Setuju Tarif MRT Digratiskan, Masyarakat Transportasi Indonesia: Untuk Tingkatkan Antusiasme

"Usulan menggratiskan tiket MRT sangat tepat, untuk meningkatkan antusiasme masyarakat menggunakan transportasi umum," kata dia.

Editor: Erik Sinaga
Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono
Presiden Joko Widodo 

TRIBUNJAKARTA.COM- Perdebatan panjang terkait penetapan tarif kereta cepat Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) berujung pada usulan Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta untuk menggratiskan tiket MRT.

Usulan tersebut pun ditangkap positif Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jakarta bidang perkeretaapian, Aditya Dwi Laksana.

Menurutnya, keputusan untuk menggratiskan tiket MRT dan LRT pada tahun pertama beroperasi merupakan langkah tepat.

Sebab, waktu peresmian yang tinggal menghitung hari, yakni Minggu (24/3/2019), sementara besaran tarif belum kunjung disepakati oleh DPRD DKI Jakarta hingga rapat koordinasi ketiga yang digelar di gedung DPRD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat pada hari ketiga ini, Rabu (20/3/2019).

"Usulan menggratiskan tiket MRT sangat tepat, untuk meningkatkan antusiasme masyarakat menggunakan transportasi umum. Karena juga waktunya itu sekarang tidak tepat untuk membahas tarif, sementara waktu mepet peresmian," jelasnya dihubungi pada Rabu (20/3/2019).

Dirinya mengusulkan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama DPRD DKI Jakarta dapat menyepakati usulan tersebut. Karena menimbang sejumlah sarana dan prasarana MRT ataupun LRT yang masih dalam jaminan garansi.

"Jadi tidak ada yang dirugikan, karena semuanya masih garasi. Tapi untuk menutupi biaya operasional ya tetap harus ada subsidi selama tahun pertama operasional," jelasnya.

Tidak Gratis

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyebut besaran tarif MRT maupun LRT akan disesuaikan dengan jarak tempuh setiap penumpang, yakni sebesar Rp 1.000 per kilometer, sehingga asumsi besaran subsidi untuk menutupi operasional MRT Jakarta sebesar Rp 513 miliar per tahun.

"Tarifnya itu menyesuaikan jarak tempuhnya, jadi tiap titik keberangkatan dan kedatangan itu nanti akan menentukan berapa besarannya. Tapi secara umum rata-rata kira-kira sekitar kurang lebih Rp 1.000 per kilometer," kata Anies usai memberikan pengarahan dalam Musrenbang Jakarta Selatan di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan pada Rabu (20/3/2019).

Polisi Tangkap 9 Anggota Sindikat Pemalsu Materai Rp 6.000: Transaksinya Hingga Miliaran Rupiah

Sandiaga Uno Janjikan 2 Jtua Lapangan Kerja di Hadapan Warga PIK Cakung

Pedagang Pecel Lele yang Dikeroyok Pembelinya Alami Luka Serius di Wajah

Lewat penetapan tarif tersebut, masyarakat katanya dapat mempertimbangkan pilihan moda transportasinya. Sebab, Anies menganalogikan apabila seseorang hendak bepergian dari Stasiun Lebak Bulus menuju Stasiun Fatmawati, seseorang hanya harus membayar tiket sebesar Rp 3.000 per orang.

Nilai tersebut katanya tidak hanya terjangkau, tetapi juga menguntungkan dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Pasalnya, cukup membayarkan uang sebesar Rp 3.000, waktu tempuh yang dibutuhkan masyarakat lebih cepat sekaligus terhindar dari kemacetan.

"Itu semua sudah dimasukan juga, termasuk bila harus menggunakan kendaraan pribadi. Berapa biaya yang harus dikeluarkan jadi sudah dimasukkan semua faktor itu," jelasnya menegaskan tarif MRT tidak akan digratiskan dalam tahun pertama beroperasi. (Dwi Rizki)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Masyarakat Transportasi Indonesia Setuju Tarif MRT Digratiskan

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved