reino Barack Setelah Nikah

Sudutkan Muslim di Kasus Terorisme, Senator Fraser Anning Ditimpuk Telur saat Diwawancari Media

Dari 535 PLS di tempat ini, Sarima menyebut 60 persen diantaranya merupakan warga luar Jakarta. Mereka diangkut dari jalanan lantaran tak memiliki tempat tinggal.

"Prinsip kami itu memanusiakan manusia, bagaimana pun mereka juga manusia yang harus mendapatkan haknya‎ karena itu kami bina dengan ketelatenan," ujarnya.

Sementara itu, menurut Baharudin selaku psikolog klinis yang membimbing PLS di PSBL Harapan Sentosa 3 mengatakan untuk menangani PLS menuju fase pemulihan diperlukan lingkungan yang mendukung.

Karenanya, apabila mereka dibawa oleh pihak keluarga ‎namun tidak bisa menanganinya dengan baik justru akan memperparah kondisi psikologis mereka.

"Kalau keluarga tidak peduli dengan mereka ini lebih parah dibanding di panti. Tapi di panti juga kan ada batasnya karena bagaimanapun disini adalah keluarga buatan bukan keluarga asli," kata Baharudin.

"Jadi yang terpenting adalah lingkungan kondusif dan penanganan yang harus dari hati," lanjutnya.‎

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved